MERAUKE,ARAFURA,-Kapolres Merauke, AKBP Ir.Untung Sangaji, M.Hum menegaskan bahwa anggota Polri jika mempunyai keahlian sebagai Perwira namun tidak menunjukkan etika emosional psikologi seorang Perwira kepada bawahan maka kredibilitas Perwira tersebut akan dipertanyakan. Ikatan Perwira seluruh dunia itu ada, di Indonesia namanya Budi Bhakti Wira Utama. Semua Perwira di Indonesia bahkan di dunia SKEPnya dari presiden. Begitu beratnya tugas dan tanggung jawab sebagai Perwira sehingga ditegur saja sudah merupakan hukuman, apalagi kesalahan yang lain tentu lebih fatal. Hal ini harus menjadi perhatian bagi Perwira yang sudah menduduki jabatan baru, jangan setengah hati, jangan tumpul ke atas, tajam ke bawah.
“Jangan penakut di sini namun kedepankan koordinasi karena kita ini satu keluarga. Kalau kalian tidak menganggap kita pimpinan di sini lalu mau ke mana lagi. Kalau saya punya keberanian maka saya ingin adik-adik saya memiliki keberanian melebihi saya. Tapi ingat, tidak ngawur. Koordinasi itu penting karena kita punya atasan dan kita punya bawahan. Jadi wajib paham mengenai koordinasi, ingat koordinasi yang sistematis. Ingat juga bahwa kita punya sumpah yang sudah diucapkan. Pernahkah kita merenungi, ketika kita mendapatkan jabatan maupun saat harus meninggalkan jabatan itu, masihkah kita berpegang teguh pada sumpah kita,”tegas AKBP Untung Sangaji saat memimpin sertijab enam Perwira di lingkup Polres Merauke Jumat lalu.
Dengan tegas Untung Sangaji juga meminta agar selain memikirkan keluarga, para Perwira yang telah mengikuti sertijab juga memiliki anak buah yang akan menjadi keluar besar. Matinya seorang Perwira sama dengan 47 pasukan. Kita hanya bisa berbuat ketika kita masih bisa berdiri dan hidup. Sebab ketika kita mati maka kita tidak bisa berbuat apa-apa dan mati tidak membawa apa-apa. Begitu beratnya seorang Perwira dengan tanggung jawabnya. “Saya berupaya melindungi anak buah saya dengan nyawa saya, itu juga harus ditanamkan dalam diri karena kalian ke depan harus bisa menjadi yang terbaik untuk bangsa ini. Bagi pejabat yang harus pindah keluar daerah jangan sedih. Meskipun sudah tidak menjadi anak buah saya, kalian tetap ada di hati saya. Oleh sebab itu jika ada masalah atau kesulitan saya akan tetap membantu karena saya masih bisa bicara,”terang Untung Sangaji..
Sebagai Kapolres, Untung Sangaji benar-benar tegas dalam membimbing seluruh jajarannya, termasuk menekankan anggota untuk fokus, waspada dan berhati-hati saat bertugas. “Ingat, kalian masih punya istri dan anak, kematian bisa menjemput kita dimana saja. Jadi kita harus cermat menghargai diri kita sendiri karena Tuhan sudah memberi kita tubuh. Untuk itu kalian harus dapat menghargai tubuh kalian itu, meskipun dengan cara yang sederhana. Salah satunya dengan berdoa setiap waktu. Ketika hendak bertugas atau saat keluar dari rumah,”ungkapnya. Menurut Untung Sangaji, Tuhan sudah memberi cara bagi setiap manusia, bahkan menurutnya, cara mati yang tidak sempurna juga pernah ia alami.
Hal tersebut terjadi ketika apel pagi di Polres saat ia masih bertugas di Aceh, pihaknya sempat diberondong dan ia harus berbalik untuk mengejar pelakunya. Tidak sampai di situ, dirinya juga mengalami hal serupa ketika menghadapi kasus makar di Serawak, ia dengan berani membuat lubang di satu tempat hanya untuk Merah Putih karena patok negara dipindahkan lebih dari 100 km. Sekedar diketahui, enam pejabat yang mengikuti sertijab hari itu terdiri dari Kabag Ops Polres Merauke dari AKP Micha Toding Potty, SH, SIK kepada pejabat baru AKP Viky Pandu Widhapermana, SH,SIK,MH, Kabag Res Polres Merauke dari Kompol Yunus Banghely kepada Kompol Riyanto, Kasat Reskrim Polres Merauke dari AKP Agus Fernando Pombos, SIK kepada AKP Najamuddin, S.Sos,MH, Kapolsek Bupul dari Ipda Mohammad Aris Dianto, SH kepada Ipda Melkianus Bunga, SH,MH, Kapolsek Jagebob dari Ipda Sukirno, S.Sos kepada Iptu Harapan Purba dan Kasat Res Narkoba dari AKP Najamuddin, S.Sos, MH kepada Iptu Anugrah Sari Darmawan, STK, SIK.**