Jayapura – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua melaksanakan edukasi keuangan kepada mahasiswa dan civitas Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena, Selasa (25/6/2024).
Kepala OJK Papua, Muhammad Ikhsan Hutahaean mengatakan bahwa edukasi tersebut sebagai salah satu upaya OJK untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di wilayah Provinsi Papua.
“Khususnya bagi para mahasiswa di Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena agar dapat meningkatkan pemahaman dan awereness masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat,” jelas Ikhsan dalam keterangan tertulis.
Ikhsan mengungkapkan, hingga saat ini, OJK Papua telah melaksanakan edukasi sebanyak 30 kegiatan yang tersebar di delapan kabupaten dan kota di lima provinsi yaitu Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan dan Papua Pegunungan.
“Dengan sasaran peserta edukasi kepada pelajar dan mahasiswa, pelaku UMKM, Disabilitas, masyarakat daerah 3T, dan lainnya” kata Ikhsan.
Dia pun mengungkapkan bahwa edukasi keuangan kepada mahasiswa dan civitas Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena merupakan inisiasi OJK Papua bersinergi dengan stakeholders seperti Bank Papua Cabang Wamena dan Pegadaian Unit Wamena.
“Edukasi ini merupakan usaha untuk mencapai Visi SNLKI 2021-2025 yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki indeks literasi yang tinggi sehingga dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan keuangan yang bekelanjutan,” ucapnya.
“Mahasiswa sebagai salah satu target sasaran edukasi perlu mendapatkan informasi terkini dan literasi perihal layanan jasa keuangan yang ada serta bagaimana cara terbaik untuk memanfaatkan pilihan yang disediakan oleh industri keuangan,” jelas Ikhsan.
Diketahui bahwa tingkat pemahaman, keterampilan dan kepercayaan dalam menggunakan produk dan layanan jasa keuangan di Provinsi Papua secara khusus masih rendah berdasarkan data Survei Nasional Literasi Inklusi Keuangan atau SNLIK 2022 dimana tingkat literasi adalah sebesar 45,19 persen.
Angka tersebut, sebut Ikhsan, berada dibawah persentase nasional yang di kisaran 49,68 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan (penggunaan produk keuangan) Provinsi Papua adalah sebesar 76,36 persen dan masih berada di bawah presentasi nasional sebesar 85,10 persen.
Adapun untuk indeks literasi dan inklusi syariah secara nasional masih berada pada nilai 9,14 persen dan 12,12 persen.
Ikhsan mengatakan, rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memasarkan produk dan atau layanan jasa keuangan dengan berbagai cara bahkan dengan cara yang tidak logis dan ilegal.