Timika – Kehidupan toleransi beragama di kabupaten Keerom berjalan dengan sangat baik. Hal ini diwujudkan melalui Kampung Kerukunan. Dimana di kampung ini terdapat rumah atau tempat peribadatan dari berbagai agama yang ada di Indonesia.
Demikian dikatakan bupati Keerom Pieter Gusbager usai mengikuti Musda di Hotel Horison Diana Timika, Jumat (05/10/2021).
“Di kampung kerukunan ada rumah ibadah dari berbagai agama. Gereja, Mesjid, Vihara, Pura. Dimana dalam waktu dekat ini akan dibangun Vihara,” ujar Piter Gusbager.
Kampung kerukunan ini terletak di kampung Yatur Raharja.
Bupati Keerom yang energik ini juga menjelaskan bahwa kehidupan umat beragama di wilayahnya berjalan dengan sangat baik.
“Tidak pernah ada konflik agama sekecil apapun disini. Masyarakat pendatang dan masyarakat adat hidup berdampingan dan saling menghargai,” ujarnya.
Bupati yang juga merupakan Ondoafi Keerom ini menjelaskan, bahwa awalnya kabupaten Keerom merupakan basis agama Kristen. Namun sejak adanya transmigrasi pada tahun 1980 an, masuklah agama lain.
“Sejak transmigrasi masuklah orang Jawa, NTT dan Bali. Sejak ini mulailah berkembang agama lain. Dan mereka hidup rukun hingga saat ini,” ujarnya.
Kerukunan kehidupan umat beragama di kabupaten Keerom dapat menjadi contoh dan kampung kerukunan nantinya dapat menjadi obyek wisata rohani bagi masyarakat.
