Medan – Pesilat Papua, Yunus Andi Irwan Ulop gagal mempersembahkan medali emas cabang olahraga pencak silat Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI usai kalah di partai final kelas F putra melawan pesilat Kalimantan Timur dan timnas Indonesia, Iqbal Chandra Pratama di Gedung Veteran, Medan, Jumat (13/9).
Yunus Ulop yang masih dalam kondisi cedera mengawali pertarungan dengan hati-hati, ia menunggu serangan lawannya. Namun pesilat Kaltim juga tak mau lengah.
Chandra Pratama memulai serangan lebih dulu dan mencetak poin, membuatnya unggul jauh pada babak kedua, 5-10.
Beberapa kali serangan yang dilancarkan Yunus gagal membuahkan poin, bahkan ada yang harus terpangkas karena pelanggaran.
Sedangkan serangan lawan terus masuk dan menambah poin.
Pada babak ketiga, Yunus coba mencari celah sasaran untuk mendapatkan poin, tapi lawan bermain dengan pertahanan rapat dan punya serangan yang efektif.
Perjuangan Yunus hingga gong babak ketiga dibunyikan tetap tak mampu mengejar ketertinggalan. Yunus kalah telak dengan skor 4-22, dan membuatnya hanya kebagian medali perak.
Usai bertanding, Yunus Ulop mengakui dirinya kurang fokus dan terlalu mengulur-ulur waktu sehingga gagal mengalahkan pesilat Kaltim. Namun, ia juga mengaku lawan punya kemampuan yang lebih baik.
“Saya kurang fokus dan terlalu mengulur-ulur waktu, saya minta maaf karena tidak bisa memberikan hasil yang terbaik. Sebelum main di final tadi saya masih dalam kondisi cedera.
Tipe lawan juga sama dengan saya, lebih banyak menunggu serangan,” kata Ulop.
Medali perak yang ia raih pada PON XXI merupakan medali pertamanya dalam hajatan olahraga empat tahunan itu. PON XXI Aceh – Sumut menjadi debutnya.
“Saya mempersembahkan medali perak ini untuk Tanah Papua, keluarga saya, pelatih, pengurus dan semua masyarakat yang ada di Papua. PON berikutnya saya akan berusaha untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Pengurus Provinsi IPSI Papua, Alfius Demena mengatakan perjuangan Yunus Ulop sudah maksimal, namun lawan merupakan pesilat yang berpengalaman di pentas nasional.
“Dari upaya yang telah dilakukan oleh atlet kita sudah maksimal, memang ini adalah pencapaian terbaik yang bisa diraih atlet kita. Lawannya dia tadi memang sudah berpengalaman di level nasional karena pernah bermain dua kali di SEA Games dan dua kali di PON,” kata Demena.
“Jadi bukan berarti kami mengalah, karena selain lawan yang bagus atlet kami juga terganggu cedera, apa yang telah diraih atlet kita sudah luar biasa,” tambahnya.
Demena mengapresiasi perjuangan Yunus Ulop yang menjadi satu-satunya pesilat Papua yang berhasil membawa pulang medali. “Terpenting, kami tidak pulang dengan tangan kosong dan bisa membawa pulang satu medali untuk Tanah Papua,” katanya.