Benoa – Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Abetnego Tarigan menegaskan bahwa pengembangan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang berada di Benoa, Bali perlu diberikan percepatan agar aktivitas investasi dapat segera terlaksana.
Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang diproyeksikan dapat menjadi gerbang peningkatan ekonomi Bali melalui aktivitas pariwisata bahari.
Abetnego menyebutkan bahwa Kantor Staf Presiden (KSP) bersama Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan pengembangan BMTH dalam konteks pengawalan PSN yang telah ditetapkan oleh Presiden.
“Proyek ini sudah ditetapkan sebagai PSN sejak lama, kita harus pastikan segera ter-deliver,” ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Rencana Pemindahan Kapal Perikanan dalam rangka Pengembangan Pelabuhan Benoa di Bali, Rabu (8/5).
Lebih lanjut, Abetnego menegaskan bahwa KSP dan Kemenko Kemaritiman dan Investasi terus bekerja sama secara intens dan menjadikan PT. Pelindo sebagai percontohan dalam agenda Penataan aset pada BUMN sejak tahun 2023.
Dalam kesempatan rakor tersebut, Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) sebagai pelaku usaha perikanan di sekitar Pelabuhan Benoa mendukung adanya upaya penataan Kawasan BMTH sebagai pemenuhan PSN. Pihak ATLI berharap terus ada ruang diskusi untuk mendukung pelaksanaan perencanaan penataan serta potensi ekonomi di kawasan BMTH.
Menanggapi hal tersebut, Abetnego beserta Dirjen Perikanan Tangkap KKP yang diwakili oleh Direktur Kepelabuhanan dan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang diwakili KSOP Benoa II mengatakan akan menyiapkan solusi yang menguntungkan berbagai pihak. Hal ini sekaligus sebagai penekanan dalam mendukung pemenuhan BMTH sebagai PSN, sebagaimana ketentuan Peraturan Presiden 109/2020 sekaligus sebuah usaha jangka panjang yang perlu dilakukan dalam mendukung aspek fungsi Pelabuhan itu sendiri.
“KSP dan seluruh pihak yang terlibat berkomitmen penuh untuk mendukung penyelesaian yang cepat dan baik untuk semua pihak, termasuk relokasi, kesiapan tempat dan kebutuhan nelayan yang dapat kita penuhi,” tegasnya Abetnego.
Sementara itu, Direktur Strategi PT Pelindo (Persero), Prasetyo menjelaskan bahwa saat ini PT. Pelindo (Persero) telah melakukan pemetaan masterplan BMTH ke dalam empat area, yaitu Benoa Eksisting, Area Pengembangan I, Area Pengembangan II dan Area HPL Pelindo non Pelabuhan. Pelindo juga telah menyusun rencana pengembangan zona Port Associated Industry (PAI), dimana dalam hal ini adalah penataan kapal-kapal tangkap ikan.
“Ada beberapa alternatif lokasi pemindahan kapan-kapal tangkap ikan tersebut, sehingga pengembangan BMTH dapat segera dilaksanakan dan dapat beroperasi sebagaimana ditargetkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional,” kata Prasetyo.
Pada rapat koordinasi tersebut, turut hadir Asisten Deputi Jasa Logistik Kementerian BUMN, Asdep Navigasi dan Keselamatan Maritim Kemenko Marves.