Jayapura – Musim kemarau yang terjadi beberapa pekan ini melanda Kota Jayapura, sangat dirasakan warga Kota Jayapura. Akibat dari itu, kini terjadi penurunan debit air secara signifikan di berbagai sumber air, sehingga sangat berdampak bagi masyarakat yang ada di Bumi Cenderawasih ini.
Ini merupakan tantangan besar bagi PT Air Minum Jayapura Robongholo Nanwani (Perseroda) yang saat ini mengalami krisis air akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan ini, pihak perusahaan dengan terpaksa mengurangi distribusi air kepada pelanggan.
Menanggapi hal itu, Direktur Umum PT Air Minum Jayapura, Dr. H. Entis Sutisna, SE, MM, CGRM menjelaskan bahwa dari 23 titik pengambilan air (intake) yang dikelola perusahaan, 12 di antaranya berasal dari aliran sungai.
“Memang, saat ini hampir semua sumber air kami mengalami penurunan debit yang drastis,”ungkapnya.
Bahkan saat ini kata Sutisna, sumber air Entrop yang biasanya mampu memproduksi 90 liter per detik, kini hanya menghasilkan 30 liter per detik. Sehinggal hal ini berdampak pada layanan di wilayah Jaya Asri, Terminal Entrop dan sebagian wilayah Hamadi juga sepanjang Jalan Raya Entrop.
Sementara itu, aliran sungai Siborgonyi yang melayani masyarakat Tanah Hitam, Abe Pantai, dan Kampung Buton juga mengalami penurunan produksi dari 50 liter per detik menjadi hanya 10 liter per detik.
Bukan hanya itu lanjut Sutisna, kondisi serupa juga terjadi di intake Kampwolker dan Korem.
Untuk mengatasi situasi ini, maka Direktur
Umum PT Air Minum Jayapura, telah menerapkan sistem penggiliran distribusi air dan penampungan di reservoar sebelum didistribusikan.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Namun kami terus berusaha semaksimal mungkin untuk tetap memberikan layanan kepada masyarakat,” ucapnya.
Kendati demikian, sebagai solusi alternatif, pihak perusahaan telah menyediakan 4 unit mobil tangki untuk melayani pelanggan yang terdampak kekeringan. Layanan ini diberikan secara gratis kepada pelanggan yang rajin membayar tagihan air.
Namun Entis Sutisna berharap dengan adanya musim kemarau, masyarakat diminta untuk menghemat pemakaian air dan menyediakan penampungan.
“Bagi masyarakat yang mungkin masih mendapatkan 8 jam perhari ataupun seminggu 3 kali, mohon untuk dimanfaatkan ketika air mengalir, mungkin penampungannya disiapkan, karena ini memang betul betul di luar prediksi kita, bahwa ternyata di bulan Agustus September ini puncaknya kita mengalami kemarau seperti ini,” pesannya.
Untuk itu, Entis Sutisna juga berharap masyarakat dapat memahami situasi ini dan bersama-sama menghadapi tantangan kekeringan yang terjadi saat ini.
“Saya mewakili segenap tukang ledeng Jayapura memohon maaf kepada masyarakat atas terjadinya perubahan pengiliran air dan juga atas kondisi penghentian beberapa jam pelayanan, untuk berbagi dengan masyarakat yang lain karena ini murni faktor alam,” terangnya. (Tiara)