Bogor – Pemerintah terus berupaya meningkatkan bauran energi terbarukan Biomassa untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Salah satunya dengan mengembangkan bahan bakar padat dari limbah kelapa sawit atau pellet kelapa sawit.
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, mengatakan Indonesia punya potensi besar untuk pengembangan pellet kelapa sawit. Produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 55 juta ton per tahun, yang menghasilkan limbah berupa serasah, pelepah, dan cangkang kelapa sawit yang dapat diolah menjadi pellet.
Menurutnya potensi tersebut menjadi kekuatan bagi Indonesia untuk membuka pasar pellet biomass di dunia Internasional, sekaligus memastikan Indonesia kuat dalam pengembangan ekonomi hijau.
“Saya yakin penggunaan pellet biomass ini akan diadopsi oleh oleh negara-negara lain di seluruh dunia, dan kita akan menjadi pemain utamanya,” tegas Moeldoko pada peluncuran pellet kelapa sawit, di PT Maulana Karya Persada, Bogor, Sabtu (4/11).
Masih kata dia, pellet kelapa sawit merupakan bahan bakar terbarukan yang memiliki emisi gas buang lebih rendah dari batubara dan solar. Dengan memanfaatkan pellet kelapa sawit, kata dia, pemerintah tidak hanya bisa mengurangi emisi karbon, tapi juga menciptakan peluang ekonomi baru, dan memperkuat pertumbuhan industri sembari menjaga ketahanan energi nasional.
“Kita harapkan pellet biomass ini menjadi komoditas sumber energi baru yang bisa digunakan dalam jangka panjang dan mendunia,” ujar Moeldoko.
Saat ini sudah ada beberapa perusahaan luar negeri yang sudah menandatangani kerja sama untuk pemanfaatan pellet kelapa sawit menjadi bahan baku pembangkit listrik. Salah satunya, Helen Oy, sebuah perusahaan energi terbesar di Finlandia. Kerja sama ini akan dilaksanakan oleh PT Maulana Karya Persada, perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang pellet kelapa sawit.
“Kami siap bekerja sama dengan Finlandia untuk mengembangkan pellet kelapa sawit sebagai sumber energi baru yang berkelanjutan,” kata Presiden Direktur PT Maulana Karya Persada, Abi Maulana.
Pellet kelapa sawit memiliki beberapa keuntungan dibandingkan bahan bakar fosil. Diantaranya, mengurangi emisi karbon, ketersediaannya melimpah, harga yang kompetitif, serta mudah diangkut dan disimpan. Selain sebagai bahan baku pembangkit listrik, pellet kelapa sawit juga bisa digunakan untuk industri dan transportasi.