MERAUKE,- Suka cita perayaan Imlek tahun ini begitu terasa di kalangan warga Merauke teristimewa etnis Tiong Hoa yang sudah lama menetap di daerah ini.
Seperti pada perayaan tahun-tahun sebelumnya, keluarga besar Yayasan Budi Luhur dan warga Tiong Hoa tahun ini turut berbagi suka cita dengan masyarakat yang ada di tanah Anim Ha melalui berbagai kegiatan.
Pada tahun 2025 ini masih dari kalangan anak muda yang dipercayakan menghandle seluruh kegiatan Imlek dari awal hingga selesai, termasuk puncak acara bertajuk perayaan Imlek bersama yang berlangsung di GOR Hiad Sai, Minggu (9/2).
Dalam hal ini Kristian Sutjiadi mendapat giliran diberikan amanah selaku ketua panitia dan mampu berjalan dengan baik.
Perayaan Imlek tersebut turut dihadiri jajaran Pemda Merauke, Pemprov Papua Selatan, bupati dan wakil bupati Merauke terpilih, unsur Muspida serta perwakilan etnis nusantara lainnya.
Dalam kesempatan itu turut dilakukan pemberian hadiah kepada juara lomba fashion show anak, pemberian angpao kepada Barongsai muda dan bantuan kepada sejumlah siswa tingkat SD, SMP dan SMA yang ada di Merauke.
Ketua Yayasan Budi Luhur, Venancius Ang menyampaikan bahwa sejak dilantik pada 9 Juni 2024 lalu pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Di antaranya melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan induk organisasi yang memayungi seluruh warga Tiong Hoa di Indonesia.
Pihaknya juga telah diberikan mandat dalam 6 bulan ke depan untuk membentuk kepengurusan Provinsi Papua Selatan. Oleh sebab itu ia meminta dukungan seluruh warga Tiong Hoa di Kabupaten Merauke agar rencana tersebut dapat berjalan dengan baik.
Sementara itu Ketua Etnis Tiong Hoa Kabupaten Merauke, Sastra Wijaya mengungkapkan bahwa tahun ini memasuki siklus tahun ular kayu yang diyakini sebagai periode yang penuh dengan perubahan dan transformasi.
Elemen kayu melambangkan pertumbuhan, pembaharuan dan kreativitas berpadu dengan cara berulang yang cerdas dan strategis. “Kombinasi ini menciptakan energi yang mendorong refleksi perencanaan serta langkah-langkah baru,”tukasnya.
Sastra mengajak seluruh warga Tiong Hoa untuk bahu membahu bersama pemerintah dan seluruh elemen masyarakat berpartisipasi demi kemajuan Kabupaten Merauke dan Provinsi Papua Selatan tercinta.
Pada kesempatan itu Sekda Merauke, Yeremias Paulus Ruben Ndiken mengemukakan bahwa tanah Merauke, tanah Malind sudah sudah lama berkolaborasi dengan orang Cina. Banyak orang tua terdahulu yang merupakan keturunan Cina. Jika di daerah Sulawesi disebut Cina Makassar, di Jawa ada Cina Surabaya maka di Papua khususnya di Merauke disebut Cina Marind.
“Terima kasih kepada seluruh warga Tiong Hoa yang telah hidup berdampingan selama ini di Kabupaten Merauke dan turut membangun negeri Malind dengan begitu luar biasa. Salah satunya di sektor ekonomi yang terbantukan dengan sangat baik,”pungkas sekda. (Iis)