MERAUKE,ARAFURA,-Banyak harapan yang disampaikan oleh masyarakat terkait dengan kredibilitas dan kinerja kepolisian yang diharapkan dapat berjalan semakin baik dan terhindar dari tindakan-tindakan yang melanggar hukum. Kasus yang menjerat Ferdy Sambo dan tengah menjadi sorotan media saat ini, tidak dapat dipungkiri mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap jajaran kepolisian.
Pasalnya, publik dikejutkan dengan aksi kejahatan yang justru didalangi oleh sosok dari lingkup kepolisian itu sendiri sehingga menyebabkan kekecewaan yang cukup mendalam di kalangan masyarakat.
Nampaknya kepolisian harus bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat agar tidak lagi dicederai oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Seperti apa seharusnya polisi di mata masyarakat dan apa yang menjadi harapan terbesar masyarakat untuk seluruh jajaran kepolisian sehingga dapat terus dicintai dan dipercaya oleh masyarakat, ARAFURA News berhasil merangkum sejumlah tanggapan dari beberapa pihak, baik yang ada di Merauke maupun luar daerah.
Salah satunya Ustad Wawan Gunawan selaku Tokoh Agama Islam di Kabupaten Merauke yang menyebut bahwa masyarakat sangat mendambakan sosok polisi yang mampu melaksanakan tugas dengan optimal, baik dari tingkat pusat hingga daerah. Namun sebagai manusia biasa tentunya polisi juga memiliki keterbatasan dan kekurangan. Meskipun begitu, masyarakat tetap mengharapkan agar polisi khususnya di Kabupaten Merauke dapat berperan aktif, tidak hanya menjaga kamtibmas tetapi juga sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.
Dengan demikian polisi dapat memberikan contoh positif kepada masyarakat dan tetap konsisten untuk menegakkan hukum kepada siapapun secara profesional jika memang melakukan pelanggaran. Ustad yang juga Pimpinan Pondok Pesantren DDI Lampu Satu ini memberikan contoh figur mantan Kapolres Merauke, AKBP Ir.Untung Sangaji, M.Hum yang begitu konsisten dalam melaksanakan tugas sebagai aparat namun tetap merangkul masyarakat dengan berbagai terobosannya. “Secara pribadi saya sangat mengenal beliau selama bertugas di Merauke.
Beliau adalah sosok polisi yang baik dan dekat dengan masyarakat. Kita di Merauke kerap melihat Untung Sangaji berkeliling membagikan rezeki berupa sembako kepada masyarakat yang membutuhkan, para penyapu jalan hingga anak-anak kecil di sepanjang jalan,”terangnya.
Menurutnya, Untung Sangaji termasuk aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan bahkan turun langsung melatih masyarakat di bidang usaha kecil. Beliau juga sosok yang sangat ramah, selalu menyapa masyarakat yang ditemui dan tidak pernah menjaga jarak karena semua dirangkul bak keluarga. Ia berharap polisi yang lain dapat meneladani karakter Untung Sangaji.
“Kita yang ada di Merauke sangat membutuhkan polisi seperti beliau, semoga polisi yang ada di Merauke dapat melanjutkan warisan kebaikannya. Saya yakin dengan kebaikannya itu beliau akan selalu diterima masyarakat dimanapun bertugas hingga memasuki masa purna tugas nanti,”ungkap Ustad Wawan.
Hal senada juga diungkapkan Pastor Anselmus Amo, MSC yang pernah menjabat Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Merauke. Menurutnya, apa yang dilakukan Untung Sangaji merupakan bagian dari sebuah pendekatan dimana pria asal Maluku itu melakukan dengan hati. Home industri yang digagasnya adalah program pemberdayaan yang memiliki nilai istimewa dimana misi yang melekat, sebenarnya Untung Sangaji ingin mendekatkan polisi dengan masyarakat dan bersahabat dengan masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan merasa nyaman ketika ada polisi, itu salah satu cara beliau karena masing-masing Kapolres punya caranya sendiri.
“Bahkan Untung Sangaji sampai mendirikan tenda khusus di area Mapolres untuk melatih warga lokal, itu hal yang tidak biasa dan saya salut. Di sisi lain, tenda itu menjadi tempat masyarakat untuk menimba ilmu serta menumbuhkan image bahwa kantor polisi juga milik masyarakat sehingga mereka tidak merasa takut atau segan ketika berada di dalamnya,”terang Pastor Anselmus via telepon, Kamis (1/9).
Pria yang sekarang bertugas sebagai Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sumatera Selatan ini menambahkan, terobosan Untung Sangaji menjadi sebuah inspirasi karena beliau berhasil membuktikannya.
Sebab jika dilihat, masyarakat begitu dekat dan sayang dengan beliau. Kehadiran polisi memang untuk menjamin ketertiban dan ketenangan masyarakat. “Polisi idaman masyarakat ya, harus seperti itu. Hadir untuk menjadi sahabat dan membuat masyarakat nyaman. Dengan demikian citra polisi akan semakin positif karena mampu menempatkan diri mereka sebagai teman dan menyatu dengan masyarakat,”imbuhnya.
Selama dirinya bertugas di Merauke, ia sudah mengenal beberapa sosok Kapolres dan mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik serta bersikap terbuka dengan siapa saja.
Figur-figur seperti itu yang dibutuhkan masyarakat dan mampu memberikan contoh kepada anggotanya agar dapat melakukan kebaikan kepada banyak orang.
Tanggapan selanjutnya dari Dari Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Daerah Papua Selatan, Ambo Tang mengharapkan kehadiran polisi dapat memberikan ketenangan kepada masyarakat, bukan malah sebaliknya. Kasus yang mencuat saat ini yang melibatkan polisi berpangkat tinggi, tidak dapat dipungkiri dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat dan berpengaruh terhadap citra polisi.
Oleh sebab itu yang harus dilakukan polisi untuk kembali memperbaiki citra yang positif adalah dengan bersikap yang lebih baik dan merangkul masyarakat, tidak menjaga jarak dan setia mendengarkan keluh kesah masyarakat. Menyinggung mantan Kapolres MeraukeAKBP Untung Sangaji, menurutnya beliau saat bertugas sudah menunjukkan kedekatan luar biasa dengan masyarakat. Pernah bertemu langsung dengan sosok humanis itu, Ambo dan rekan-rekannya merasakan keramahan luar biasa dan keterbukaan dari seorang Untung Sangaji.
Menurut Ambo, karakter polisi seperti itulah yang dibutuhkan masyarakat dan sudah seharusnya melakukan seperti yang dicontohkan oleh Untung Sangaji. “Beliau dikenal dekat dengan masyarakat dan tidak pernah lelah menerima kedatangan masyarakat yang ingin menyampaikan keluh kesah. Di tengah padatnya tugas untuk memelihara kamtibmas, beliau masih sempat menyisihkan waktu untuk masyarakat tanpa harus mengenyampingkan tupoksi sebagai aparat,”terang Ambo.
Senada dengan Ambo Tang, aktivis pemuda lainnya yakni Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Merauke, Alfi Syahri mengaku sangat bangga dengan kepribadian Untung Sangaji. Sebab sosok beliau begitu merakyat dan ketika ada persoalan, langsung turun lapangan.
“Pendekatan persuasif dan humanis dilakukan Untung Sangaji sehingga secara psikologis mampu membuat masyarakat menjadi lebih tenang dengan seringnya beliau hadir di TKP,”ungkap Alfi.
Di tempat terpisah, Presiden Direktur Eksekutif Desa Wisata Internasional Provinsi Papua, Dominikus Atonggar mengemukakan bahwa AKBP Untung Sangaji dengan pengalaman tugasnya yang pernah memimpin Polres Aceh Utara hingga Polres Merauke benar-benar menembus perbedaan dan merangkul semua kalangan.
Polisi seperti Untung Sangaji sangat dibutuhkan karena pendekatan yang dilakukan serta sikapnya yang humanis mampu memikat hati masyarakat. Beliau menjadi contoh bagi polisi-polisi Indonesia lainnya karena benar-benar menyentuh masyarakat khususnya di Papua.
“Namun sangat disayangkan karena beliau harus pindah sehingga programnya yang selama ini berjalan untuk masyarakat menjadi terputus. Padahal Untung Sangaji begitu berempati dengan memberi solusi bagi masyarakat untuk dapat menyambung hidup melalui ketrampilan.
Jadi warga masih dapat bertahan di tengah kesulitan ekonomi. Secara pribadi saya mengharapkan beliau dapat mengabdi hingga masa pensiun di Merauke namun malah dimutasi. Terus terang kita merasa kehilangan sosok beliau,”ungkap pemuda asal Mappi ini.
Sementara itu via telepon, Sekdes Kampung Bantayan Kecamatan Seunuddon Kabupaten Aceh Utara,Teuku Miftahuddin mengungkapkan bahwa Untung Sangaji sudah menjadi bapak dan orang tua bagi warga saat menjabat Kapolres Aceh Utara dahulu. Beliau selalu mengerjakan sesuatu berdasarkan prosedur dan warga yang selama ini masih merasa segan dengan polisi akhirnya menjadi terbiasa.
“Sebab Untung Sangaji selalu mengedepankan sisi kekeluargaan. Sebelum dia bertugas kita masih trauma dengan polisi namun beliau mampu mengubah stigma itu dan lebih mencerminkan sikap polisi yangmengayomi. Beliau selalu merespon masyarakat dan mendengarkan keluh kesah kami. Bagi kami di Aceh Utara belum ada Kapolres yang mampu menandingi beliau karena kami sudah merasakan kebaikan beliau,”tukasnya.
Jika ada polisi yang melakukan pelanggaran atau tindakan tidak pantas maka itu hanya oknum karena tidak semua polisi seperti itu. “Contohnya Pak Untung, beliau salah satu contoh polisi yang baik, penuh dedikasi dan menjadi teladan. Alhamdulilah, kami tidak pernah merasakan kesulitan ketika di bawah kepemimpinannya, beliau belum tergantikan,”jelas Miftahuddin.
Terkait dengan apresiasi dan tanggapan dari berbagai kalangan soal dirinya, Untung Sangaji kepada ARAFURA News via telepon mengemukakan bahwa masyarakat yang berhak menilai bagaimana kinerjanya selama ini. Namun yang jelas, selama bertugas dirinya berupaya untuk bekerja dengan baik dan memperhatikan masyarakat setempat.
Ketika masyarakat merasa bingung untuk mencari nafkah maka mereka sudah menemukan cara dengan meningkatkan ketrampilan dalam diri melalui program home industri yang selama ini dibimbing oleh AKBP Untung Sangaji.
Dirinya merangkul beberapa suku asli Papua untuk dibina. Kiat-kiat membangun seperti inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat, tidak hanya sebatas penegakan hukum dan pemeliharaan kamtibmas. Masyarakat dapat berusaha sendiri, berawal dari hal-hal kecil tetapi mampu memberikan dampak yang cukup besar.
Contoh sederhana dengan membuat minyak kelapa, VCO dan kancing baju dimana produk-produk tersebut memang laku di pasaran. Tidak hanya itu, bantuan sembako juga rutin diberikan dalam kurun waktu tertentu, ditambah lagi tambahan uang dari hasil kerja mereka membuat produk home industri.
Namun dengan dimutasinya Untung Sangaji maka kegiatan pembinaan tersebut terpaksa terhenti padahal di sisi lain, masyarakat masih sangat membutuhkan bimbingan. Hasil produksi mereka yang biasa dibeli kini menjadi terhambat karena tidak ada lagi sosok yang selama ini bersama mereka yang dengan setia mengajari dan mendampingi.**