Puncak – Menjelang HUT Kemerdekaan RI Ke-78, Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) kembali mengganggu keamanan dan mengancam keselamatan masyarakat di Pegunungan Tengah Papua. Gangguan keamanan dari KSTP tersebut berupa aksi melakukan tembakan yang mengarah ke Lapangan Trikora, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, saat masyarakat sedang melaksanakan rangkaian kegiatan menjelang HUT RI Ke-78 Tahun 2023. Sabtu (12/8).
Gangguan berikutnya berupa tembakan sporadis oleh KSTP ketika personel TNI melaksanakan patroli dan memasang Bendera Merah Putih di Bukit Ular. Minggu (13/8/2023).
Selama ini TNI yang ada di Papua menjalankan berbagai kegiatan guna membantu berbagai kesulitan serta kebutuhan masyarakat Papua. Sesuai arahan Panglima TNI bahwa seluruh personel TNI harus humanis, tidak boleh menyakiti hati rakyat, terus bekerja untuk membantu kesulitan rakyat, serta menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat Papua.
Namun demikian KSTP justru terus berulah melalui berbagai aksi teror terhadap masyarakat Papua, dengan membunuh masyarakat yang tidak berdosa, juga membunuh aparat negara yang sedang bertugas. Kondisi brutal KSTP tersebut tidak bisa ditolerir. Aparat keamanan, khususnya prajurit TNI, akan siap menindak tegas jika KSTP terindikasi akan menyerang masyarakat atau Pos Keamanan.
Kejadian awal bermula ketika pada pagi hari (12/8), Tim Paskibra Puncak melaksanakan latihan dalam rangka Upacara HUT RI Ke- 78. Pada saat bersamaan di lapangan voli Ilaga dilaksanakan perlombaan voli. Ternyata KSTP ingin mengoyak suasana damai menjelang HUT RI dengan melepaskan beberapa tembakan dari jauh. Seketika masyarakat berlarian ketakutan dan berhamburan selamatkan diri akibat ulah brutal kelompok teroris separatis tersebut.
“Terdengar letusan tembakan yang mengarah ke mimbar lapangan Trikora, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak. Diperkirakan arah tembakan dari Jalan Moko, Kampung Jenggerpaga, Distrik Ilaga, Puncak, lalu aparat TNI-Polri segera melakukan pengejaran ke arah sumber tembakan,” ujar Dansatgas Mobile YR 300/Bjw Letkol Inf Afri Swandi Ritonga.
Kejadian kedua gangguan tembakan KSTP terjadi ketika Tim Gabungan TNI selesai melaksanakan pemasangan Bendera Merah Putih di ketinggian Bukit Ular. Personel Pos Gome mendengar bunyi letusan tembakan sebanyak 4 kali dari arah Bukit Tepuk diduga dilakukan KSTP kelompok Kalenak Murib, sehingga personel Pos Gome membalas tembakan ke arah Bukit Tepuk.
Sementara itu Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi GN. Suriastawa membenarkan kedua kejadian gangguan KSTP tersebut.
“Iya laporan dari Satgas yang di lapangan demikian, gangguan dilakukan kemungkinan oleh KST berbasis di Kabupaten Puncak. Itu gangguan untuk mengusik kedamaian masyarakat di Ilaga, namun bisa ditindak oleh pasukan TNI-Polri dengan melakukan pengejaran dan sesuai info dari Dansatgas Mobile – Batalyon Infanteri 300 terindikasi dari pihak KSTP ada yang terluka terkena tembakkan anggota Satgas Mobile 300 tersebut, Semua Kelompok Separatis Papua tersebut berhamburan melarikan diri ke arah hutan belantara. Syukurlah, dari pihak Apkam tidak ada yang korban,” tandas Kapen Kogabwilhan III.
Gangguan oleh KST Papua tersebut untuk megganggu perayaan 17 Agustus, sekaligus menunjukkan eksistensinya, serta didapat info dari masyarakat bahwa Kelompok Separatis Teroris Papua ingin mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Puncak khususnya terkait pencairan Dana Desa. Selama ini KST telah gagal paham terhadap dana desa dari pemerintah RI yang seharusnya digunakan untuk membangun daerah serta kesejahteraan masyarakat, justru mereka menuntut bagian untuk modal dalam melakukan gangguan kekacauan keamanan.