MERAUKE-ARAFURA,- Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Merauke, Thomas Kimko mengakui bahwa belum semua pelaku usaha menggunakan sistem digital karena beberapa kendala.
Di antaranya terkait SDM dan belum terlalu banyak edukasi tentang pentingnya sistem digital untuk menjalankan usaha. Untuk itu edukasi diberikan pada pelatihan digital entrepreneurship academy dengan menghadirkan pemateri dari Litbang Kominfo dan Bappenas.
“Pelatihan membidik para pelaku UMKM di Kabupaten Merauke agar dapat menjalankan usahanya dengan sistem digital. Khususnya yang terkait dengan mekanisme pemasaran maka sangat penting untuk berbasis digital di era seperti sekarang ini,”jelasnya kepada wartawan di sela-sela pelatihan belum lama ini di Swiss-Belhotel Merauke.
Para peserta yang dilibatkan berasal dari dunia usaha di Merauke dan lebih dominan pelaku usaha asli Papua. Baik yang merupakan binaan Badan Pemberdayaaan Perempuan, Disperindagkop maupun Kominfo dengan jumlah 120 orang.
“Peminatnya memang cukup banyak namun karena keterbatasan waktu maka dibatasi hanya 120 orang sesuai dengan kesepakatan dari pihak kementerian. Memang sasarannya adalah pelaku usaha asli Papua namun ada juga perwakilan dari saudara-saudara nusantara lain yang kita beri kesempatan ikut,”terangnya.
Ia mengharapkan, pelaku usaha yang telah menggunakan sistem digital dapat membagi wawasan dengan pelaku usaha lain yang belum menerapkan sistem tersebut sehingga dapat menambah wawasan dan memajukan usaha mereka.
Sementara itu Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia, Dra.Haryati dalam arahannya mengemukakan bahwa Kementerian Kominfo gencar mempersiapkan masyarakat digital yang semakin cakap dan pihak kementerian juga memiliki program pelatihan literasi.
Terkait dengan pelatihan yang dilaksanakan kali ini, diharapkan para pelaku usaha dapat menerapkan teknologi berbasis digital. Selain itu usai mengikuti pelatihan pelaku usaha juga mendapat tambahan wawasan dan pengetahuan baru yang akan diimplementasikan dalam menjalankan usaha.
“Minimal pelaku usaha sudah memiliki handphone sehingga dapat mempelajari cara dan upaya-upaya pengembangan usaha dengan mengoptimalkan teknologi,”tukasnya.**