Sentani – Para pedagang Pasar Pharaa Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, mengaku kecewa dengan pembagian kios yang baru setelah dilakukan pembangunan kembali untuk bangunan kios secara darurat pasca musibah kebakaran yang terjadi pada 6 Januari 2023 lalu.
Ratusan kios dan lapak los yang hangus terbakar dibangun kembali dengan darurat itu dimulai pasca musibah kebakaran hingga kini, yang dinilai oleh para pedagang Pasar Pharaa Sentani bahwa pembagian dengan sistem lotere itu akan merugikan mereka yang sejak awal telah berpartisipasi ikut bekerja dalam pembangunan kembali kios dan los darurat di pasar tersebut.
Puluhan pedagang berdatangan untuk melihat daftar nama pedagang korban kebakaran yang mendapat pembagian kios dan lapak di los swadaya Pasar Pharaa Sentani. Karena banyaknya pedagang yang tidak mendapatkan pembagian kios dan lapak los swadaya di pasar sentral tersebut, akhirnya para pedagang merasa kecewa dan mengeluhkan soal pembagian kios dan lapak los ini yang dinilai tidak adil dan merata.
Alina, selaku Koordinator Pedagang Pakaian Bekas atau Cakar Bongkar (Cabo) mengatakan bahwa pembagian lapak dagang bagi para pedagang baik kios maupun lapak los dengan sistem lotere itu tidak ada kesepakatan dari awal antara dinas terkait dengan para pedagang.
“Kami sebagai pedagang sangat kecewa, karena kita semua ikut berpartisipasi dalam pembangunan lapak dagang darurat dan gotong royong bekerja dari awal. Kalau pakai sistem lotere, pasti akan banyak pedagang yang mendapat kios dan lapak los tidak sesuai dengan keinginan para pedagang,” ujarnya, Kamis (2/2/2023).
Ia menyampaikan, ada sekitar 428 pedagang aktif dan berizin resmi yang berjualan di pasar berdasarkan data yang dikeluarkan oleh dinas terkai. Sementara kios dan lapak los yang dibangun di 7 los itu sebanyak 245 unit, sehingga masih kurang 173 unit kios sesuai data pedagang di pasar Pharaa Sentani yang menjadi korban kebakaran.
“Untuk itu, kami berharap kepada Pemda Kabupaten Jayapura dalam hal ini dinas terkait dapat memperhatikan serta lebih dahulukan kami sebagai pedagang yang sudah ikut bekerja dari awal. Kalau sistemnya seperti ini lebih baik kembalikan kami ke lokasi kios masing-masing sebelum musibah kebakaran terjadi. Karena data yang diturunkan saat ini tumpang tindih dan seharusnya untuk satu pedagang mendapatkan satu kios sesuai data yang telah terhimpun,” paparnya dengan penuh harap.
Hayun, yang juga Koordinator Pedagang Pakaian ini juga menyesalkan pembagian kios dagang dengan sistem lotere. Dirinya pun menginginkan agar pembagian kios ini jangan menggunakan sistem lotere.
“Kalau bisa pembagian kios jangan di undi atau lotere, namun dinas terkait harus mendahulukan para pedagang yang sudah ikut berpartisipasi bekerja dalam pembangunan lapak dagang los darurat selama ini,” keluhnya.
Data yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jayapura tidak sesuai dengan data yang dihimpun oleh masing-masing koordinator pedagang yang menjadi korban kebakaran di Pasar Pharaa Sentani. Disperindag mengeluarkan data pedagang yang berhak mendapatkan kios, tetapi banyak sekali pedagang yang menjadi korban kebakaran tidak ada tercantum namanya di dalam daftar penerima kios.
“Jadi, sangat jauh berbeda data yang dikeluarkan oleh dinas dengan data yang ada dihimpun oleh tiap-tiap koordinator pedagang yang menjadi korban kebakaran tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jayapura Theophilus Hendrik Tegai pada Jumat, 3 Februari 2023 siang sekitar pukul 11.30 WIT yang ada di lokasi langsung menemui Ketua Pedagang dan mengumpulkan semua koordinator pedagang, serta para pedagang lainnya di los bagian depan berhadapan dengan pos masuk pasar.
“Sebagai kepala Disperindag, bagi saya itu mohon teman-teman wartawan memberitakan seperti itu dan harus informasinya berimbang, ya kan. Kenapa saya harus katakan seperti ini, karena para pedagang yang korban kebakaran di pasar baru ini sudah menunjuk salah satu dari mereka menjadi ketua atau yang mengkoordinir mereka yaitu, pak Haji Lesmana,” ujar Theophilus Tegai ketika dikonfirmasi wartawan usai menemui para pedagang.
Sebab itu, dirinya sudah menemui Hayun selaku koordinator pedagang pakaian dan Alina selaku koordinator pedagang pakaian cakar bongkar.
“Menemui pak Hayun dan ibu Alina itu, untuk klarifikasi dengan menegur keras mereka berdua terkait adanya pemberitaan di salah satu media online lokal. Jadi, tolong ikuti apa yang kami di pemerintah daerah sudah atur. Berdasarkan data di kami itu kurang lebih ada 460 pedagang yang korban kebakaran, baik itu pedagang pakaian, pedagang sepatu dan sendal, pedagang cakar bongkar, kemudian pedagang bumbu-bumbu dan pedagang aksesoris lainnya itu datanya sudah ada disitu dan kami sempat lakukan diskusi bersama untuk lakukan kroscek,” ujarnya.
“Nama pedagang yang ada di kami sebagai dinas terkait itu didapati pedagangnya sudah tidak ada disini. Kemudian, juga ada yang ambil di kami terkait data pedagang yang mendapatkan kios lalu jual atau kontrakan kembali ke pedagang lain. Itulah nanti sebentar kita lakukan pengecekan ulang terhadap nama pedagang yang mendapat kios, sehingga riil yang benar-benar nama pedagang yang ada sekarang ini,” tutupnya.