Jayapura, – Menjelang hari Raya Lebaran Idul Fitri 2025, PT Pertamina Patra Niaga Papua-Maluku menyatakan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) aman dalam waktu 25 hari kedepan.
Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Isfahani mengatakan, secara umum kondisi ketahanan stok BBM aman. Pertamina berupaya menjaga ketahanan stok BBM pada kisaran rata-rata 25 hari kedepan.
Demikian disampaikan Isfahani kepada wartawan, Selasa (18/3) usai melakukan kunjungan untuk berkoordinasi dengan Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, dalam rangka persiapan pengamanan pasokan LPG dan BBM di Papua selama Lebaran Idul Fitri 2025. Kunjungan ini juga sekaligus sebagai bentuk perkenalan dirinya sebagai pejabat baru di PT Pertamina Patra Niaga Papua-Maluku.
Isfahani menyampaikan bahwa Pertamina akan terus berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Papua untuk memastikan kelancaran pasokan BBM di wilayah tersebut.
“Terkait dengan ketersediaan stok BBM, alhamdulillah sangat aman dan cukup. Pasokan BBM di Papua akan terus terjaga hingga 25 hari ke depan karena kami memiliki terminal BBM di Jayapura,” ujarnya.
Terkait isu BBM oblosan, Isfahani menegaskan bahwa Pertamina selalu memastikan jaminan mutu dan pengawasan yang ketat terhadap BBM yang disalurkan, sesuai dengan amanat undang-undang. BBM yang disalurkan juga diawasi oleh lembaga pemerintah terkait (migas).
“Masyarakat Papua tidak perlu khawatir, karena BBM yang ada di Papua sudah terjamin sesuai dengan mutu yang disarankan oleh pemerintah,” katanya.
Isfahani juga menyebutkan bahwa untuk daerah-daerah pegunungan Papua, Pertamina berkomitmen untuk menyediakan pasokan BBM melalui distribusi menggunakan pesawat terbang. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat serta mendukung perekonomian di wilayah tersebut.
Sementara itu, Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong, menyambut baik dukungan PT Pertamina dalam menyediakan pasokan BBM menjelang Lebaran Idul Fitri 2025 di Papua.
Ramses menyatakan bahwa salah satu tugas utama Pertamina adalah meyakinkan masyarakat Papua untuk mengembalikan kepercayaan mereka. “Tugas pertama Pertamina adalah bagaimana meyakinkan masyarakat untuk mengembalikan kepercayaannya, dan itu harus dilakukan secara masif kepada masyarakat,” ujar Ramses.
Ramses juga mengungkapkan bahwa selain memastikan ketersediaan stok BBM yang aman untuk 25 hari ke depan, yang tidak kalah penting adalah kelancaran distribusi BBM ke SPBU di seluruh Papua. “Distribusi BBM itu harus sampai tepat waktu di masing-masing SPBU di kota dan kabupaten,” jelasnya.
Ramses juga berharap ada dukungan dari Pertamina untuk pengusaha lokal Papua, terutama dalam penambahan jumlah SPBU di wilayah tersebut. “SPBU di Papua masih terbatas, kita butuh penambahan,” katanya.
Pj Gubernur juga mengingatkan agar Pertamina terus mengawasi harga BBM di Papua, yang masih relatif tinggi di beberapa wilayah. “Satgas BBM harus bekerja keras mengantisipasi penimbunan BBM di Papua. Pengawasan harus dilakukan dengan baik,” imbaunya.
Selain itu, Ramses mengingatkan tentang pentingnya transisi dari penggunaan minyak tanah ke gas di Papua. “Mutasi dari minyak tanah ke gas sudah harus dikonsep dari sekarang, agar pada waktunya seluruh masyarakat Papua sudah beralih ke gas. Mungkin dimulai dari Kota Jayapura,” harapnya.