Pasific Pos.com
Lintas Daerah

Adrian Roi Seni: Menanglah Dengan Cara Terhormat

Ketua DPC Partai PDI- Perjuangan Kabupaten Sarmi, Adrian Roi Senis

SARMI – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 akan berlangsung, Rabu, 27 November 2024 besok. Masyarakat Kabupaten Sarmi akan memilih pemimpinnya lima tahun kedepan.

Meski semua ingin menang, dalam kompetisi sebaiknya dilakukan secara terhormat. Orang-orang terhormat tidak menggunakan cara pengecut untuk terhormat. Mereka ingin menang tetapi bukan dengan menghancurkan orang lain.

Jelang hari pencoblosan, dugaan mobilisasi masa ke Sarmi oleh salah satu paslon membuat masyarakat menahan beberapa kendaraan roda empat dari arah Kota Jayapura hendak menuju Kabupaten Sarmi di wilayah Distrik Bonggo. Lebih parah lagi, mobilisasi menggunakan kendaraan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua yang berplat merah PA 7719 DZ.

Menanggapi hal itu, Ketua DPC Partai PDI- Perjuangan Kabupaten Sarmi, Adrian Roi Senis mengatakan, dinamika ini memang sudah kami duga bahwa memang benar akan ada mobilisasi besar besaran menjelang pencoblosan Pilkada serentak di Kabupaten Sarmi

“Ini dinamika politik dan cara cara kotor yang mulai dimainkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, tentunya dibelakang itu ada salah satu paslon yang menjadi peran utama,”kata Andrian Roi Senis ketika di konfirmasih lewat via telepon, Selasa, 26 November 2024.

Dikatakannya, permainan kotor dan kecurangan mulai terlihat yang diduga dilakukan oleh salah satu paslon tertentu. “Untuk mengantisipasi mobilisasi masa, kita sudah siapkan relawan di Bonggo maupun di tempat tempat lain untuk berjaga -jaga. Tujuan kita pilkada di Sarmi berjalan dengan aman dan damai, tidak boleh ada intervensi dari paslon lain. Biarlah perta demokrasi ini berjalan sehat,” tegas Andrian

Lanjut Adrian, tiga Pasangan Calon (Paslon) yang maju di Kabupaten Sarmi telah mengakhiri semua rangkaian kampanye dan saat ini sudah masuk pada minggu tenang. Namun kenapa terjadi mobilisasi masa yang dilakukan oleh salah satu paslon tertentu.

“Setelah teman -teman memberhentikan bus itu, yang isinya terdapat banyak orang, setelah ditanyakan, ternyata orang -orang ini dari Jayapura yang katanya diutus oleh salah satu paslon tertentu untuk menjadi saksi di SP 2 Bonggo,”ungkap Adrian Roi Senis yang merupakan putra asli Sarmi.

Padahal ungkap Adrian, TPS di SP 2 Bonggo itu hanya ada 2 TPS. Tapi kenapa orang orang yang dikirim untuk jadi saksi sebanyak ini. “Ini ada apa? kampanye sudah selesai dan sekarang masuk minggu tenang yang aturannya dilarang melakukan gerakan tambahan, sehingga diharapkan tidak terjadi hal-hal yang sifatnya menggiring manusia dari Jayapura ke Sarmi atau dalam hal apa saja terkait dengan Pemilu. Tapi yang terjadi sekarang di depan mata, malah banyak orang dari luar yang KTP Jayapura pada digiring ke Sarmi. Kami berharap hal ini bisa dapat dipatuhi oleh setiap warga negara yang melaksanakan hak demokrasinya di Kabupaten Sarmi, karena sudah masuk masa tenang,”tandasnya.

“Panwas setempat pun langsung periksa orang -orang yang ada dalam bus saat itu juga. Karena Panwas merasa bahwa ini sudah masuk minggu tenang,  jadi harus diperiksa. Apalagi yang digunakan mobilisasi massa ini adalah kendaraan berplat merah dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua,”sambungnya.

Menurutnya, jika kendaraan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua mengangkut puluhan orang ke Sarmi dengan tujuan mengikuti pelatihan atau kegaiatan yang ada kaitannya dengan pemerintahan, itu wajar saja, tapi kalau kendaraan dinas tersebut digunakan mengangkut puluhan orang ke Sarmi untuk jadi saksi salah satu paslon, itu sudah tidak wajar namanya dan sudah menyalahi aturan Perundang undangan yang berlaku. Kita partai politik atau simpatisan boleh memberi dukungan terhadap salah satu paslon, tapi kita tidak boleh semena-mena menggunakan fasilitas negara. Karena bus berplat merah itu adalah kendaraan dinas,”tekannya.

Oleh karena itu, Adrian minta kepada paslon tertentu itu untuk tidak bermain curang apalagi menggunakan cara-cara kotor seperti yang terjadi sekarang, karena sangat tidak baik sebagai seorang yang akan menjadi pemimpin di Kabupaten Sarmi.

“Mari, siapa yang mau menang menjadi Bupati di Sarmi sah-sah saja, tapi pakai cara yang baik dan bermartabat, pakai cara yang benar sebagai seorang calon pemimpin yang tidak meninggalkan kalimat menang karena “Hasil Curang.” harus menang dengan cara yang terhormat,”cetusnya.

Dan, ketika disinggung diduga ada keterlibatan orang dalam yang ikut mendukung salah satu paslon tertentu,  Andian menjawab dengan santai,  kita hanya berasumsi bahwa dengan menggunakan bus Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua itu, berarti ada  yang perintahkan menggunakan bus tersebut.

“Ya, kita hanya menduga ada orang dalam yang membantu memfasilitasi gunakan bus untuk memobilisasi massa ke Sarmi,”ujar Adrian.

Tak hanya itu, Adrian juga mengungkapkan, jika pihaknya pun mendapat informasi dari beberapa tim di lapangan terkait dengan pembagian c6 atau surat undangan.

“Yang kami heran pembagian c6 itu dibagi pada saat hari mulai gelap atau malam hari  di beberapa titik dan juga terkonfirmasi surat undangan c6 itu dari panitia penyelengara dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sarmi,  itu mereka menurunkan c6 ke setiap PPD dan PPD menyalurkan kepada PPS,”bebernya.

Hanya saja kata Adrian,  surat undangan itu tidak sesuai dengan jumlah DPT.  Bahkan dari KPU sendiri tidak memberikan DPT di TPS tersebut. Sehingga didalam dokumen  atau administrasi pembagian surat undangan C6 itu tidak disertai dengan DPT.

“Bagaimana ini, pihak penyelenggara saja juga sudah mulai bermain kotor dan tidak jujur. Kami berharap KPU Kabupaten Sarmi, dalam hal  mendistribusikan c6 ke setiap TPS harus di turunkan melalui PPD dan PPD yang akan meneruskan ke bawah atau ke TPS – TPS  tersebut. Ini sudah mulai kelihatan ada hal yang ganjal dan hal yang tidak benar,”pungkasnya.

Adrian menambahkan, terbukti di beberapa TPS, kami juga sudah mendapat informasi bahwa jumlah surat undangan yang di turunkan itu tidak sesuai dengan jumlah DPT dan tidak disertai dengan jumlah DPT disitu pada saat surat c6 diturunkan untuk dibagi.

“Ini sangat keliru, sebab nanti sisa suara mau di kemanakan?  Permainan apa lagi yang dirancang  oleh KPU  Kabupaten Sarmi. Hal ini sudah tidak benar yang dilakukan oleh KPU Sarmi,” tekannya.

Namun ketika disinggung apakah ada oknum anggota KPU Sarmi yang terlibatan kuat diduga mendukung salah satu paslon tertentu,  Adrian pun menjawab dengan santai, itu hanya Tuhan dan mereka yang tau. (Tiara).

Leave a Comment