SENTANI- Mantan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Jayapura, Adolof Yoku mengajak kepada semua petani untuk terus menanam agar terhindar dari keterpurukan ekonomi ditengah wabah Covid-19.
Ajakan tersebut disampaikannya saat melakukan penanaman sayur dan padi di Kampung Yoboi, Jumat (17/4) sore.
“Lagipula aktivitas petani dikebun kan tidak berhubungan dengan masyarakat luas sehingga tidak mungkin terpapar corona. Makanya saya mengajak petani untuk ayo tetap menanam karena kebutuhan makanan akan meningkat sedangkan penghasilan masyarakat berkurang. Apalagi di tambah pasokan makanan di Kabupaten Jayapura semakin menipis akibat adanya pembatasan aktivitas dan juga larangan sementara kapal dan pesawat komersial mengangkut penumpang masuk Papua,”ujarnya.
Dia juga meminta tim ekonomi dari pemerintah Kabupaten Jayapura ikut membantu bupati.
“Jangan hanya duduk diam di gugus tugas saja tetapi tidak ada gerakan nyata seperti peternakan perlu lakukan penyiapan daging atau program penggemukan sapi dan lain sebagainya” harapnya.
Menurutnya, pemenuhan pangan lokal sangat perlu difikirkan dari sekarang karena kondisi saat ini tidak bisa ditentukan pada bulan mei apakah wabah virus Corona akan berakhir. apalagi masyarakat kini hanya bisa menunggu dengan berdiam diri di rumah sampai betul-betul telah ditemukan obatnya.
“Jadi orang perlu menyiapkan pangan, kalau pangannya aman di kabupaten Jayapura orang tidak teriak kelaparan, sangat berbahaya kalau orang tidak mau menanam dan pangan lokal tidak tersedia orang bisa mencuri dan baku bunuh untuk cari makan saja,” cetus Adolf.
Karena itu, Adolf berharap masyarakat kiranya dengan situasi sekarang bisa memanfaatkan lahannya untuk dijadikan lahan pertanian, dan mulai berfikir untuk menjadi petani. Jadi meski situasi sedang terpuruk karena wabah corona, sebagai petani tidak resah apalagi takut tidak dapat makan.
“Jadi saat bulan-bulan tertentu dia panen singkong, talas dan lain sebagainya dia dapat uang artinya dalam kondisi sekarang dia bisa membawa hasil panen ke pasar dan dapat uang, juga untuk konsumsi dirinya dan keluarga,” paparnya.
Meskipun dirinya bersama kelompok tani Ayoo Kerja tetap melakukan aktivitas diluar rumah, namun Adolf selalu mengingatkan para petani lokal itu tentang penyuluhan dan juga pengendalian jaga jarak (Physical Distancing) terhadap kelompok tani Ayoo Kerja saat berada di lahan seluas 10 hektar yang digarap bersama-sama.
“Saya sering mengingatkan mereka sebelum dan setelah beraktivitas harus cuci tangan dengan sabun, kemudian jaga jarak saat melakukan komunikasi dengan petani lainnya. Serta menggunakan masker saat hendak pergi dan pulang dari bercocok tanam,” imbuhnya.
“Dengan demikian, saya juga berharap kelompok tani ini jangan stop bekerja, jangan dengar ada bantuan sosial seperti beras, gula dan lainnya yang hanya dimakan sebentar saja dan cuma akan mengobati rasa lapar sesaat. Jadi saya ajak petani kerja keras dibantu kita para penyuluh di lapangan,” tukasnya.