SENTANI – Ada saja serba serbi jelang pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) Ke- VI di Wilayah Adat Tabi, Papua. Banyaknya peserta KMAN dari masyarakat adat diseluruh Nusantara ini yang datang dalam event terakbar kongres masyarakat adat ini, membuat salah satu tokoh masyarakat mengusulkan event KMAN VI ini untuk didaftarkan ke Museum Rekor Indonesia (MURI).
Sebab, sebanyak 2.600 peserta ditambah dengan peninjau dan tamu undangan yang kalau ditotalkan hampir 10.000 orang dipastikan akan datang dalam event tersebut.
Demikian disampaikan Penasehat Himpunan Keluarga Jawa Madura (HKJM) Provinsi Papua, Prof. Dr. R. Partino, M.Si., ketika dikonfirmasi wartawan usai menghadiri rapat atau pertemuan antara Ketua Umum Panitia KMAN VI yang juga Bupati Jayapura Mathius Awoitauw bersama para Ketua Paguyuban yang tergabung dalam Forum Komunikasi – Lintas Kerukunan Nusantara (Forkom LKN) Provinsi Papua, di Suni Garden Lake Hotel & Resort, Hawaii, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (17/10/2022).
“Ini adalah ikon yang sangat besar, sangat monumental dan juga sangat luar biasa. Jadi, harus di rekorkan (daftarkan) dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Karena ini adalah Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) yang ada di tanah Tabi. Hal ini tidak akan terulang lima atau sepuluh tahun mendatang di tanah Tabi,” ujar Partino.
Menurutnya, pelaksanaan kongres masyarakat adat nusantara ini harus digaungkan ke seluruh Nusantara. “Jadi, kita harus gaungkan ke seluruh Nusantara. Bahwa, inilah contoh-contoh persatuan adat Nusantara di Indonesia yang ada berkumpul di tanah Tabi. Hal ini harus semua mendukung dan juga menjadi mercusuar di tanah Papua hingga nanti ke dunia,” tutur Guru Besae di Universitas Cenderawasih (Uncen) ini.
Selain itu, Partino yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Papua itu menambahkan, kegiatan ini sangat luar biasa dan momen ini jangan sampai dilewatkan.
“Jika dilewatkan begitu saja, kita yang menjadi rugi. Karena ini bisa menjadi contoh, ini loh di tanah Tabi masyarakat adat Nusantara bersatu, saling bahu-membahu, masyarakat adatnya yang begitu ramah dari tanah Tabi ini menerima masyarakat adat seluruh Nusantara. Begitu baik, jangan sampai seperti di luar-luar sana yang pada ribut sendiri-sendiri. Sementara kita di tanah Tabi ini merupakan tanah damai, yang tetap harus memberikan contoh untuk seluruh Nusantara. Bahkan di dunia, kita memberikan contoh yang nyata,” sambung Partino.
Apalaagi, dalam pelaksanaan KMAN VI ini ada tas Noken Raksasa yang harus didaftarkan ke MURI.
“Inikan nginapnya juga semua selama tiga hari di rumah-rumah penduduk, jadi akan bersatu dengan penduduk setempat dan masyarakat adat Tabi. Seluruh masyarakat adat Nusantara yang akan datang ribuan disini. Inikan spektakuler dan monumental, maka itu panitia yang bertugas itu harus segera menghubungi yang menangani masalah MURI,” tukas dosen tetap Universitas Cenderawasih ini.
Untuk diketahui, Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura siap menggelar Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI, yang akan dimulai pada 24 Oktober hingga 30 Oktober 2022 mendatang. Pelaksanaan KMAN VI ini akan dihadiri 2.600 orang peserta dari masyarakat adat seluruh Nusantara.