Founder Colo Sagu yang juga Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen, S.IK., M.H., didampingi Pj Bupati Jayapura Triwarno Purnomo, S.STP., M.Si., Ketua Panitia Festival Colo Sagu Michael Yarisetouw, Sekda Kabupaten Jayapura Dr. Hana Hikoyabi, perwakilan Polda Papua, unsur Forkompimda saat foto bersama pada pembukaan Festival Colo Sagu di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (26/6/2023).
Sentani – Festival Colo Sagu di gelar Polres Jayapura dalam rangka menyambut HUT Bhayangkara Ke-77 pada Senin (26/6/2023), di Jalan Bandara Sentani, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Festival yang dimeriahkan oleh artis-artis lokal Papua, penyanyi Ona Hetharua dan memperebutkan belasan doorprize ini, menampilkan 30 pelaku UMKM lokal, diantaranya mama-mama Papua penjual pangan khas sagu dan juga berbagai komunitas, serta beberapa organisasi paguyuban di Kabupaten Jayapura.
Turut Hadir, Pj Bupati Jayapura Triwarno Purnomo, Sekda Kabupaten Jayapura Dr. Hana Hikoyabi, Tenaga Ahli Menteri Sosial (Mensos) Bidang Rehabilitasi Sosial Dr. Drs Benhur Tomi Mano, Perwakilan Forkopimda, Kepala OPD dan perwakilan tokoh adat Kabupaten Jayapura.
“Kepada para tamu undangan yang hadir di kegiatan festival Colo Sagu ini, kita ucapkan permohonan maaf karena kita kasih duduk di batang sagu. Karena temanya sagu, jadi kita kasih duduk di batang sagu,” ucap Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen, S.IK., M.H. mengawali sambutannya pada pembukaan Festival colo sagu.
Menurut Kapolres, tempat duduk sagu yang disediakan pihaknya tentunya tidak mengurangi derajat tamu undangan yang hadir tapi bagaimana pemanfaatan sagu itu semuanya dapat mempunyai manfaat.
“Itu yang mungkin kita dorong pada kesempatan kali ini dan kemunculan kita semua melaksanakan kegiatan ini, dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara yang ke-77 dengan tema, ‘Polri Presisi untuk Negeri, Pemilu Damai menuju Indonesia Maju,” ujar Kapolres.
“Yang mana itu semua, punya korelasi dengan tema kegiatan kita kali ini tentang cerita gotong royong untuk membangun negeri. Mau apa jadinya ini barang, mau apa jadinya nanti kita depan, mau Pemilu ini lancar kah, mau aman kah, semuanya kembali ke diri kita masing-masing. Sudah kah kita berdamai dengan diri kita, sudah kah kita berdamai dengan sesama kita, juga sudah kah kita berdamai dengan lingkungan kita,” katanya.
“Tapi dikesempatan ini juga, ada pesan yang ingin kita sampaikan bahwa kita tidak hanya sekedar bicara makan sagu, tetapi bagaimana kita bicara budidaya pelestarian hutan dan pohon sagu,” tambahnya.
Dikatakan, sebagai pihak yang hanya menumpang kerja di bumi kenambai umbai (sentani), dirinya tentu memiliki tanggungjawab serta memiliki harapan besar kepada para pemilik tanah untuk dapat menjaga serta melestarikan hutan sagu.
“Maka itu dikesempatan ini, saya mengajak mari kita jaga hutan sagu ini. Tanah itu boleh berganti pemilik, tetapi jangan ganti dengan yang lain. Cukup cyclop saja yang sudah dialihfungsikan, jangan sagu nanti akan berkurang. Jangan sampai 39 varian sagu terbesar di dunia, yang ada di tanah kita ini satu persatu mulai hilang,” imbaunya.
Dalam kesempatan itu juga, ia mengucapkan terima kasih kepada pihak perhotelan, dan beberapa pelaku dunia perhotelan yang menyajikan menu berbahan sagu.
“Karena itu penting bagi kita ke depan. Besar harapan kami juga, kalau bisa setiap penerbangan-penerbangan antar kota di dalam tanah Papua, mungkin paling tidak kita duduk begini, menikmati sagu bakar. Namun Intinya adalah bagaimana menjaga eksistensi, menjaga identitas kita dalam pelestarian sagu,” harap Kapolres.
“Oleh sebab itu, kami bergerak untuk mengangkat sagu ini dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara ke-77, kami mempersembahkan festival ini pertama kepada sagu itu sendiri, kedua kepada mama-mama yang sudah bisa bertahan tada asap di tungku untuk bakar sagu. Kurang lebih itu yang bisa saya sampaikan” tutup Kapolres.