Jayapura – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Papua, Pdt. Amsal Yowei meraih gelar Doktor dengan predikat Cumlaude serta mendapat IPK 3.76 dalam sidang terbuka promosi Doktor yang diselenggarakan Universitas Cendrawasih Program Studi Ilmu Sosiologi Bidang Kajian Sosiologi.
Sidang tersebut dipimpin langsung oleh Promotor Prof. Dr. Dirk Veplun, MS pada Jumat (27/5/2022) di Auditorium Universitas Cendrawasih.
Amsal Yowei dalam pemaparan Disertasi yang berjudul “Interaksi Sosial Antarmasyarakat Multikultural Dalam Mengembangkan Solidaritas Sosial” yang difokuskan pada studi kasus masyarakat RT 01, 02, 03 RW 07 Kelurahan Gurabesi Kota Jayapura, terlihat begitu percaya diri dan berpendirian teguh saat dilontarkan pertanyaan demi pernyataan oleh para Penguji.
Dirk Veplun dalam kesempatannya mengapresiasi usaha keras serta kecerdasan Amsal Yowei yang mana penelitian Disertasinya ini turut memberikan kontribusi terhadap dunia keilmuan melalui kajian akademisnya.
Dia mengatakan bahwa Amsal Yowei layak disebut Sosiolog sebab penelitiannya dalam interaksi sosial mempunyai korelasi dengan kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di Papua yang plural ini.
Prof. Dr DirkVeplun menambahkan jika Amsal Yowei yang juga berprofesi sebagai Kepala KantorWilayah Kementerian Agama ini, begitu tepat dalam memadukan konsep sosiologidan juga agama. Sehingga dikatakannya bahwa ia berharap karya-karya tulis dariseorang Amsal Yowei yang notabenenya juga seorang pria asli Papua asal Serui ini dapat diakses di media Nasional.
“Riset Saudara ini saya lihat bahwa saudara mampu mensinergikan kapasitas saudara sebagai ilmuwan dan kapasitas saudara sebagai praktisi, tapi juga kapasitas saudara sebagai individu. Riset saudari ini bersinggungan juga dengan apa yang pernah saya baca yaitu Sosiologi Agama,” ungkap Dirk.
Sementara itu, Pdt.Amsal Yowei menyampaikan bahwa jika dirinya melakukan sebuah riset ini berlandaskan pada tiga teori yakni teori interaksi, teori solidaritas dan juga teori multikultur.
Sehingga dikatakannya, dirinya berupaya mengangkat fenomena sosial masyarakat di lokasi penelitiannya ke tingkat permukaan dengan memperlihatkan adanya transformasi solidaritas yang sesungguhnya ditemukan di perkotaan seperti di Kelurahan yang menjadi fokus penelitiannya.
“Dalam hasil kajian saya, ternyata interaksi yang muncul di sana, di Kelurahan Gurabesi tersebut adalah interaksi sosial. Disitu terjadi gotong royong, kerjasama, toleransi dan sesuai dengan bentuk solidaritas yang terjadi di sana adalah solidaritas mekanik dan juga organik,” ungkapnya.
Dia menambahkan, jika dirinya berharap apa yang terjadi di Kelurahan Gurabesi, dapat menjadi representasi masyarakat Kota Jayapura dan Papua pada umumnya berdasarkan hasil survei Badan Litbang yang kemudian menetapkan bahwa Provinsi Papua sebagai Provinsi yang paling toleransi ke dua dari seluruh Provinsi di Indonesia serta mendapat penghargaan Harmony Award oleh Pemerintah baru-baru ini.
Acara ini turut dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon III Kanwil Kemenag Provinsi Papua, para Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota Se-Provinsi Papua, Ketua FKUB Provinsi Papua, serta seluruh tamu undangan lainnya yang didominasi oleh pegawai dan honorer Kanwil Kemenag Provinsi Papua. (Red)