BANDA ACEH – Atlet angkat besi (Lifter) Natasya Beteyob, meraih medali emas kedua untuk Papua dari Cabang Olahraga (Cabor) angkat besi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
Ia berhasil menjadi yang terbaik pada kelas 59 kilogram putri saat laga di venue Komplek Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Jumat, 6 September 2024. Sebelumnya di posisi yang sama, atlet angkat besi Ricko Saputra juga meraih medali emas di kelas 61 kilogram putra.
Natasya berhasil membukukan total angkatan 214 kilogram dengan rincian snatch 97 kilogram dan clean and jerk 117 kilogram.
Natasya Beteyob terinspirasi lifter putri tersukses Indonesia, Lisa Rumbewas. Tapi, jalan menempuh sang legendaris itu teramat berliku. Natasya dan Lisa sama-sama berasal dari Tanah Papua. Hanya berbeda generasi. Natasya mencoba menjejaki peraih medali perak Olimpiade Sydney tahun 2000 dan Athena 2004 kelas 53kg.
Natasya belum sampai ke sana. Lifter Papua ini kurang beruntung pada Kejuaraan Dunia di Phuket l, Thailand 2024 lalu. Tampil di kelas 59kg, dia berada di posisi 13- hanya 10 lifter – yang diboyong ke Olimpiade Paris 2024. Natasya hanya mampu mengangkat beban total 213kg (snatch 98kg dan clean and jerk 115kg.
Kini, di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, catatan itu diperbaikinya. Jumat 6 September 2024, total dia mampu mengangkat barbel seberat 214kg (snatch 97kg dan clean and jerk 117kg). Sekaligus memecahkan rekornas dan rekor PON yang sebelumnya berada di angkatan 109 kg untuk clean and jerk dan 195 kg untuk angkatan total.
Pencapaian itu membuatnya meraih medali emas untuk kontingen Papua. Medali perak diraih oleh Sarah, lifter asal Jawa Barat yang membukukan total angkatan 205 kilogram dengan rincian snatch 92 kilogram dan clean and jerk 113 kilogram.
Medali Perunggu diraih Lifter Jambi Tania Constantia dengan angkatan total 178 kilogram dengan snatch 78 kilogram dan clean and jerk 100 kilogram. Posisi keempat diraih oleh Jawa Tengah, Tasya Rizki dengan total angkatan 174 kilogram, snatch 77 kilogram dan clean and jerk 97 kilogram.
“Puji Tuhan saya bisa memberi medali emas untuk Papua dan memecahkan rekor PON. Saya memang bertekad meraihnya setelah PON 2021 di Papua, hanya mendapat perak kelas 55kg,” ungkap Natasya saat ditemui di GOR Angkat Besi Komplek Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Atlet yang lahir pada 10 September 2000 ini, mengatakan medali emas PON XXI Aceh-Sumut ini memotivasinya untuk mewujudkan impiannya. “Tentu saja saya ingin menembus Olimpiade. Saya terinspirasi dengan perjuangan Kak Lisa dalam meraih prestasi,” ungkapnya.
Bagi lifter Natasya Beteyob, Lisa Rumbewas merupakan sumber inspirasi. Tak pelak, Natasya mencoba mengikuti jejak Lisa kendati jalan itu masih panjang. “Perjalanan saya menuju seperti yang Ka Lisa raih memang masih panjang. Tapi, saya akan berusaha wujudkan impian itu,” pungkasnya.
Selepas PON XXI, dia berharap bisa tampil di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Qatar, Desember 2024. “Perlahan saya akan meningkatkan angkatan saya baik dalam latihan maupun pertandingan. Doakan ya,” imbuhnya.
Ketua Pengprov PABSI Papua, Elpius Hugi melayangkan apresiasi kepada para atletnya yang sudah meraih prestasi dan mengharumkan nama Papua di kancah nasional.
“Ini merupakan perbaikan prestasi PON di Papua, dan luar biasa di Aceh dan anak-anak PABSI Papua mendulang medali emas dengan sangat gemilang,” ungkap Elpius Hugi.
Senada dengan itu, oficial Angkat Besi Papua, Yanti juga mengaku bahwa capaian ini sudah sesuai dengan apa yang mereka targetkan sejak awal.
“Empat atlet, 2 medali emas. Sesuai dengan target,” ujar Yanti.
Saat ini, kontingen Papua sudah mengoleksi 3 medali emas. Satu medali emas lainnya hadir dari cabor dayung nomor Canoe C-2 Putri 500 meter pasangan Sheila Monim dan Yunita Aprilia Suebu.