JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua melanjutkan program pelestarian cagar alam Cycloop dengan melakukan penanaman bibit bambu secara bertahap sepanjang 78 kilometer.
Bertempat di Kampung Robong Asei Kecil, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Kamis (16/11/2023), Pemerintah Provinsi Papua berkolaborasi dengan PT. Freeport Indonesia dan berbagai elemen masyarkaat, mahasiswa dan pelajar melakukan penanaman bibit bambu untuk penyelamatan Cagar Alam Cycloop.
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Sekda Papua Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat, Suzana Wanggai memastikan penananam pohon di kawasan Cagar Alam Cycloop akan terus berlanjut.
“Penanaman bibit bambu ini pastinya merupakan agenda penting dalam upaya pemulihan lingkungan yang mencakup kerja-kerja pencegahan, penanganan dan pemulihan atau rehabilitasi. Tentunya kegiatan ini akan dilakukan secara intensif, kontinyu dan konsisten,” terangnya.
Oleh karena itu, pemerintah dan unsur-unsur terkait harus segera mengambil tindakan nyata, salah satunya dengan cara menertibkan kawasan penyangga.
Sebab, program penyelamatan hutan cycloop yang sudah dicanangkan oleh Pj Gubernur, sehingga semua pihak harus bersama berkomitmen untuk menyelamatkan hutan cyklop demi kelangsungan hidup masyarakat di Jayapura dan sekitarnya.
Suzana Wanggai juga mengapresasi PT Freeport Indonesia yang sudah membantu pemerintah 20 ribu bibit pohon bambu yang akan ditanam sepanjang penyangga kawasan cagar alam cycloop.
“Terima kasih kepada PT Freeport Indonesia, harapan kami perusahaan swasta lain di Papua juga bisa ikut serta terlibat dalam upaya penyelamatan kawasan cagar alam cycloop,” ujarnya.
Suzana menambahkan, rencana aksi bersama penanaman bambu sebagai Pagar Alam cagar alam pegunungan cyclop, selain sebagai agenda penting pemerintah Papua dalam pemeliharaan lingkungan yang mencakup pencegahan, penanganan dan pemulihan atau rehabilitasi yang dilakukan secara intensif. Sebab, cagar alam pegunungan cycloop menjadi kawasan hutan yang mempunyai nilai strategis, karena sebagai sumber keanekaragaman hayati flora dan fauna bagi Papua.
Susana Wanggai juga mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di kawasan Cagar Alam Cycloop untuk ikut menjaga dan melestarikan hutan yang ada. Sebab upaya pelestarian tersebut menjadi tanggungjawab kita bersama.
“Cagar Alam Cycloop merupakan sumber penyedia air bersih bagi warga Kota dan Kabupaten Jayapura, maka kita harus menyelamatkan cagar alam yang sudah rusak ini,” imbaunya.
Sementara itu, Ketua Panitia kegiatan Ayub Woisiri mengatakan bahwa kawasan pegungan cycloop sebagai cagar alam yang mempunyai nilai strategis dengan fungsi dan perannya.
Dimana, cagar alam cycloop sebagai sumber plasma nutfa dan kaya akan keanekaragaman hayati dan fauna endemic Papua, serta mempunyai ekosistem tipe hutan lengkap. Hutan pantai, hutan dataran rendah, hutan pegunungan rendah, hutan lumut, hutan ultra basic dan padang rumput sub klimaks, sekaligus berfungsi sebagai penyerap carbon dioksida untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
Selain itu, kata Ayub, cagar alam cycloop juga sebagai daerah tangkapan air, penataan dan penyediaan air bagi kabupaten dan kita Jayapura serta penyuplai air bagi danau sentani dan pengatur iklim mikro.
Oleh karena itu, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua akan terus menggalang komitmen dan kesepakatan bersama para pihak untuk mengembangkan pola hubungan kerjasama secara terpadu dan terintegrasi sesuai fungsi dan beban biaya untuk berkontribusi dalam upaya penyelamatan bentang alam kawasan pegunungan cycloop melalui penanaman bamboo sebagai batasan alam.
“Kegiatan penanaman bambu sudah dimulai dan dicanangkan oleh bapak Pj Gubernur Papua bulan Agustus lalu, dan kegiatan hari ini dilakukan atas kerjasama Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua, Kementerian KLHK dan PT Freeport Indonesia serta dukungan dari masyarakat adat,” ucapnya.