Jayapura – Merasa dicurangi oleh pantia dan juri, Puluhan keluarga atlet Layar Papua, Emma Ledia Julia Yawan mendatangi Venue Layar PON XX
yang ada di area Pantai Hamadi, Kota Jayapura untuk melakukan aksi protes, pada akhir pekan kemarin.
Aksi protes itu sempat dilakukan Emma Ledia Julia Yawan bersama keluarga, lantaran hasil results dalam pertandingan, pada Sabtu, 9 Oktober 2021, dianggap tidak sah.
Padahal, diketahui Emma Ledia Julia Yawan mendapakan nilai tertinggi dan mereka anggap Emma adalah pemenangnya, namun tiba – tiba juri membatalkan alias mengurangi nilai lantaran pada saat pertandingan Emma Ledia Yawan melakukan pelanggaran kecil.
Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, maka upaya protes dari keluarga Atlet Layar Papua itu, dimediasi oleh Sekjen PB Porlasi, Kolonel Laut (S) Dodik Pujiargo. Dan hasil dari mediasi itu, akhirnya keluarga atlet menerima keputusan juri tersebut.
Usai mediasi, kepada Wartawan, Sekjen PB Porlasi Dodik Pujiargo menjelaskan, jika hasil mediasi tadi, pihak keluarga meneirma atas penjelasan tersebut.
“Saya juga menjelaskan dengan gamblang, ya harapannya masyarakat Indonesia lebih paham tentang olahraga layar,” kata Dodik Pujiargo saat ditemui Wartawan usai mediasi di ruang VIP Room Venua Layar PON XX, Minggu 10 Oktober 2021.
Sebab lanjut Dodik, mekanisme penilian Cabor Layar tidak sama dengan olahraga lainnya.
“Memang yang masuk pertama itu belum tentu menang, tapi yang masuk pertama bisa jadi dia menang. Karena banyak aturan – aturan layar internasional. Di laut, misalnya perahu menabrak buih, kemudian disaksikan oleh perahu lain, itu sudah seperti melanggar. Dan itu diprotes. Istilahnya pada race itu, dia turun nilai. Tapi tidak mematikan seluruh nilai. Hanya race hari itu,” jelas Dodik.
Dodik pun mengatakan, jika dilihat dari awal, Papua memang sudah juara di optimis putra, laser putra dan laser 4.7 putra, sehingga ia menilai bahwa Papua jago pada angin keras.
Untuk itu, Dodik berharap, angin keras terus sampai tanggal 12 Oktober 2021.
“Ini Papua kita salut, dia handal, dia kuat meskipun angin keras, tapi dia bisa tangani. Hanya pelanggaran kecil saja sedikit. Tapi bukan mematikan, dia keseluruhan nilai hari itu, pada nilai satu race, tapi secara rangking dia masih 3 besar,” terangnya.
Selian itu, Dodik Pujiargo berharap selama pertandingan layar tersebut, angin tetap stabil, sehingga atlet Layar Papua bisa meraih emas.
“Saya sendiri bangga lihat venue layar terbaik di Indonesia saat ini adalah venue di Papua. Perlu dicamkan oleh masyarakat Papua dengan peralatan layar terlengkap,” ujar Dodik Pujiargo.
“Tapi, jangan sampai hal kecil mencoreng kedigdayaan Layar Papua ini. Harapan kita ini, masyarakat pesisir bisa menjadi atlet layar Papua, sehingga dikemudian hari bisa menjadi atlet layar nasional yang dibanggakan,” tandas Dodik.
Bahkan tandas Dodik, PB Porlasi juga akan mensosialisasikan dan pembelajaran tentang aturan layar untuk masyarakat Papua, sehingga pada saat ivent nasional berikutnya bisa tampil ke depan. (Tiara).