Jayapura – Kadin Papua terus melakukan loby-loby untuk mengundang dan meyakinkan para investor masuk ke Papua, khususnya yang bergerak pada bidang pangan. Langkah awal tahun ini Kadin Papua melakukan pertememuan dan mengunjungi pabrik sagu modern dan canggih di Bangka Belitung.
“Potensi sagu di Papua sangat luar biasa, sehingga kami sengaja melakukan kunjungan ini untuk melihat pengolahan tepung sagu yang modern dan canggih,” jelas Ketua Umum Kadin Provinsi Papua, Ronald Antonio pada sela-sela kunjungannya ke pabrik sagu milik PT Bangka Asindo Agri (BAA) yang ada di kelurahan Kenanga Kecamatan Sungailiat, Bangka Belitung, (17/1/2022) kemarin.
Diatas dari semua ini, menurut Ronald adalah memanfaatkan hutan sagu di Papua tanpa harus merusak hutannya, “kami mencari investor yang tidak hanya mementingkan keuntungan bisnis tetapi juga keseimbangan alam, dan kami juga terus mencari cara memikirkan kesinambungannya,” jelasnya.
Disamping itu, Ronald yang baru beberapa bulan memimpin Kadin Papua ini juga, memikirkan peranan masyarakat lokal Papua, sebab dirinya tidak menginginkan potensi sagu yang luar biasa di Papua dikuasai oleh investor, tetapi harus bermitra dengan masyarakat sehingga ada perbutaran ekonomi yang baik di sekitaran industri.
“banyak masyarakat justru tidak meresakan apa-apa bahkan menjadi korban dari pembangunan, untuk itu bagi Kadin Papua kedatangan investor adalah yang paling utama harus berdampak positif,” ujarnya dengan tegas.
Ia menjelaskan, mengunjungi PT. BAA sangat penting untuk mendapatkan informasi sebelum diajak menjadi rekan kerja membangun pabrik di Papua, untuk bekerja sama mengelola potensi sagu yang sangat luas di Papua.
“Kita akan mengajak partner kerja ke Papua untuk membangun industri-industri seperti ini di Papua, yang mana dari tepung sagu bisa dibuat menjadi mie. Sago Mee buatan PT. BAA ini merupakan produk mie pertama di dunia yang glouten free dan sangat baik,” sebutnya.
Ketua Umum Kadin Papua yang didampingin 4 Wakil Ketua Umum berkesempatan melihat pemanfaatan limbah pengolahan tepung sagu yang di produksi menjadi biogas. Proses pabrikasi tepung sagu ini dibuat jadi bio gas untuk bahan bakar pembangkit listrik yang mana listrik tersebut bisa dimanfaatkan untuk pasokan listrik pabrik ataupun dijual ke PLN yang juga merupakan suatu terobosan bagus untuk nanti bisa diterapkan di Papua.
“Kita ingin mengajak PT. BAA untuk bisa membangun pabrik seperti ini di Papua sehingga hutan sagu yang di Papua dapat dimanfaatkan dengan baik dan lingkungan tetap terjaga, yang mana manfaatnya tidak hanya menjadi tepung tetapi dapat menghasilkan energi yang baru terbarukan. Tujuan kami ingin memajukan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Papua,” harapnya.