Jayapura, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan menyesalkan kejadian penyerangan yang dilakukan oleh pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap 22 orang pekerja pembangunan Puskesmas dari PT Gloria Papua Permai.
Mayjen TNI Izak Pangemanan juga menyayangkan sikap perusahaan yang tidak berkoordinasi dengan pihak TNI dan atau Polri. Hal ini disampaikan saat Pasific Pos menghubungi melalui telepon selulernya.
“Mengapa mereka malah meminta perlindungan pada pihak KKB. Seharusnya mereka minta perlindungan kepada aparat keamanan dalam hal ini TNI dan Polri. Sehingga kami bisa memberikan pengawasan, pengamanan dan memberitahu kalo ada hal hal yang perlu diwaspadai, ” Ujarnya.
Dikatakan pula, pihak TNI dan Polri sebagai aparat keamanan tentunya memiliki pengalaman, sehingga diharapkan perusahaan perusahaan yang akan masuk ke pedalaman pedalaman di Papua dapat melapor ke pihak aparat keamanan.
Kejadian dengan motif seperti ini juga sudah pernah terjadi beberapa tahun lalu saat PT Istaka Karya mengadakan pembangunan fi kabupaten Nduga.
Selain itu, Mayjen TNI Izak Pangemanan menghimbau setiap pekerja yang akan bekerja di pedalaman Papua agar membekali diri dengan ilmu bela diri.
“Dengan ilmu bela diri, para pekerja minimal bisa melawan. Pekerja ini kan jumlahnya lebih besar dari KKB yang menyerang. Kalo ada dasar bela diri tentu bisa melawan, ” Ujarnya.
Bahkan Pangdam Cenderawasih ini menawarkan jasa. “bila ada perusahaan yang ingin pekerjanya kami latih, kami bersedia melatih selama satu bulan. Selain beladiri mereka juga akan dilatih bagaimana menggunakan senjata tajam sebagai alat pertahanan sehingga mereka bisa melawan saat diserang, ” Ujarnya.
Dari keterangan salah satu pekerja yang ditemui di Timika, diketahui bahwa sehari sebelumnya pihak KKB sudah mengumpulkan mereka di depan camp. Namun keesokan paginya mereka tetap bekerja.
“Pagi itu yang disuruh jaga tiba tiba menghilang. Dan saat kami istirahat siang minum kopi dia tiba tiba muncul dengan kelompok yang menyerang kami, ” Ujar Newi.
Dijelaskan nya, saat itu yang jaga beserta masyarakat dipisahkan. “Kami disuruh kumpul didalam tenda. Tiba tiba mereka mengeluarkan pistol dan memanah satu teman kami. Begitu mereka panah teman kami yang lain, kami langsung lari, ” Ujarnya.
Diperoleh info bahwa aksi KKB ini merupakan protes, dimana perjanjian awal bahwa apabila proyek pembangunan Puskesmas Omukia berjalan, maka uang keamanan langsung diserahkan kepada KKB wilayah Kepala Air, namun sampai saat ini uang keamanan belum diberikan.