Jayapura : Terkait adanya isu politik identitas dan isu agama untuk memecah belah persatuan orang Papua, kini ditanggapi serius oleh KNPI Papua bersama Kelompok Cipayung.
Bahkan dengan tegas pihaknya menolak politik identitas yang sengaja dihembuskan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab menjelang Pemilihan Gubernur Papua pada November 2024.
“Jadi kami ingin menanggapi isu kedaerahan terutama isu yang bisa memecah belah orang Papua. Kami juga ingin menyoroti isu keagamaan atau politik identitas yang digaungkan oleh kelompok-kelompok tertentu, dalam rangka kepentingan politik mereka,” kata Ketua KNPI Papua, Benyamin Gurik didampingi Ketua Umum Badko HMI Papua dan Papua Barat Charly Lagefa, Ketua PMII Papua, Mahfudz, Ketua GMNI Tanah Papua, Raymond Yekwan, Ketua GMKI Cabang Jayapura, Laliles Kabak, Ketua KNPI Sarmi Billy F Kreew dan Sekretaris KNPI Kota Jayapura, Jack Wally dan KNPI Mamberamo Raya, Max Woisiri dalam pers conference di Abepura, Selasa, 2 September 2024.
Pada kesempatan itu, Benyamin Gurik tekankan jika pemuda Papua sangat menolak politik identitas dan isu agama untuk memecah belah persatuan orang Papua.
“Setiap orang asli Papua baik berasal dari Merauke sampai Sorong, berhak atas jabatan politik apapun diatas Tanah Papua. Untuk itu, menjelang Pilkada ini jangan menggunakan isu-isu kedaerahan untuk menghancurkan persatuan orang Papua,”tandasnya.
“Ini besok ada Pilgub, bukan pemilihan ketua sinode, kami menolak juga isu agama yang dimainkan oleh oknum-oknum tertentu untuk mencapai kekuasaan. Isu agama itu, isu sensitif yang akan menghancurkan persatuan dan kesatuan orang Papua dan bangsa, sehingga kami menolak itu,” ujarnya.
Untuk itu, Benyamin Gurik mengimbau kepada masyarakat untuk memilih calon pemimpin berdasarkan hati nurani tapi juga berdasarkan rekam jejak atau track record.
“Itu yang kami harapkan. Jadi pedoman bagi seluruh orang asli Papua dimanapun berada untuk menentukan pilihan besok dalam Pilkada,” tandasnya.
Ketua KNPI Sarmi Billy F Kreew mengatakan, selaku pemuda dari Tabi – Saireri ikut mengambil peran dalam pesta demokrasi ke depan.
“Harapan kami pesta demokrasi di Tanah Papua dapat berjalan dengan aman dan kondusif,” harapnya.
Dari sisi perbedaan dalam pesta demokrasi, Billy Kreew yang juga Tokoh Adat Sarmi berharap agar tidak menjadi perbedaan suku, agama dan ras menjadi halangan.
“Harapan kami, tidak boleh perbedaan suku ini menjadi pemecah belah. Bagi kami orang Papua tetap satu meski telah terjadi pemekaran, apalagi kami pemuda tetap bersatu karena kami adalah generasi emas dan pilar masa depan pembangunan di Tanah Papua,” ujar Billy Kreew.
“Jadi, siapa pun anak Papua yang mencalonkan diri di wilayah manapun di wilayah suku di atas Tanah Papua, kami siap mendukung dan memberi kekuatan kepada mereka untuk memimpin dan membangun Tanah Papua ke depan, agar bisa maju seperti daerah lainnya,”timpalnya.
Menurutnya, siapapun yang maju dalam Pilkada, adalah anak-anak terbaik untuk memimpin dan membangun Tanah Papua.
“Tidak ada perbedaan sukuisme di Tanah ini. Sebab, suatu perbedaan bisa menciptakan suatu perpecahan. Akhirnya bisa menghambat pembangunan di Tanah Papua. Oleh sebab itu, di sini kami pemuda nasional dan kami tidak mengijinkan ada politik identitas di atas tanah ini dalam Pilgub Papua 2024,” tandasnya.
Ketua GMKI Cabang Jayapura, Laliles Kabak mengatakan, Pilkada 2024, tidak boleh lagi menggunakan isu agama atau politik identitas yang dimainkan oleh kepentingan tertentu.
Oleh karena itu, ia berharap kepada tokoh-tokoh agama bahwa tugas dan tanggungjawab memberikan dan membangun pendidikan politik moral agar Pilkada 2024 berjalan dengan baik.
“Kami berharap tokoh-tokoh agama dari semua agama di Tanah Papua memberikan pendidikan politik moral kepada warganya masing-masing,” tuturnya.
Apalagi, lanjutnya, sebelum tokoh agama memberikan doktrin tentu rakyat sudah tahu siapa yang layak untuk memimpin daerahnya baik di kabupaten, kota maupun provinsi.
Untuk ia berharap tokoh-tokoh agama bisa memberikan kesejukan dalam Pilkada serentak tahun 2024.
Ketua Umum Badko HMI Papua dan Papua Barat, Charly Lagefa menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar jangan mudah terprovokasi atas isu-isu yang akan memecah umat dan bangsa di atas tanah Papua.
“Harapan kami, pemilu ini pesta rakyat, sehingga rakyat menyambut pemilu dengan senang dan gembira serta kedamaian. Kami pemuda muslim tugas kami menjaga kedamaian di Tanah Papua,” ungkapnya.
Oleh karena ia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bisa pintar menyaring isu-isu yang dapat memecah belah umat dan bangsa agar terhindar dari berita hoax.
“Jadi, dari survey, ada potensi pemecah umat dan bangsa, pertama adalah isu pilkada dan informasi hoax. Untuk itu, siapapun orang yang mendengar atau mendapat informasi, agar dicroscek terlebih dahulu,” pesannya. (Tiara).