WAMENA – Setelah melaksanakan tahapan wawancara dan penyelesaian seluruh tahapan seleksi calon anggota Panitia Pemilihan Kecamatan atau Distrik untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tolikara akhirnya melantik 230 anggota Panitia Pemilihan Distrik (PPD), dari 46 Distrik yang ada di Kabupaten Tolikara.
Kegiatan ini berlangsung disalah satu Hotel di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, pada Sabtu 18 Mei 2024.
Pelantikan dan pengambilan sumpah janji anggota Panitia Pemilihan Distrik (PPD) ini untuk pemilihan kepala daerah, baik Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tolikara yang akan dilaksanakan secara serentak bulan November 2024. Tampak hadir dalam kegiatan itu, Kapolres Tolikara serta beberapa tamu undangan lainnya.
Ketua KPU Tolikara, Netius Wonda, SKM mengatakan, pada prinsipnya sesuai dengan PKPU memerintahkan atau sesuai surat edaran KPU RI yang memerintahkan melaksanakan perekrutan dan PPD dilakukan secara online di seluruh Indonesia dalam hal pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
Terkait dengan hal itu, KPU Tolikara membuka pendaftaran melalui online. Mulai dari pendaftaran sampai tahapan menilitian administrasi, tahapan wawancara. Ini dilakukan begitu luar biasa. Apalagi antusias peserta tes yang jumlahnya kurang lebih tiga ribu peserta.
“Itu menunjukan bahwa Pilkada serentak 2024 ini, peserta tesnya itu rasa antusianya sangat luar biasa untuk melakukan pendaftaran. Setelah didaftar, KPU Tolikara melakukan tahapan pertama, yaitu ferivikasi administrasi itu ada nama nama yang terdaftar di Sipol. Hanya saja ada beberapa nama tapi tidak punya KTP, selain itu ada persyaratan persyaratan yang tidak memenuhi syarat. Itu otomatis dinyatakan gugur, atau gugur dalam aplikasi, “kata Ketua KPU Tolikara, Netius Wonda kepad Pasific Pos, Minggu 19 Mei 2024, malam.
Sementara nama nama yang sudah lolos lanjutnya, itu diumumkan yang jumlahnya hampir 2000, setelah itu mereka melakukan tes pengumpulan dokumen fisik, selanjutnya mereka mengumpulkan tes tertulis yang dilakukan di Kabupaten Tolikara.
Netius Wonda mengatakan, Puji Tuhan proses pelantikan ini berjalan dengan aman, tertib dan damai. Sehingga pihaknha dapat dengan tenang mengumumkan nama nama lima komisoner tersebut. Setelah disaring sesuai dengan PKPU itu kemudian diumumkan 15 peserta dari sekian orang itu.
“Dari sekitar 1.900 orang itu sudah sesuai juknis atau PKPU dan itu hanya diumumkan setelah tes tertulis dan itu batasnya harus 15 orang. Sehingga lima komisioner mengumumkan dapil 1, 2,3 dan dapil 4 perdistrik itu diumumkan sesuai dengan nilai terbaik. Kami umumkan 15 orang. Dan 15 orang ini sesuai dengan jadwal serta agenda nasional yang pelantikan dilakukan secara serentak,” paparnya.
Khusus untuk wilayah Papua Pegunungan ini, Netius Wonda akui, jika kondisi dan geografis yang ada di Tolikara itu memang sangat berbeda dengan di kabupaten kabupaten lainnya.
“Kadang kadang kendala kami itu adalah jaringan internet. Papua Pegunungan ini selalu terkendala soal jaringan internet sehingga sering mengalami kegagalan atau ketertinggalan Informasih,” ucapnya.
Dikatakan, setelah penetapan 15 besar, kemudian lima komisioner juga menetapkan 10 besar. Dalam penetapan 10 besar itu memang ada perbedaan perbedaan argumen, perbedaan perbedaan pikiran dan perdebatan yang luar biasa dan itu sering terjadi dalam rapat pleno 10 besar. Tapi tu memang sudah diatur dalam PKPU atau karena demokrasinya memang sudah begitu.
“Tapi inti dari pada itu semua, kami menjalankan KPU Kabupaten Tolikara, kami dilantik dan mengambil sumpah janji jabatan oleh KPU RI yang tujuannya untuk melaksanakan Pilkada Serentak 2024.
Mulai dari Pileg sampai Pilkada. Itu kewajiban atau perintah UU. Dan agenda nasional itu tidak yang bisa halangi apalagi menghambat proses jalannya pelantikan,” tandas Natius Wonda.
“Karena kalau kita menghalangi dan menghambat bisa jadi kita kena pidana karena melanggar hukum. Sehingga sesuai dengan jadwal nasional kami lima komisioner melakukan rapat pleno yang dilaksanakan selama dua hari, yakni pada tanggal 16 – 17 Mei 2024. Jadi dua hari full ini terjadi perdebatan yang luar biasa. Tapi pada tanggal 17, kami lima komisioner telah bersepakat bahwa pelantikan ini tetap dilaksanakan sesuai dengan agenda nasional. Makanya kami lima komisioner putuskan untuk lima besar yang terpilih sesuai dengan kecapakan, komunikasi, serta mendapat nilai terbaik disaat proses wawancara,” sambungnya.
Meski sebelumnya kata Netius, pelantikan itu direncanakan di Karubaga, Kabupaten Tolikara tapi karena kantor dan gedung gedungnya itu tidak memenuhi kapasitas, sehingga kami komisioner putuskan, untuk pelantikan dilakukan di Wamena.
Hanya saja jelas Netius Wonda, dalam proses tahapan mulai dari pendaftaran hingga penilitian administrasi sampai penetapan lima besar, itu kebutuhan hanya dipakai 46 Distrik di setiap distrik yang ada di kabupaten Tolikara.
“Kalau 46 distrik itu terpilih hanya lima orang saja. Kalau lima orang berarti total jumlah keseluruhan 46 distrik itu 230. 230 tapi peserta tesnya itu sekitar 1900 lebih atau kurang lebih 2.000. Ini luar biasa ada kemajuan demokrasi, ada peserta tes yang tidak lolos tapi mereka mengerti dan mereka memahami bahwa ini ruang demokrasi. Jadi bagi yang tidak lolos dan bagi yang mendaftar tunggu masih ada ruang untuk mereka daftarkan diri di KPPS atau PPS.
Karena KPPS dan PPS ini kita juga membutuhkan jumlah yang cukup besar. Sebab, setiap distrik, KPPS itu membutuhkan masih masing tujuh orang. Lalu untuk tingkat PPS itu juga butus orang banyak atau butuh tenaga,”jelasnya.
Sehingga tandas Netius Wonda, jumlah yang daftar ini kita akan di angkat untuk menjadi anggota KPPS maupun PPS. “IItu yang kami lakukan, kemudian dalam proses untuk tahapan pendaftaran hingga proses pelantikan itu dilakukan dan dapat berjalan dengan damai, aman dan tertib,” imbuhnya.
Menurutnya, ini merupakan peserta tes, namun mereka pun sudah memahami jalannya demokrasi yang baik yang beretika serta santun seperti apa. Untuk itu Netius Wonda menambahkan, sebagai Ketua KPU Kabupaten Tolikara, saya sampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada pihak keamanan terutama Kapolres Tolikara, Dalmas dan Brimob Tolikara yang sudah membackup seluruh kegiatan dan selalu menjaga serta mengawal jalannya proses pelantikan ini hingga selesai dengan aman, tertib dan damai.
“Jadi proses pelantikan ini juga sesuai dengan jadwal dan tahapan sehingga kami sangat bersyukur walaupun ada perbedaan perbedaan pendapat tapi hal itu seperti biasa dan sudah diatur dalam demokrasi atau UU untuk demokrasi. Ada yang terima dan ada yang tidak terima tapi itu hal yang biasa. Intinya kita menyelamatkan agenda negara ini karena kami disumpah dengan janji jabatan untuk menyelamatkan agenda nasional Pilkada Serentak 2024 ini sesuai dengan jadwal dan tahapan . Itu yang paling penting, jadi sekali lagi terimakasih atas dukungannya. Baik dari para tokoh masyarakat, tokoh tokoh intelektual, tokoh tokoh Gereja dan tokoh pemuda yang memberikan pemahaman dan ikut mengawal jalannya proses pelantikan ini hingga berjalan dengan lancar dan sukses,” tutupnya. (Tiara).