Keerom – Pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ditetapkan pada 2 hingga 8 Desember 2024. Awalnya ajang ini akan dihelat Juli 2024. Keputusan ini dicapai pada kegiatan Technical Meeting III Pesparawi XIV Keerom 2024 se-Tanah Papua yang bertempat di Grand Abe Hotel. Technical Meeting Forum ini mengangkat tema “Pujilah Tuhan Hai Jiwaku”, Jumat (17/5/2024).
Acara technical meeting ini berlangsung selama 3 hari yaitu 17-19 Mei, dengan jumlah 71 orang peserta yang terdiri dari Bupati Keerom dan seluruh jajaran, Ketua DPRD Keerom, Kapolres Keerom, Ketua LPPD Provinsi Papua, Ketua LPPD Kabupaten/Kota, Pelatih dan Pengurus LPPD Provinsi dan Kabupaten/Kota.
“Kami tetapkan dan kami putuskan pelaksanaan Pesparawi XIV Kabupaten Keerom dengan berat hati semua harus menerima dan saya menghargai semua pendapat yang tadi disampaikan. Pesparawi akan dilaksanakan pada tanggal 02-08 Desember 2024,” kata Bupati Keerom, Piter Gusbager.
Bupati menegaskan, semua harus menyukseskan Pesparawi ini di Kabupaten Keerom karena sejarah panjang gereja protestan di wilayah ini.
Piter Gusbager menjelaskan bahwa Pesparawi Keerom bukan hal yang biasa seperti Pesparawi yang lain karena Papua harus diberkati.
“Pesparawi Keerom ini jangan dianggap sebagai Pesparawi biasa karena begitu banyak persoalan di Papua. Hari ini kita masih ada pengungsian, masih ada pergolakan politik seluruh wilayah Papua. Berarti Pesparawi Keerom ini harus dilihat dengan cara pandang yang lebih jauh, dimana semua orang berkumpul untuk memuji Tuhan. Kita tahu bahwa Tuhan itu bertahta di atas puji-pujian. Itulah kenapa Keerom ini penting untuk diberkati dan didoakan”, ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Papua, Pendeta Klemens Taran, menyampaikan bahwa Pesparawi tahun ini berbeda dengan sebelumnya lantaran faktor anggaran negara sedang terfokus pada pesta demokrasi.
“Pesparawi yang diselenggarakan tahun ini berbeda karena terjadi saat kita telah melaksanakan pilpres dan pileg. Kita juga akan melaksanakan pilkada gubernur dan wakil gubernur, serta bupati dan wakilnya. Tentu kita semua merasakan dampak yang besar karena anggaran negara sebagian besar terfokus pada pesta demokrasi ini,” ujarnya, Sabtu (18/5/2024).
Kakanwil menilai bahwa kegiatan Pesparawi dapat berdampak pada peningkatan religi untuk menurunkan tensi politik yang berkembang.
Dia menyampaikan terima kasih ke pihak yang sudah terlibat, yaitu terdiri dari Ketua Pengurus Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPPD) Provinsi Papua, para Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota, ketua dan pengurus LPPD kabupaten/kota.