Jayapura – “Kami di desa memang susah dapat bensin, seliter harganya 50 ribu rupiah,” ungkap Peleki Gire, satu dari 14 peserta pelatihan perakitan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL) yang digelar Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Peleki menyampaikan terima kasih kepada Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini yang telah memberikan pelatihan tersebut.
Dia yang berasal dari Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah ini mengaku sangat bangga dan bersemangat terhadap dorongan motivasi yang diberikan Kemensos.
Mahalnya harga bahan bakar minyak di wilayahnya, ditambah lagi akses jalan yang hanya bisa dilewati oleh moda angkutan khusus seperti motor trail ini, membuat dirinya dan peserta lainnya mendapatkan bekal pengetahuan yang bermanfaat dalam pelatihan tersebut.
“Bantuan motor trail listrik beserta SPKL tenaga surya tersebut sangat kami rasakan manfaatnya,” ucap Peleki.
Peleki mengungkapkan bahwa kendaraan listrik tersebut sangat membantu dirinya dalam melakukan pelayanan kepada jemaat di gereja lantaran sebelumnya berjalan kaki.
Kemensos RI memberikan pelatihan perakitan charging station atau pengisian kendaraan listrik dan motor e-trail kepada 14 peserta yang berasal dari empat daerah di Papua yaitu Kabupaten Yahukimo, Tolikara, Puncak Jaya, dan Jayapura.
Pelatihan dilaksanakan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Jayapura, yang merupakan salah satu unit kerja Kementerian Sosial berlangsung 25 hingga 28 Agustus 2024.
Selain untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam merakit charging station, pelatihan ini juga ditujukan untuk membentuk rasa memiliki terhadap program.
“Kendaraan tersebut untuk meningkatkan usaha mereka, untuk membawa barang, untuk memudahkan mereka mobilisasi,” jelas Mira Riyati selaku Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos RI dalam keterangan tertulis, Rabu (28/8/2024).
“Tidak sekadar bantuan, tapi bagaimana mereka dilatih untuk perbaikannya, pemasangannya, pengemasannya, sehingga rasa memilikinya itu menjadi lebih kuat,” sambung Mira seraya menyebutkan charging station yang berhasil mereka rakit akan diterbangkan ke daerah masing-masing peserta untuk ditempatkan di berbagai titik.
Sementera itu, Don Rozano Sigit Prakoeswa selaku Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Komunikasi dan Media Massa mengatakan, nantinya, charging station akan disebar di titik-titik bangunan publik yang mudah di akses seperti gereja dan kantor kepolisian/TNI.
“Sehingga masyarakat dapat mengecas motor e-trail tanpa takut kesulitan mencarinya. Charging station dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber energi listriknya. Jadi ini terobosan Kemensos, semoga bermanfaat,” ucapnya.
Bantuan motor e-trail yang diberikan Kemensos merupakan kendaraan motor listrik bertipe Brushless DC (BLDC) 5 kilowatt. Hal ini memungkinkan efisiensi yang lebih tinggi, daya torsi yang lebih besar, serta umur pakai yang lebih panjang. Menggunakan tenaga baterai lithium polymer berkapasitas 3,8 kilowatt hour, motor trail listrik ini mampu menempuh jarak sejauh 80 kilometer.
Sementara waktu pengecasan baterai dari 0 sampai 100 persen membutuhkan waktu selama 2 jam dengan daya 1.000 watt. Sistem penggerak menggunakan transmisi langsung (direct drive) tanpa gearbox dengan dilengkapi pengereman cakram depan-belakang. Motor ini mampu mengangkut beban 100 kilogram.
Kemensos memberikan pelatihan perakitan charging station dan pemberian motor e-trail kepada masyarakat Papua bukan tanpa sebab. Beberapa kondisi di Papua terkait langkanya bahan bakar minyak dan sulitnya akses jalan yang masih berupa tanah membuat pemilihan bantuan motor e-trail dan charging station dirasa tepat untuk diberikan.