Jayapura – Sebanyak 15 cabang olahraga di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua Pegunungan saat ini menjalani masa pemusatan latihan atau training center di dalam dan luar pulau Papua.
Para atlet dari cabor karate, pencak silat, tinju, angkat besi, angkat berat serta binaraga disebar ke tiga kota di tanah Papua seperti Kota Wamena, Kota Jayapura dan Kota Sentani.
Sementara beberapa cabor yang dikirim ke pulau Jawa di antaranya yaitu dayung, sepatu roda, panahan, bilyar, catur, aero sport, Futsal Putra/i dan sepakbola putra maupun putri.
Lewat training center terpusat, KONI Papua Pegunungan tampak serius menyiapkan duta olahragawan mereka demi meraup medali emas pada pekan olahraga nasional ke-21 di Aceh dan Sumatera Utara.
Keseriusan itu pun dinyatakan dengan merekrut sejumlah eks atlet nasional sebagai pelatih untuk masing-masing cabor yang disebutkan di atas.
Namun, ikhtiar KONI dan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dinilai lamban oleh Amon A Kosay. Sekretaris Umum Pengurus Provinsi (Sekum Pengprov) FORKI Papua Pegunungan itu prihatin dengan situasi yang dianggapnya mepet.
Amon Kosay memandang bahwa kegiatan uji tanding alias try out untuk atlet-atlet ditiap cabor itu sangat penting. “Dari sisi kesiapannya semua cabang olahraga telah melakukan TC Terpusat sejak tahun 2023. Sudah sangat lama cabang olahraga belum melaksanakan try out, hal ini sangat disayangkan,” tulis Amon dalam rilis pers yang diterima, Senin (29/7).
Amon betul-betul paham pentingnya program try out yang wajib dijalani setiap atlet. Kalau program try out saja lamban terlaksana, Amon mengatakan, beberapa pengurus cabor terpaksa memeras otak.
“Karena dalam uji coba inilah kami bisa melaksanakan fungsi evaluasi-evaluasi secara menyeluruh terhadap atlet, terhadap program latihan, terhadap lawan-lawan dari daerah lain (Penerapan Fungsi Intelegent Sport),” tegas eks atlet nasional itu.
Harapan Amos kian tipis, sisa waktu yang ada sekarang membuatnya terdesak sehingga dia menyerukan campur tangan KONI dan Pemerintah Daerah Papua Pegunungan.
“Melihat kondisi kami yang sangat mepet ini juga menimbulkan keraguan di hati kami bahwasannya jadwal pelaksanaan setiap cabang olahraga itu berbeda-beda pelaksanaanya,
Karena ada yang mulai pertandingan dan perlombaan di bulan Agustus 2024 pada minggu ke tiga dan ada beberapa cabang olahraga pun akan dilaksanakan di awal bulan September 2024,” papar Amon.
“Hal ini mengharuskan kami saat ini harus menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan cabang olahraga yang dipandang dari segi Akomodasi wajib sudah harus stand by untuk setiap cabor by cluster, ticketing sudah di booking secara PP dan harus sesuai penanggalan cabang olahraga, transportasi lokal harusnya sudah aman,” ujar Amon mengingatkan.
“Kita tahu bersama bahwa PON XXI 2024 sudah menjadi rahasia umum bahwa iven ini adalah iven adu gengsi dan adu kekuatan sportifitas daerah – daerah dalam mengangkat harkat dan martabat daerahnya masing – masing, sehingga perhatian dan dukungan KONI dan Pemerintah Daerah Papua Pegunungan akan membawa dampak besar bagi masyarakat olahraga secara khusus Generasi Muda di Tanah Papua Pegunungan secara khusus. Tentu paling spesial bagi seluruh Atlet, Pelatih dan Official bahwa dukungan dan perhatian tersebut adalah sebuah titik awal sebuah sejarah akan diciptakan dan capaian terbesar yang akan ditorehkan Oleh KONI Papua Pegunungan dan Pemerintah Papua Pegunungan yang akan dikenang selamanya. Salam Olahraga,” tuntas Sekum Forki Papua pegunungan Amon A. Kosay.