MERAUKE- Wakil Bupati Merauke, Fauzun Nihayah menegaskan bahwa berbicara tentang stunting berarti berbicara soal masa depan anak dan generasi emas yang ada di Kabupaten Merauke. Sesuai yang tertera pada Perpres 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting maka harus melibatkan lintas sektor di antaranya lingkup OPD.
Pasalnya, mengatasi stunting bukan hanya tugas Dinas Kesehatan saja tetapi turut melibatkan instansi lainnya. Berbicara stunting juga tidak terlepas dari ketahanan pangan, bagaimana menggerakkan pemahaman stunting hingga di kampung-kampung, harus ada sanitasi yang baik, mengoptimalkan sosialisasi tentang stunting dan lain sebagainya.
“Jadi dinas-dinas yang lain juga terlibat. Sekali lagi saya tegaskan bahwa ini bukan menjadi tanggung jawab satu dinas saja. Apalagi dalam hal ini butuh orang tua asuh. Nah, kalau dapat dimulai dari diri kita, bagaimana kita semua, bapak ibu sekalian punya semangat untuk mencegah stunting. Tentunya diharapkan Merauke bisa menjadi kabupaten bebas stunting,”terang wabup saat membuka rapat koordinasi lintas sektor Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) di Careinn Hotel, Senin (15/4).
Wabup menambahkan, jika pada tahun 2025 ini Merauke benar-benar bebas dari stunting tentunya menjadi hal yang sangat luar biasa. Akan tetapi Pemda tidak bisa bekerja sendiri, untuk itu ia mengajak semua masyarakat bisa terlibat. Ia mengingatkan tentang pentingnya sikap gotong royong demi mewujudkan Merauke yang mampu menghasilkan anak-anak cerdas, unggul dan luar biasa.
“Ini tugas kita bersama dan pihak Pemda berkomitmen untuk mencegah stunting hingga Merauke bebas stunting,”ujar Wabup.
Sementara itu Regina A. Yanggunada selaku Kabid Pemberdayaan dan Peningkatan Keluarga Sejahtera Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Merauke menyampaikan bahwa permasalahan stunting di Indonesia masih menjadi masalah serius yang berdampak pada kualitas SDM.
Stunting bukan hanya masalah kesehatan tetapi juga persoalan pembangunan manusia yang memiliki dampak jangka panjang terhadap kualitas SDM di Indonesia. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu yang cukup lama. Kondisi ini tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak tetapi juga berdampak pada perkembangan otak dan potensi anak di masa depan.(Iis)