Mimika – Pasukan gabungan TNI – Polri bekerja untuk kepentingan negara dan menyelamatkan nyawa manusia. Hal ini dikatakan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa saat memberikan keterangan pers terkait perkembangan di distrik Paro kabupaten Nduga paska dibakarnya pesawat Susi Air.
Pangdam yang didampingi oleh Wakapolda Papua Brigjen Pol Ramdani Hidayat, S.H, Danpas Brimob III Korbrimob Polri Brigjen. Pol. Gatot Haribowo, S.I.K., M.A.P., dan Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring, S.H., S.E., M.M., dalam jumpa pers , Jumat (10/02/2023) menyampaikan tentang masyarakat yang mengungsi.
Pangdam menyatakan, saat ini puluhan masyarakat pengsungsi yang kebanyakan terdiri dari ibu ibu dan anak anak ini telah tiba di Kenyan ibukota kabupaten Nduga.
“Setelah berjalan kaki selama dua hari dua malam akhirnya masyarakat Paro tiba di Kenyam,” ujar Pangdam.
Pangdam juga menjelaskan apa yang telah dilakukan oleh aparat gabungan TNI dan Polri di Pari paska kejadian pembakaran Pesawat Susi Air di Bandara Paro Kab. Nduga.
“Pada prinsipnya kami TNI Polri bekerja atas kepentingan negara. TNI Polri dalam hal ini Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua dalam penanganan kasus Paro beberapa lalu, melibatkan para Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Tokoh masyarakat beserta Pemerintah Daerah yang bertujuan hanya satu, menyelamatkan nyawa manusia yaitu aspek kemanusiaan,” jelas Pangdam XVII/Cenderawasih.
“Dalam waktu beberapa hari lalu sampai sekarang telah melaksanakan operasi kemanusiaan yaitu menolong saudara-saudara kita yang melaksanakan eskodus dari Paro menuju Kenyam,” lanjutnya
Pangdam juga menegaskan bahwa isue yang beredar di kalangan masyarakat adalah tidak benar. Saat ini pasukan gabungan hanya melakukan pencarian terhadap keberadaan pilot.
“Mengenai Pesawat Susi Air yang terbakar, terdapat isu-isu yang beredar bahwa ada 15 orang yang diancam oleh Egianus Kagoya, namun semuanya sudah dapat dievakuasi dengan selamat. Namun 1 personel pilot masih diduga bersama kelompok KST dan kita terus melakukan pencarian, sesuai dengan kondisi di lapangan,” jelas Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa.
Sementara itu di tempat yang sama, Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring, S.H., S.E., M.M. menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelamatan nyawa manusia, bahkan sampai berjalan kaki dari wilayah Paro menuju ke Distrik Kenyam.
“Masyarakat yang keluar ini karena takut terancam akibat aksi teror yang dilakukan oleh kelompok Egianus Kogoya yaitu dengan membakar pesawat dan diduga juga Egianus Kogoya membawa pilot Pesawat Susi Air,” jelas Danrem 172/PWY.
Lebih lanjut dikatakannya masyarakat ini ada yang sakit, ada yang tidak kuat, bahkan ada anak kecil yang sudah kelelahan berjalan sekitar dua hari berada di hutan. Sehingga Bapak Bupati meminta bantuan kepada TNI-Polri untuk menyelamatkan mereka sebagai wujud rasa kemanusiaan.
“Sekali lagi tidak ada operasi TNI saat ini yang dilakukan di wilayah Paro yang mengancam membunuh masyarakat dan membuat masyarakat takut dan lari keluar dari Paro. Semua itu tidak benar. Jika ada pihak-pihak yang menyatakan seperti itu, maka itu adalah upaya provokasi gerombolan KST dan simpatisannya,” tegas JO Sembiring
“Demikian pula, selama Kepemimpinan Bapak Bupati ini, juga tidak ada yang namanya pemerkosaan dan pembunuhan masyarakat sipil. Jadi jika ada kelompok-kelompok yang menyatakan hal tersebut, maka itulah upaya provokasi dan memutar balikkan fakta. Sekali lagi jika ini terus dilakukan ini bisa melanggar undang-undang,” tegas Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring, S.H., S.E., M.M.