Kalimantan Selatan — Perhelatan akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXIX yang berlangsung pada 12 hingga 18 Oktober 2022 di Kalimantan Selatan usai sudah. Wakil Menteri Agama KH. Zainut Tauhid Sa’adi menutup ajang dua tahunan ini secara resmi.
Penutupan dilaksanakan di Astaka Utama Kiram Park Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, Selasa malam (18/10/2022). Provinsi Jawa Timur keluar sebagai juara umum.
Ketua Dewan Hakim MTQ Nasional XXIX, KH. Said Agil Hussain Al Munawar, membacakan SK Pemenang. Sepuluh besar juara MTQ Nasional XXIX tahun 2022 berturut-turut adalah Jawa Timur, dengan nilai 87, DKI Jakarta, 66, Kalimantan Selatan, 62, Jawa Barat, 43, Sumatera Barat, 35, Sumatera Utara, 22, Kepulauan Riau, 20, Sumsel dan Aceh, 12, Sumatera Selatan dan Jambi, 8, Jawa Tengah, 7. MTQ XXIX mempertandingkan delapan cabang dengan 23 golongan dilombakan.
Dalam perlombaan pada ajang MTQ yang berlangsung ketat ini, Provinsi Papua masih mencatatkan satu peserta yang menempati posisi 6, atau Harapan III, pada cabang Hifzil Qur’an 1 Juz dan Tilawah, atas nama Syahrul Maulana Ismail. Syahrul merupakan siswa Kelas II SMP Hidayatullah Kabupaten Mimika.
Meski menurun dibanding MTQ Nasional XXVIII dua tahun silam di Provinsi Sumatera Barat, namun para peserta asal Provinsi Papua masih menempati posisi yang cukup baik diantara perserta yang ada.
Ketua Kafilah Provinsi Papua Joko Dasri menyampaikan peghargaan dan rasa terima kasih pada para peserta MTQ kafilah Provinsi Papua yang sudah berusaha keras mempersembahkan hasil terbaik. Ia mengajak peserta untuk tetap optimis dan tidak berputus asa dengan hasil yang diraih saat ini.
Ia juga mendorong peserta untuk terus meningkatkan kemampuan sehingga akhirnya dapat meraih prestasi yang lebih baik.
Pada malam penutupan, Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid mengapresiasi MTQ Nasional XXIX di Kalimantan Selatan yang berjalan lancar, sukses dan menghasilkan qori qoriah, hafid hafidhoh yang luar biasa.
“Bukan hanya untuk berkumpul dan berlomba, namun sesungguhnya kita tengah mensyiarkan Al-Qur’an untuk lebih dikenal dan dipahami, agar makin dicintai agar semakin indah didekati. MTQN XXIX 2022 adalah langkah kita membumikan Al-Qur’an di Bumi Nusantara,” ucapnya.
“Dalam menjalankan Al-Qur’an kita patut meneladani pribadi Nabi Muhammad SAW. Kepribadian dengan kemuliaan akhlak yang bersumber dari Al Qur’an, menebarkan kasih sayang dan menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang menyakiti sesama. Allah SWT telah menegaskan bahwa diutusnya nabi Muhammad ke bumi ini adalah sebagai rahmat,’’ sambung Zainut.
Syariat yang dibawa oleh nabi akhir zaman ini, jelasnya, membawa perubahan terhadap tatanan dunia yang saat itu disesaki dengan kejahiliyahan, kejahatan dan penindasan, bertransformasi menjadi era pencerahan peradaban kemanusiaan.
Sejarah panjang peradaban Islam tidak bisa dipisahkan dari Al Quran sebagai sumber syariat Islam. Al Qur’an telah menjadi referensi utama. Setiap jaman melahirkan disiplin keilmuan dan mendorong ilmu pengetahuan.
‘’Lahirnya karya-karya tafsir dengan bercorak ragam, menandakan betapa besarnya pengaruh Al Qur’an bagi para ulama sehingga mereka menghabiskan waktunya untuk menggali Al-Qur’an Karim,’’ jelas Zainut.
Ia menambahkan bahwa kecintaan terhadap Al-Qur’an telah dijabarkan Bangsa Indonesia dalam berbagai kebijakan dan praktik berbangsa dan bernegara. Al-Qur’an telah menginspirasi lahirnya beragam program dan kebijakan baik terkait masalah keagamaan maupun sosial kemasyarakatan.
Tak dapat dipungkiri, tegasnya, bahwa Al-Quran adalah inspirasi besar bagi bangsa Indonesia dalam menata dan membangun keragaman menjadi harmoni dalam bingkai NKRI.
“Kita semua bangga dengan melimpahnya kader Al-Qur’an yang siap menerima estafet kepemimpinan bangsa di masa depan. Anak-anak kita adalah generasi emas yang harus kita persiapkan menjadi calon pemimpin masa depan,’’ ujarnya.
Untuk itu, kata Zainut, pemerintah berkomitmen memberi beri mibingan dan fasilitasi bagi pengembangan MTQ dan berbagai perngkatnya untuk lebih baiuk di masa-masa yang akan datang. Kita tentu bangga dengan hadirnya LPTQ, pondok pesantren, lembaga tahfidz, yang begitu besar dan luar biasa dan menjadi rumah bagi generasi masa depan.
‘’Juga para dewan hakim yang terus melakukan pengkaderan dan pembinaan, semua itu adalah bagian dari langkah kita bersama untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan MTQ kita. MTQ adalah bagian dari cara kita untuk mengenalkan meningkatkan dan juga mendalami spirit Al Qur’an di tengah kehidupan berbangsa dan bermasyarakat,” kata Zainut.
Jika dilihat lebih jauh, kata Wamenag, seluruh proses yang dilibatkan dari rangkaian MTQ ini dari tingkat kecamatan sampai ke tingkat nasional hingga ke tingkat internasional, sangat berkaitan erat dengan langkah kita dalam pembangunan nasional. Pembangunan nasional meniscayakan kesiapan SDM yang berkarakter bewawasan luas dan berkompeten.
Dan ketiganya telah diperankan dalam setiap event MTQ ini dimana para calon pemimpin masa depan dibekali dengan wawasan Al-Qur’an dan ditempa dengan spirit keberislaman yang moderat.
“Kita tidak dapat melihat MTQ dalam perspektif seremonial. Jauh dari itu. Kita juga harus meningkatkan diri kita meningkatkan diri kita, nilai sportivitas, kerjasama saling bantu, saling rangkul dalam membangun dan mensyiarkan MTQ ini,’’ ujarnya.
‘’Kita ingin MTQ kita memiliki nilai-nilai yang sangat agung bagi setiap muslim dan untuk itu bisa menebarkan nilai-nilai yang baik bagi umat manusia khusunya bagi umat Islam di Indonesia,” sambung Wamenag.
MTQ Nasional XXIX dinilai sukses. Ia memberi apresiasi dan terima kasih pada Gubernur Kalsel, jajaran, dan masyarakat sehingga MTQ berjalan lancar sukses dan kondusif. (Red)