Sofifi — PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Maluku dan Papua (UIP MPA) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung prinsip bisnis berkelanjutan dengan memanfaatkan Fly Ash Bottom Ash (FABA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tidore 2×7 MegaWatt (MW). Pemanfaatan FABA ini merupakan bagian dari upaya PLN dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik dengan mengintegrasikan aspek Environment, Social, and Governance (ESG).
PLN UIP MPA mengambil langkah inovatif dengan memanfaatkan abu sisa pembakaran batu bara PLTU Tidore 2×7 MW dalam proyek pembangunan infrastruktur, khususnya di proyek PLTU Sofifi 2×3 MW. Salah satu aplikasi utama FABA adalah sebagai material untuk pembuatan paving block yang digunakan pada konstruksi permanent road. Ini merupakan langkah strategis untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
General Manager PLN UIP MPA, Wisnu Kuntjoro Adi menyatakan pemanfaatan FABA ini menjadi salah satu solusi nyata dalam mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan. Pemanfaatan FABA juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar, melalui pengembangan keterampilan di bidang konstruksi dan pembukaan lapangan kerja baru. PLN UIP MPA berharap dapat memberdayakan masyarakat lokal dengan menyediakan pelatihan dan peluang usaha terkait dengan produksi paving block FABA. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat perekonomian lokal serta memberikan manfaat sosial jangka panjang.
“Pemanfaatan FABA bukan hanya sekadar upaya untuk mengelola limbah pembangkit listrik, tetapi juga sebagai salah satu solusi nyata dalam mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan FABA dalam pembuatan paving block, kami tidak hanya mengurangi limbah yang dapat mencemari lingkungan, tetapi juga mendukung kemandirian ekonomi masyarakat sekitar melalui peningkatan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja baru,” ungkap Wisnu.
Proyek PLTU Sofifi 2×3 MW, yang terletak di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara, akan menjadi pilot project yang mengimplementasikan penggunaan FABA dalam pembangunan sarana dan prasarana pembangkit. Untuk pembangunan permanent road sepanjang lebih kurang 1012 meter, dibutuhkan sebanyak 336.889 paving block dengan total berat 696,58 ton FABA.
Selain untuk pembangunan infrastruktur, pemanfaatan FABA juga menjadi bagian dari komitmen PLN untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung kelestarian lingkungan. FABA sebagai material alternatif memiliki potensi untuk menggantikan penggunaan material konvensional yang lebih berpotensi merusak alam.
Ke depan, PLN UIP MPA berencana untuk memperluas penggunaan FABA dalam berbagai proyek pembangunan lainnya, baik di sektor energi maupun infrastruktur. Inovasi ini merupakan bagian dari strategi PLN dalam mendukung kebijakan transisi energi dan memastikan bahwa setiap proyek yang dijalankan tidak hanya memenuhi kebutuhan energi masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pemeliharaan lingkungan hidup dan pengembangan ekonomi daerah.
Executive Vice President Manajemen Konstruksi Jawa, Madura, Bali, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara (EVP MKJ) PT PLN (Persero), Ratnasari Sjamsuddin menekankan bahwa PLN berkomitmen melaksanakan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Dalam setiap proyek yang kami jalankan, kami berkomitmen untuk mengintegrasikan praktik ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pemanfaatan FABA di proyek PLTU Sofifi adalah wujud nyata dari komitmen PLN untuk tidak hanya menyediakan energi yang andal bagi masyarakat, tetapi juga menjaga lingkungan dan mendukung perekonomian lokal,” kata Ratna.
Ia menjelaskan, pemanfaatan FABA dalam pembuatan paving block ini mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-0691-1996, yang menjamin kualitas dan kekuatan material. FABA memiliki karakteristik yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan dan daya tahan material bangunan, menjadikannya alternatif yang efisien dan ekonomis untuk konstruksi jalan permanen.
Dengan penggunaan FABA, PLN tidak hanya berperan dalam pengelolaan limbah industri secara bertanggung jawab, tetapi juga berkontribusi dalam pengurangan konsumsi sumber daya alam yang terbatas. Ini sejalan dengan tujuan PLN untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya.
“Dengan pemanfaatan FABA ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon dan sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan. Kami optimis langkah ini akan menjadi model yang dapat diterapkan di proyek-proyek PLN lainnya di seluruh Indonesia,” pungkas Ratna.