Jayapura – Maskapai Garuda Indonesia tengah melakukan kajian kerjasama dengan sejumlah maskapai lokal di Papua untuk menekan tingginya biaya pengiriman barang atau cargo ke wilayah pegunungan.
General Manager PT Garuda Indonesia Branch Office Jayapura, Agny Gallus Pratama mengatakan, alur pengiriman barang yang cukup panjang menjadi salah satu penyebab tingginya biaya pengiriman barang ke wilayah pegunungan.
“Barang yang dikirim menggunakan pesawat Garuda dari Jakarta misalnya, sebelum ke wilayah tujuan akhir, skemanya cukup panjang, keluar dari gudang, kemudian dilabel ulang, masuk gudang lagi, baru diangkut,” jelas Gallus di Jayapura, Kamis (7/9/2023).
Kerjasama dengan sejumlah maskapai lokal di Papua, kata Gallus, lantaran pihaknya ingin membantu meningkatkan perekonomian daerah, terlebih di wilayah pegunungan yang terkenal dengan harga barang cukup tinggi dibandingkan daerah lainnya di Papua.
Selain cargo, Garuda juga akan mengkaji untuk membuka layanan penerbangan ke wilayah pegunungan.
“Kita masih menunggu pesawat Boeing 737 NG, jika memungkinkan pasti kita layani karena potensinya cukup besar untuk layanan penumpang dan barang di wilayah tersebut,” ujarnya.
Gallus pun mengungkapkan, ingin menjadikan Jayapura sebagai penghubung untuk melayani penumpang di intra Papua.
“Nantinya ada satu pesawat yang melayani rute pendek dulu untuk penumpang yang dari luar Papua dan melanjutkan penerbangan ke wilayah intra Papua di luar Jayapura,” jelas Gallus.
Sementara itu, untuk melayani wilayah Papua, Garuda Indonesia menyiapkan lima armada dan menambah jadwal penerbangan Jayapura ke Jakarta 10 kali seminggu, Jayapura ke Biak 3 kali seminggu, Merauke 3 kali seminggu, Jayapura, Makassar dan Denpasar 3 kali seminggu.
“Sementara, Jayapura, Timika dan Denpasar 4 kali seminggu,” ucapnya.(Sari)