Jayapura – Dalam acara pembukaan Musyawarah Wilayah Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Wilayah Papua, Gubernur Papua, Lukas Enembe dalam sambutannya mengungkapkan bahwa banyak koperasi di Papua yang macet dimana-mana. Koperasi ini, ibarat hidup segan dan mati pun tak mau.
“Banyak koperasi yang macet, itu karena berbagai sebab, mungkin karena terbatasnya konsep dan pemahaman managerial pengelolaan Koperasi atau karena kehabisan modal, mungkin juga karena pupusnya semangat berkoperasi,” kata Gubernur Lukas Enembe dalam sambutannya yang disampaikan oleh Asisten I Sekda Provinsi Papua, Doren Wakerkwa sekaligus membuka dengan resmi acara Musyawarah Wilayah Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Wilayah Papua di Hotel Horison Kotaraja, Abepura, Kota Jayapura, Jumat, 25 Maret 2022.
Terkait dengan hal itu, Gubernur Enembe meminta peran Dekopin Wilayah Provinsi Papua sangat diharapkan dan tentu bersama-sama dengan jajaran aparatur teknis Pemerintahan Daerah di Provinsi Papua dan Pemerintahan di kabupaten/kota.
“Oleh sebab itu, saya berpesan. Setelah menentukan kepengurusan yang definitif dari hasil musyawarah ini, saudara-saudara sekalian segera bergegas merumuskan langkah-langkah strategis di masa mendatang untuk membangkitkan kembali koperasi di Papua,” pesannya.
Apalagi, lanjut Gubernur, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) adalah salah satu wadah perjuangan dan kebersamaan dalam mewujudkan keadilan dan kemakmuran sosial ekonomi bagi masyarakat melalui Koperasi. Dekopin Wilayah Provinsi Papua harus menjadi wadah tunggal yang mengawal roh pergerakan Koperasi di Wilayah ini.
Oleh karena itu, Gubernur Papua berharap, Dekopin Wilayah Provinsi Papua akan menjadi mitra strategis dengan Pemerintah Provinsi Papua, dalam melakukan pembinaan dan pengembangan pergerakan Koperasi di Wilayah Provinsi Papua, menuju terciptanya lapangan kerja produktif, ekonomis, maju, bangkit dan sejahtera.
“Saya selaku Gubernur Papua mengharapkan Dekopin Wilayah Provinsi Papua segera memainkan perannya sebagai pejuang cita-cita Gerakan Koperasi di Provinsi Papua dan bertindak sebagai penyalur aspirasi anggota Koperasi serta berperan aktif sebagai mitra Pemerintah dalam membangun Koperasi di Papua,” tandasnya.
Sementara itu, Plt Ketua Dekopin Wilayah Provinsi Papua, Paskalis Kossay tidak menampik jika memang ada banyak koperasi di Papua yang macet di Papua, sehingga kegiatan koperasi banyak yang macet. Untuk itu, perlu evaluasi terhadap semua koperasi yang ada di Papua.
“Ya, ada banyak koperasi di Papua yang macet. Memang ada pengurus, namun tidak mengurus dengan baik koperasi, akhirnya aset – aset koperasi ini terbengkalai seperti kantor Dekopin. Yang ada atau aktif ini, banyak dari koperasi – koperasi yang dikelola oleh TNI-Polri, yang lain mati suri atau diatas kertas saja, tapi usahanya tidak berjalan lagi,” bebernya.
Untuk itu, Paskalis Kossay berharap melalui Ketua Umum Dekopin yang ingin kembali membangkitkan koperasi di Indonesia, termasuk semangat koperasi di Papua.
“Kami akan konsolidasi organisasi dulu melalui Muswil Dekopin Papua, dan membentuk pengurus yang benar-benar mau membangkitkan koperasi di Papua sebagai soko guru perekonomian di Indonesia. Siapapun yang terpilih dalam Muswil ini, kita ingin ada semangat baru perkoperasian di Papua, termasuk menghidupkan Dekopin daerah,” tegasnya.
Namun ia berharap, harus ada dukungan dari pemerintah daerah, termasuk perguruan tinggi dan praktisi koperasi agar perkoperasian di Papua benar-benar tumbuh kembali.
“Apalagi ini kan banyak potensi yang bisa dikembangkan melalui koperasi,” imbuhnya. ( Tiara