Pasific Pos.com
Headline

Dinilai Ada Yang Tak Beres, Yakoba Lokbere Minta Pj Bupati Nduga Segera Benahi Pelayanan RSUD

Aktivis Kemanusiaan dan Juga Sebagai Tokoh Perempuan Nduga dan Papua, Yakoba Lokbere. (Foto Tiara).

WAMENA : Yakoba Lokbere merupakan Aktivis Kemanusian dan juga sebagai Tokoh Perempuan Nduga dan Papua meminta Penjabat (Pj) Bupati Nduga Elai Giban untuk segera membenahi struktur RSUD Pratama Elvrida Sara Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Pembenahan ini harus dimulai dari Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit Pratama Elvrida Sara Nduga

Yakoba Lokbere melihat, ada hal yang tidak beres dan menurutnya itu harus dibenahi dan di rombak secara struktur. Sebab, situasi yang ada sekarang menjadi tanggunggjawab Elai Giban sebagai Pj Bupati Nduga. Sehingga tanggujawab itu tidak boleh diberikan kepada siapa siapa atau dialih tugaskan ke siapa pun.

“Saya menyampaikan bahwa, ada hal hal pokok yang harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan karena ada hubungannya dengan kehidupan masyarakat di Nduga. Yaitu terkait masalah kesehatan, pendidikan kesejahteraan masyarakat tapi juga masalah keamanan,” kata Yakoba Lokbere kepada Pasific Pos, Rabu siang, 6 November 2024.

Terkait dengan kondisi itu di Nduga, Yakoba Lokbere minta harus diperhatikan secara serius. Apalagi daerah Nduga ini menjadi pusat perhatian Pemerintah Indonesia bahkan dunia.

Harusnya tandas Lokbere, Nduga ini tidak bisa disamakan dengan kabupaten lain atau saudara saudara kita yang ada di Kabupaten lain. Perhatian beliau harusnya lebih fokus ke masyarakat Nduga. Apalagi Kabupaten Nduga ini ada plusnya. Baik untuk masyarakatnya, untuk sanitasi atau untuk kehidupan sosial ekonomi yang ada disana.

“Jadi peran Pj Bupati Nduga ini harus ganda, sehingga bisa merangkul semua masyarakat yang ada di Nduga,’ imbuhnya.

Kendati demikian, sebagai aktivis Perempuan Kemanusiaan dan Tokoh Perempuan Nduga dan Papua, Yakoba Lokbere mengaku tetap kecewa terhadap sikap Pj Bupati Elai Giban yang tidak tanggap terhadap kondisi yang ada saat ini.

“Hari ini saya sangat kecewa dengan sikap Pak Pj Elai Giban. Karena selama bertugas
kurang lebih 6 bulan, beliau baru tau dan kaget ternyata ada masalah di Dinas Kesehatan Nduga. Jadi selama ini beliau kemana? Apa selama ini tidak turun cek anak buahnya di lapangan. Padahal anak buahnya yang ada di Dinas Kesehatan mereka setiap hari ada untuk melakukan pelayanan kesehatan atau melayani masyarakat Nduga yang sedang sakit,”kata Lokbere.

Apalagi kata Lokbere, dari semua pelayanan yang ia sebutkan tadi, pelayanan kesehatan yang harus diprioritaskan.

“Kalau orang sehat, baru orang bisa bekerja dan melakukan aktivitas. Namun sebagian besar masyarakat kita masih dalam trauma. Traumatik yang terjadi di lingkungan mereka sudah ada sejak lama, tapi kesehatan mereka tidak diperhatikan,” cetusnya.

Mestinya, kata mantan Anggota DPR Papua itu, Pj Bupati Nduga ini mendahulukan kesehatan baru berfikir yang lain. Kenapa baru sekarang kaget, apakah selama ini tidak turun kontrol di rumah sakit, sehingga tidak tau apakah di rumah sakit kita itu ada pelayanana kesehatan untuk masyarakat atau tidak.

“Apakah pegawai kesehatan ini ada ditempat atau tidak. Tapi, hari ini beliau seakan akan kaget dengan kondisi yang terjadi dan berkata ini bagaimana. .Lah, Beliau ini kan Penjabat (Pj), harusnya tanggungjawab itu diselesaikan dari Dinas Kesehatan sebelumnya,”ujarnya.

Untuk itu, wanita asal Nduga itu meminta, agar pembenahan juga dilakukan di Dinas Kesehatan, bahkan dimulai dari Direktur rumah sakit. Sebab ia menilai Direkturnya saja tidak punya rasa memiliki kepada orang lain, lalu bagaimana dengan orang asli Papua itu sendiri. Yang ada dia akan masa bodoh di tempat lain

“Dia tidak punya tanggungjawab untuk melihat masyarakat yang ada disana (Nduga). Jadi saya kecewa, terlebih lagi Dr. Maria Giay yang kini sudah meninggalkan Nduga. Padahal selama ini, ibu Maria sudah melakukan pelayanan dengan baik tetapi ia malah diganti dengan dokter yang baru yakni Dr. .Blasius,” ungkapnya.

Sebagai Tiokoh Perempuan Nduga yang sangat vokal menyuarakan hak hak masyarakat, ia mempertanyakan apa yang sudah dikerjakan Arwakom sebagai sekretaris rumah sakit.

Menurut Lokbere, harusnya Pj Bupati memberikan tuga sekretaris rumah sakit kepada orang punya kemampuan dan skill serta latar belakang perawat.

“Bukan orang awam yang tidak tau apa apa diangkat lalu duduk disitu, sehingga dia bingung mau kerja apa. Ini yang membuat rumah sakit itu sudah gagal,” tandas Lokbere.

Padahal kata Lokbere, selama ini Dr. Maria sebagai seorang Direktur rumah sakit
Pratama Elvrida Sara Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, sudah menjalankan aktivitas dengan baik dan pelayanan juga berjalan dengan baik pula.

“Sekarang saya pertanyakan, posisi Dr. Maria ada dimana? Beliau sebagai orang asli Papua yang selama ini bertanggungajawab terhadap staf dan pegawainya ini sudah berjalan, bahkan pelayanan masyarakat di rumah sakit yang bersangkutan, tapi Dr. Maria sudah pergi meninggalkan Kabupaten Nduga. Karena posisi Dr. Maria sudah digantikan dengan Direktur yang baru, kini pelayanan rumah sakit itu sudah kacau balau. Untuk itu, Dr. Maria harus ditarik kembali ke Nduga,”tegas Yakoba Lokbere.

Bahkan, Yakoba Lokberr juga pertanyakan kinerja Direktur yang baru, sudah sampai dimana. Kenapa Pak Elai Giban sebagai Pj. Bupati tidak pernah turun mengontrol bagian bagian itu.

“Ini tugasnya siapa? Beliau sebagai Pj Bupati yang harus bertanggungjawab. Pelayanan rumah sakit harus berjalan, sebab masyarakat saya yakni masyarakat Nduga harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik . Jadi saya minta kepada pak Elai Giban, idak perlu tanyak pegawainya tapi bagaimana kinernja Direktur rumah sakit itu,”tekannya.

“Apakah sebagai sebagai kaki tangan dari Pak Pj, dia sebagai direktur yang baru sudah menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik atau tidak. Lalu apakah insentive para medis ini juga sudah dibayar atau belu,” timpalnya.

Tak hanya itu, Yakoba Lokbere juga membeberkan, jika dirinya mendapat informasi dari Dokter Tonce Ubruangge kalau insentivnya belum dibayar, sehingga sebagai dokter pembantu, dr. Tonce Ubruangge meninggalkan Nduga.

“Padahal dokter Tonce ini orang asli Nduga, tapi kenapa beliau diperlakukan seperti itu sehingga ia memutuskan meninggalkan Nduga dan pergi ke Timika. Tak hanya itu, ada beberapa perawat yang juga mengadu kepada saya. Kenapa mereka harus pergi meninggalkan Nduga. Padahal perawat perawat ini sudah menjalankan tugas atau fungsinya dengan baik. Tapi sekarang mereka malah pergi meninggalkan tugasnya sebagai pelayanan kesehatan untuk masyarakat Nduga. Ini ada apa?,” Pungkasnya.

Yakoba Lokbere menambahkan, Pemkab Nduga, segera membayar insentiv para medis kesehatan. Ini masalah besar yang harus segera diatasi dan harus diselesaikan secara serius oleh Pj Bupati Nduga.

“Pj Bupati Nduga tidak boleh memberikan tanggungjawab ini kepada siapa siapa, karena kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi orang Nduga. Orang Nduga yang sudah trauma ada dalam kesakitan secara batin. Secara fisiknya juga sudah terganggu. Jadi harus segera diatasi dan benahi yang salah,”tutupnya.

Sekedar diketahui, sebelumnya, Pj Bupati Nduga, Elai Giban ini melakukan inpeksi mendadak atau Sidak ke Rumah Sakit Pratama Elvrida Sara Nduga pada Selasa, 5 November 2024.

Dimana, dalam sidak itu ia menemukan tidak ada aktivitas pelayanan karena ditinggal pegawainya, sehingga ia pun murka, seperti dilansir disalah satu media online. (Tiara)

Leave a Comment