Jayapura – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Papua, yang diwakili oleh Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua, Marwan Sileuw, memberikan arahan kepada para calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap pertama yang mengikuti Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan (SKTT) di lingkungan Kementerian Agama. Acara ini digelar di Kampus IAIN Fattahul Muluk Papua, pada Selasa (17/12/24).
Dalam arahannya, Marwan menekankan pentingnya kesiapan fisik dan rohani bagi para peserta untuk mengabdi di Papua, mengingat tantangan geografis dan sosial yang khas di wilayah tersebut.
Menurutnya, kesiapan individu, baik jasmani maupun rohani, merupakan kunci utama keberhasilan dalam menjalankan tugas di Papua. “Keberhasilan itu ada di tangan Bapak/Ibu sekalian, bukan di tangan kami yang duduk di depan,” ujarnya.
Marwan juga menegaskan bahwa bekerja di Papua membutuhkan komitmen yang tinggi. Dia mendorong para calon pegawai untuk mengadopsi prinsip “hidup dan mati di Papua” demi membangun dan mencerdaskan masyarakat Papua. Tantangan medan seperti gunung, sungai, serta keterbatasan infrastruktur harus dihadapi dengan kesiapan mental dan fisik.
“Orang yang berjuang di Papua harus berpikir seratus kali. Namun, setelah merasakannya langsung, Papua ternyata tidak seperti yang dibayangkan atau ditayangkan di televisi. Di sini, kerukunan dan kedamaian sangat terasa,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Marwan juga menyinggung soal moderasi beragama, dengan Papua sebagai contoh hidup kerukunan antarumat beragama. “Di sini, kita saling menghormati. Tidak ada yang risih mendengar azan atau suara lonceng gereja. Ini adalah bukti bahwa Papua adalah tanah moderasi beragama,” imbuh Marwan.
Dia mengajak para peserta untuk percaya diri dalam menghadapi tantangan dan selalu bersandar kepada Tuhan. “Bapak/Ibu adalah bagian dari kami. Bersama-sama, kita akan membangun Papua yang lebih baik,” pungkasnya.
Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Muhammad Ali Ramdhani, dalam kesempatan yang sama, memberikan arahan kepada peserta seleksi kompetensi teknis tambahan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kemenag Formasi 2024.
Sekjen menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam mengikuti proses seleksi.
“Kejujuran dan integritas adalah fondasi utama yang harus kita pegang dalam setiap tahapan seleksi, karena hanya dengan itu kita dapat membangun kepercayaan dan kredibilitas bersama”, ujarnya.
Ali juga menyoroti bahwa seleksi ini bertujuan untuk menjaring sumber daya manusia berkualitas yang mampu melayani masyarakat dengan profesional dan tanpa diskriminasi. “Kita adalah pelayan bagi seluruh anak bangsa, tanpa membedakan suku, agama, bahasa, atau budaya. Kita harus memberikan layanan yang setara dan adil,” kata Ali.
Dia menegaskan bahwa kepercayaan adalah fondasi utama dalam kehidupan dan karier seseorang.
“Hidup kita tergantung pada kepercayaan orang lain. Seorang pemimpin dipilih karena dipercaya, begitu pula ASN. Maka jangan pernah mencederai kepercayaan tersebut dengan tindakan tidak jujur,” kata Ali menambahkan.
Sekjen juga mengingatkan agar seluruh peserta mengikuti seleksi dengan baik, cermat, dan menjunjung tinggi integritas. Menurutnya, sistem pengawasan ketat telah diterapkan melalui berbagai perangkat pemantauan.
“Kamera pengawas dipasang dari berbagai sisi, jadi hindari segala bentuk kecurangan. Jangan sampai ketidakjujuran menggugurkan kesempatan Anda,” ucapnya.
Dia juga mengajak peserta untuk mengawali segala upaya dengan doa yang disertai ikhtiar maksimal.
“Doa dan usaha adalah dua sisi mata uang yang tak boleh terpisahkan. Keduanya akan melengkapi langkah kita menuju keberhasilan,” tuturnya.
Kepala Tim Kepegawaian dan Hukum, Ruddy Rotty, menjelaskan bahwa SKTT ini dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2024 dengan dua sesi. “Sesi pertama diikuti oleh 80 peserta, sementara sesi kedua diikuti oleh 10 peserta,” kata Ruddy.
Seleksi kali ini berfokus pada mata ujian terkait moderasi beragama. Ujian tersebut tidak hanya dilaksanakan di Jayapura, tetapi juga tersebar di 27 titik lokasi di seluruh Provinsi Papua.
“Kami berharap para calon PPPK dapat mengikuti ujian ini dengan baik. Ini adalah perjuangan terakhir mereka sebelum dinyatakan lulus,” ucapnya.
Ruddy juga menekankan pentingnya kesungguhan dan keseriusan para peserta dalam mengerjakan ujian agar dapat bergabung sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama.
“Kami optimis para peserta akan memberikan yang terbaik agar bisa bergabung dengan ASN yang sudah ada dan turut berkontribusi dalam melayani masyarakat,” pungkas Ruddy.