MERAUKE,– Siapa yang tak kenal Untung Sangaji? Sosok polisi yang namanya mencuat berkat keberaniannya menaklukkan teroris di kawasan Sarinah pada tahun 2016 lalu itu serta peraih sejumlah penghargaan bergengsi berkat kinerjanya selama menjadi polisi itu, sejak Oktober 2020 lalu mendapat kepercayaan untuk memimpin Polres di tanah Anim Ha.
Semenjak itu, komandan polisi yang menyandang pangkat AKBP dan bergelar insinyur ini juga viral karena kepiawaiannya dalam menumpas kejahatan dan menjaga kamtibmas di daerah ini. Bonusnya lagi, pria berdarah Maluku ini juga memiliki segudang talenta yang ia tularkan kepada masyarakat demi mengangkat hajat hidup dan meningkatkan perekonomian mereka.
Banyak sudah pencapaian seorang Untung Sangaji selama menjabat Kapolres Merauke dan tanpa terasa, dalam waktu dekat dirinya harus meninggalkan Mapolres karena masuk dalam daftar Kapolres yang dimutasi oleh Kapolri tahun ini.
Selama menjalankan tugas sebagai Kapolres di Kota Rusa, Untung Sangaji banyak melakukan berbagai terobosan positif dan pencapaian kinerja yang sangat membanggakan. Prestasi kerja yang berada di genggaman tangannya kala itu, dengan rendah hati diakuinya bukan berkat kinerjanya semata tetapi juga berkat dukungan seluruh jajaran yang ada di Polres Merauke.
Ketika ditanyakan pencapaian yang paling berkesan dalam hal kinerja, polisi yang gemar berbagi kasih ini mengemukakan bahwa momen pelaksanaan PON XX dan penangkapan sejumlah teroris di Merauke adalah dua hal yang paling mendapat tempat di hatinya.
“Pasalnya kita benar-benar fokus dan bekerja keras untuk mengamankan PON saat itu. Banyak ancaman dan teror yang ingin menggagalkan PON dari pihak-pihak tertentu. Belum lagi upaya pemalangan yang akan dilakukan pada salah satu fasilitas gedung yang akan digunakan untuk PON. Syukurlah kita berhasil memantapkan pengamanan dan meluruskan kasus-kasus ringan yang terjadi di sekitar area pelaksanaan PON,”terang AKBP Untung Sangaji kepada ARAFURA News di ruang kerjanya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, penangkapan teroris sebelum pelaksanaan PON XX juga menyisakan cerita tersendiri baginya karena pihaknya bertanggung jawab untuk melindungi saudara-saudara dari seluruh agama di tanah Anim Ha. Khususnya melindungi gereja dari teror para teroris agar tidak sampai mengganggu umat beragama di daerah ini.
Dirinya sangat serius untuk hal yang satu ini, sehingga ketika mendapatkan informasi tentang adanya pergerakan yang mencurigakan, ia langsung bertindak cepat. Bahkan ia salut dan bangga dengan dedikasi yang diberikan oleh anggotanya ketika mendengar adanya ancaman terorisme di salah satu gereja.
Dalam hal ini untuk anggota yang muslim, meskipun tidak diperintahkan semuanya untuk turun ke lokasi namun mereka dengan kesadaran penuh ikut bergerak. “Tanpa diperintah mereka ikut memback up gereja-gereja dan ini dilakukan berkali-kali. Saya salut dengan dedikasi mereka dan alhamdulilah mereka selamat, aman dan tidak ada yang kecolongan di gereja manapun,”ungkapnya.
Di samping beberapa prestasi kerjanya itu, Untung Sangaji masih memiliki sejumlah impian yang belum sempat ia realisasikan secara optimal karena terlanjur dimutasi. Pada dasarnya semua impiannya itu masih bermuara kepada masyarakat yang memang memiliki tempat istimewa di hatinya.
Dalam hati kecilnya, ia masih ingin berbuat banyak untuk masyarakat di Merauke karena menurutnya masih banyak yang harus dibantu. “Masih banyak yang harus saya latih dan bantu untuk kemajuan di bidang home industri. Khusus untuk kancing baju batok kelapa saja sudah jutaan yang kita buat dan mampu menembua pasaran Eropa. Namun kalau saya pindah, tidak mungkin lagi saya bisa melatih mereka karena rencana yang sudah saya susun akan berubah ditambah lagi jarak yang cukup jauh karena saya sudah di Jayapura,”terangnya.
Menurut Untung Sangaji, sebagai polisi tidak butuh pujian karena yang dilakukan adalah murni untuk membantu masyarakat. Namun di saat ada pihak-pihak yang mengapresiasi hal positif yang sudah ia lakukan maka itu sah-sah saja. Di antaranya program pemberdayaan masyarakat untuk swasembada pangan, pertanian dan perikanan yang sudah berjalan dengan baik.
“Yang penting mereka bisa mendapat uang dari pelatihan yang sudah diberikan, mereka juga tidak sungkan untuk bercerita bahwa mereka juga bisa melakukan seperti yang saya lakukan. Saya senang sekali ketika satu saat mendengar mereka berkata, saya juga bisa pelihara bandeng seperti Pak Untung, saya juga bisa buat kancing seperti Pak Untung atau saya bisa tanam padi India seperti Pak Untung.
Intinya mereka mandiri, itu saja,”ungkapnya. Dengan mutasi tersebut maka tidak ada lagi sosok Kapolres yang selama ini sering dilihat masyarakat dengan mobil dinas yang dipenuhi sembako untuk dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, publik juga tidak bisa lagi melihat sosok Kapolres yang mengendarai Harley Davidson mengelilingi kota ini untuk sekedar berhenti dan membagikan sembako kepada penyapu jalan maupun warga yang ditemui.
Publik juga tidak bisa lagi melihat keseharian mantan Kapolres Aceh Utara ini di tenda home industrinya untuk melatih masyarakat membuat VCO, kancing, hingga batako dari limbah yang terbuang. Semua akan menjadi cerita indah dan kenangan manis bahwa di Merauke pernah ada sosok Kapolres yang sangat peduli dengan masyarakat, bertalenta, punya sikap humanis dan rajin berbagi kasih.**