Pasific Pos.com
Kota Jayapura

Impian Jemaat GKI Pengharapan Jayapura Miliki Gereja Baru Segera Terwujud

 

Jayapura –  Ketua Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GKI Pengharapan Jayapura, Pendeta Didimus E A Watopa, mengucapkan rasa syukur dan harapannya dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Gedung baru GKI Pengharapan Jayapura, pada Rabu 5 Februari 2025.

Dimana, acara peletakan batu pertama tersebut juga bertepatan dengan perayaan HUT Pekabaran Injil (PI) ke-170 Tahun dan 40 tahun usia gedung GKI Pengharapan Jayapura.

“Hari ini mimpi kami terwujud. Sejak 2017, atau 8 tahun yang lalu, panitia pertama dibentuk, tetapi panitia itu berhenti di tengah jalan. Kemudian, di tengah perjalanan, dibentuklah panitia kedua. Dalam perjalanan panitia kedua ini, almarhum Pdt. Daniel P. Yoweni, suami dari Ibu Wakil Ketua I DPR Papua, Herlin Beatrix M. Monim, turut hadir dan merencanakan pembangunan ini,”ungkap Pdt. Didimus kepada wartawan usai ibadah perayaan HUT PI GKI Pengharapan Jayapura Rabu, 5 Februari 2025.

Apalagi kata Pdt. Didimus, pada masa itu, harapan besar tertuju pada Dana Otonomi Khusus (Otsus) yang masih berjalan pada periode 2017-2020.

“Kami berharap gereja ini bisa mendapatkan dukungan lebih dari pemerintah. Saat itu, almarhum Gubernur Lukas Enembe masih ada, dan rencana pembangunan sudah pasti. Namun, karena kesiapan jemaat dan kehendak Tuhan, rencana itu tertunda,” ungkapnya.

Dengan seiring waktu berjalan lanjut Pdt. Didimus, peristiwa ini, membuat jemaat menaruh harapan besar pada Ibu Herlin Beatrix M Monim, yang juga merupakan warga jemaat GKI Pengharapan Jayapura.

“Kami berharap Ibu Herlin, sebagai Wakil Ketua I DPR Papua, dapat menghubungkan kami dengan pemerintah Provinsi Papua, terutama melalui DPR,”harapnya.

“Hanya dengan kemurahan Tuhan, di tengah perayaan 170 tahun PI dan 40 tahun usia gedung ini, kami bisa memulai pembangunan. Saya berterima kasih kepada Ibu Herlin Beatrix M. Monim-Yoweni, yang telah membawa semua tamu penting hari ini dan menghubungkan kami dengan pemerintah Provinsi Papua,” sambungnya.

Pdt. Didimus yang juga selaku Ketua Majelis Jemaat GKI Pengharapan mengungkapkan bahwa selama 40 tahun gereja ini berdiri, tidak pernah ada perwakilan pemerintah yang datang ke gereja ini sejak era DPRD Tingkat I Irian Jaya.

“Tapi, hari ini kami bersyukur karena rencana pembangunan yang telah dirintis 8 tahun lalu akhirnya bisa terwujud. Semua pihak yang terlibat dan memberikan partisipasi patut diapresiasi,”Pdt. Didimus.

Kendati demikian, Pdt. Didimus berharap agar jemaat GKI Pengharapan dapat menjadi mitra bagi seluruh pimpinan DPR.

“Ini adalah jemaat induk, jemaat yang menjadi momentum baik dalam hal integrasi maupun setelah berdirinya GKI pada tahun 1956. Gereja ini dibangun pada tahun 1962. Dengan kemitraan ini, kami berharap dapat terhubung lebih baik dengan pemerintah Provinsi Papua,”tuturnya.

Sebab kata Pdt. Didimus, dana yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung gereja baru ini diperkirakan menelan dana 80 miliar rupiah, walaupun jemaat tidak mampu menanggung biaya sebesar itu sendiri.

“Kami percaya Tuhan telah memberikan kami seorang ibu yang bertanggung jawab, yaitu Ibu Herlin, yang tidak hanya sebagai anggota jemaat tetapi juga sebagai Wakil Ketua I DPR Papua. Beliau ini telah membuka jalan bagi jemaat untuk bersatu hati dan meminta bantuan dari pihak lain,”ucapanya.

Pdt. Didimus juga menyampaikan bahwa pada tahun 2027, jemaat GKI Pengharapan Jayapura akan menjadi tuan rumah Sidang Klasis sehingga pembangunan gedung gereja ini harus segera dilakukan.

“Kami telah menyampaikan kepada Ibu Herlin Beatrix M. Monim untuk menjadi ketua panitia Sidang Klasis tersebut,” ujarnya.

Untuk itu, Pdt. Didimus menegaskan bahwa pembangunan gereja ini bukan hanya tentang fisik, tetapi juga tentang pertumbuhan rohani jemaat dan pelayanan bagi masyarakat dan momen bersejarah bagi jemaat GKI Pengharapan Jayapura.

“Kami berharap gereja ini dapat menjadi berkat bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang,”imbuhnya.

Sementara itu, masih ditempat yang sama, Ketua Klasis Port Numbay, Pendeta Andris Welfianus Tjoe, menegaskan pentingnya persatuan dan kebersamaan dalam perayaan HUT PI ke-170 Tahun ini.

Menurut Pdt Andris, perayaan ini merupakan momen bersejarah bagi seluruh masyarakat Papua, baik masyarakat asli maupun non-asli Papua.

“Hari ini kita merayakan hari yang sangat penting bagi Tanah Papua, yaitu hari Pekabaran Injil. Ini adalah momen yang tidak hanya bermakna bagi Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, tetapi juga bagi seluruh masyarakat yang hidup di tanah ini,” ungkapnya.

Pdt. Andris menjelaskan bahwa tema HUT PI kali ini mengajak semua orang, tanpa memandang suku atau latar belakang, untuk menyadari bahwa mereka sedang dilawat oleh Tuhan.

“Pelawatan ini bukan hanya untuk individu atau keluarga, tetapi juga untuk seluruh masyarakat. Kita harus menjaga kedamaian, ketertiban, dan menjadi agen pembawa kesejahteraan bagi negeri dan tanah yang kita cintai ini,”tandas Pdt. Andris.

Oleh karena itu, Pdt. Andris juga mengajak seluruh warga masyarakat untuk bersatu dalam membangun kota dan tanah Papua.

“Mari kita semua yang hidup di tanah ini bergandengan tangan, satu hati, satu pikiran, dan satu tindakan untuk membangun negeri dan tanah yang kita cintai. Di Kota Jayapura, kita berpegang pada motto *‘Satu Hati’*. Ini bukan hanya untuk orang Papua, tetapi untuk semua suku bangsa yang hidup di sini,”ajaknya.

Ia pun tekankan bahwa pembangunan Kota Jayapura bukan hanya tanggung jawab gereja, melainkan semua elemen masyarakat, termasuk pemeluk agama lain dan berbagai suku bangsa.

“Kita harus bekerja sama, tidak hanya sebagai umat Kristen, tetapi bersama semua agama dan suku yang ada di tanah ini,”imbuhnya.

Ia pun berharap, pembangunan gereja ini tidak hanya menjadi proyek fisik, tetapi juga menjadi wujud nyata dari persatuan dan kesehatian masyarakat.

“Gereja ini akan menjadi tempat ibadah, pusat spiritual, dan wadah pelayanan bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang,”tekannya.

“Jadi, mari kita jadikan momen ini sebagai langkah awal untuk membangun negeri ini dengan hati yang tulus, pikiran yang jernih, dan tindakan yang penuh kasih. Semoga Tuhan memberkati kita semua,”tutupnya.

Leave a Comment