Ketua Harian KPA Kabupaten Tolikara Samuel Kogoya SH, MM, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tolikara Alsen Genongga M. KM dan Sekretaris KPA Tolikara Arianto Kogoya, SE saat Press Conference memperingati hari AIDS sedunia di Hotel Elohim, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (1/12/2023).
Sentani – Pemerintah Kabupaten Tolikara melalui Dinas Kesehatan dan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Tolikara terus melakukan berbagai upaya menekan penyebaran HIV/AIDS.
Demikian disampaikan Ketua Harian KPA Kabupaten Tolikara Samuel Kogoya SH, MM, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tolikara Alsen Genongga M. KM dan Sekretaris KPA Tolikara Arianto Kogoya, SE dalam Press Conference memperingati hari AIDS sedunia di Hotel Elohim, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (1/12/2023).
Samuel mengatakan, sampai bulan Oktober 2023 dari data angka kasus terinfeksi HIV/Aids di Kabupaten Tolikara sudah mencapai 1203 kasus, dimana kasus ini tertinggi kedua setelah Kabupaten Jayawijaya di Provinsi Pegunungan Papua.
“Untuk itu, di Hari Aids sedunia KPA Kabupaten Tolikara terus berupaya menekan penyebaran HIV AIDS dengan melakukan Penanganan terhadap ODHA melalui kerjasama dengan OPD teknis di Pemerintah Kabupaten Tolikara, LSM, dan semua komponen,” katanya.
Menurutnya, kasus HIV AIDS seperti fenomena gunung es memang kelihatan sedikit padahal banyak, sehingga dibutuhkan kesadaran warga untuk mau melakukan pemeriksaan virus tersebut dan ini akan dilakukan oleh KPA dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tolikara.
Selain itu, pihaknya juga mempunyai strategi dalam penanganan HIV AIDS setelah diberikannya dukungan dana dari Pemkab Tolikara tahun ini sebesar Rp 500 juta.
Dari dana tersebut lanjut dia, digunakan untuk berbagai kegiatan mulai dari sosialisasi, pengobatan kepada ODHA, pemeriksaan Program sarasehan seribu hari, program pemberantasan HIV dan upaya lainnya.
“Untuk itu, kami sangat berterima kasih dengan Bupati Tolikara telah memberikan dukungan dana Rp 500 juta untuk KPA Tolikara dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1 Miliar. Walaupun sebenarnya dana ini belum cukup untuk mendukung penuh kegiatan kami, tapi kami tetap optimalkan tugas kami dan kami ucapkan terimakasih dengan Pj Bupati Tolikara yang konsen dan memperhatikan terkait sosialisasi KPA Kabupaten Tolikara,” ucapnya
Pihaknya juga berharap kedepan, Pemkab Tolikara bisa memberikan dana untuk KPA lebih tinggi lagi karena angka kasus
Virus ini menyebar cukup tinggi maka dana yang dikasih juga harus ditambah. Selain itu, dari dana Otsus diharapkan juga bisa digunakan untuk penanganan HIV AIDS.
“Kami juga berharap ada kesadaran dari ASN untuk membiasakan diri dalam pemeriksaan HIV dan lainnya juga nanti jika ada yang terkena tetap akan diberikan pengobatan secara dini,” imbaunya.
Senada dengan Samuel, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tolikara Alsen Genongga M. KM,. mengungkapkan terus melakukan upaya menekan penyebaran HIV dengan memberikan pengobatan bagi ODHA dan melakukan pemeriksaan kepada warga.
Menurutnya, kasus HIV di Kabupaten Tolikara sudah sangat tinggi sehingga jika tidak ditangani secara serius dan dengan strategi yang baik maka ditakutkan resiko yang terkena akan lebih tinggi lagi.
“Sehingga harus ada upaya dan strategi yang baik dengan melibatkan semua stakeholder terutama dengan KPA Kabupaten Tolikara,” ujar Alsen.
Diakui, sampai tahun 2023 ini angka warga yang terinfeksi HIV secara komulatif sebanyak 1203 orang. Dimana kurang lebih usia rentan bagi ODHA antara 25-49 tahun yang resiko terkena lebih besar dan ini betul betul mengancam usia produktif.
Maka itu kata Alsen, secara berkesinambungan harus dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
“Untuk itu, kami betul – betul konsen lakukan pemeriksaan dan alat kami kami tidak kalah jauh dengan teman teman di RSUD Dok 2. Kami punya alat pemeriksaan TCM mendeteksi jumlah virus,” tegas Alsen.
Ditambahkan, untuk kasus terinfeksi virus HIV/Aids berdasarkan seks dan bukan seks sebanyak 1190 orang. Sedangkan orang dengan HIV (ODHIV) masuk perawatan, dukungan dan pengobatan berdasarkan kelompok usia 1-14 tahun 18 orang, 15-19 tahun 155 orang, 20-24 tahun 259, usia 25-49 tahun 718 orang dan lebih dari 50 tahun 20 orang.
“Sementara pelayanan pemeriksaan HIV sudah dilakukan pada di RSUD Karubaga dan beberapa Puskesmas diantaranya RSUD Karubaga, Puskemas Karubaga, Puskesmas Bokondini, Puskesmas Kanggime, Puskesmas Kutime, Puskemas Mamit, dan Puskesmas lainnya,” pungkasnya.