Jayapura – Untuk pertamakalinya, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Papua akan menggelar Festival Cenderawasih. Event ini bertujuan mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan di Papua.
Kepala Tim Implementasi KEKDA Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua, Dandung Tri Marsetyo, mengatakan, Festival Cenderawasih untuk mendorong implementasi pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif Syariah (Eksyar), penguatan digitalisasi, pengembangan pariwisata, dan perluasan awerness cinta bangga paham (CBP) menjadi sebuah kolaborasi yang harmoni untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan.
Dandung mengatakan, Festival Cenderawasih menyelaraskan berbagai kegiatan flagship Bank Indonesia seperti Road to FESyar Kawasan Timur Indonesia, Pre-Event FEKDI, CBP Rupiah dan Pre-Event Road to KKI menjadi sebuah kolaborasi yang harmoni dalam rangka mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru Papua.
Sebagai upaya strategis mendorong pertumbuhan Papua yang inklusif dan berkelanjutan
melalui penguatan SDM, kemitraan secara global yang menghasilkan nilai, dan bisnis pariwisata yang berkelanjutan, maka Festival Cenderawasih akan diisi dengan kegiatan edukasi, showcasing dan kesamaan bisnis (bussines marching), pariwisata, budaya, kompetisi dan festival musik.
“Dengan mengadopsi digitalisasi melalui sektor perdagangan, pariwisata, dan pendidikan sehingga mengubah persepsi ekonomi Papua dari ekonomi ekstraktif menjadi Strong, Sustainable, Balanced and Inclusive, Growth atau SSBIG,” kata Dandung di Jayapura, Senin (13/5/2024).
Sementara itu, Muhammad Fahrurrizki Aulia selaku Manajer Tim Implementasi KEKDA Kantor Perwakilan BI Papua berharap Festival Cenderawasih dapat memberikan makna bagi perekonomian di Papua.
Festival Cenderawasih akan digelar di eks Terminal PTC Entrop, Kota Jayapura, Papua pada 17-19 Mei 2024 dengan tema “Upaya Strategis mendorong pertumbuhan Papua yang inklusif dan berkelanjutan melalui penguatan SDM, digitalisasi, kemitraan global value chain, dan sustainable tourism”.
Aulia mengatakan, Festival Cenderawasih turut menghadirkan sejumlah asosiasi pengusaha seperti Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Asita.
“Dengan hadirnya festival ini, kami berharap masyarakat mengetahui secara luas bahwa ada sektor yang bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yaitu pariwisata dan ekonomi kreatif,” ucapnya. (Zulkifli)