SENTANI – Forum Perempuan Kreatif Peduli Pembangunan Ekonomi (FPKPPE) Papua menemui salah satu Tokoh Adat Papua Yanto Eluay, di Pendopo Igwa-igwa Ondikeleuw Haleufoiteuw Hele Wabhouw, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat (23/7/2021) siang.
Ketua Forum Perempuan Kreatif Peduli Pembangunan Ekonomi (FPKPPE) Papua Esther Elisabeth Yaku menyampaikan dalam kunjungan itu pihak perempuan Papua ada di dalam struktur adat dan tidak bisa bergerak tanpa dukungan dari pihak adat.
“Oleh karena itu, sebelum forum ini melakukan kerja-kerja diatas tanah ini untuk kepentingan perempuan dan juga memperjuangkan hak-hak dasar perempuan diatas tanah ini, maka kami perlu datang kesini untuk meminta doa restu kepada bapa Ondo Yanto Eluay selaku tokoh adat Papua,” jelas Esther Elisabeth Yaku, kepada wartawan usai pertemuan, Jumat (23/7/2021) sore.
“Kami datang melakukan audiensi dengan bapa Ondo, sehingga beliau bisa memberikan motivasi, saran dan masukan bagi kami perempuan, untuk bisa maju di dalam mengawal Otsus Jilid II ini kedepan,” lanjutnya.
Ia menyebutkan bahwa beliau (Ondo) Yanto Eluay berpesan tentang beberapa poin yang harus dilakukan FPKPPE untuk melakukan pekerjaan yang lebih luas diluar dari tugas dalam rumah.
“Sebagai perempuan, ada hak-hak dasar yang harus kami kerjakan yaitu tugas kami sebagai seorang perempuan yang paling utama itu seorang ibu rumah tangga, yang memiliki anak dan suami, itu menjadi tanggungjawab yang harus kami kerjakan sebelum keluar untuk bisa melihat yang lebih luas diluar dari dalam rumah,” bebernya.
Forum Perempuan Kreatif Peduli Pembangunan Ekonomi atau FPKPPE Papua ini saat menemui Tokoh Adat Papua Yanto Eluay, juga menyampaikan beberapa keluhan dari mama-mama Papua terkait tidak adanya tempat yang bisa menampung hasil kreativitas mereka.
“Memang keluhan dari mama-mama Papua ini banyak sekali yang sudah disampaikan kepada bapa Ondo, baik secara lisan maupun tulisan,”
“Untuk itu, kami mengucap syukur dalam pertemuan tadi ada mama-mama yang bisa hadir bersama kami seperti mama Hana mewakili mama-mama pedagang Papua, yang langsung menyampaikan keluhan-keluhan terkait bagaimana perempuan Papua yang saat ini ruang geraknya tidak dilindungi oleh peraturan,” katanya.
Ia berharap ke depan peraturan-peraturan yang dilahirkan harus bisa melindungi hak-hak dasar perempuan, sehingga perempuan bisa lebih terjamin untuk bisa berkreasi dan juga menjamin hak-haknya diatas tanah ini.
“Kami berharap sekali ada keterwakilan perempuan Papua di dalam satu lembaga yang bisa diberikan oleh Presiden Jokowi untuk mengawal dana Otsus. Karena perempuan yang tahu masalah-masalah yang selalu dihadapi oleh perempuan itu sendiri, sehingga perempuan harus dilibatkan dalam lembaga tersebut,” harap Esther Yaku.
Sementara itu, Tokoh Adat Papua, Yanto Eluay memberi apresiasi dan mendukung penuh Forum Perempuan Kreatif Peduli Pembangunan Ekonomi (FPKPPE) Papua yang telah mengunjungi pihaknya.
“Selaku tokoh adat Papua dan juga Ondofolo, hari ini saya dikunjungi masyarakat adat khususnya dari unsur perempuan dalam hal ini Forum Perempuan Kreatif Peduli Pembangunan Ekonomi atau FPKPPE Papua. Di mana, mereka telah membentuk satu forum atau wadah organisasi dengan tujuan untuk ikut terlibat dalam implementasi Otsus,” katanya.
“Sebagai tokoh adat, kami memberikan apresiasi dan juga memberikan dukungan penuh agar unsur perempuan dalam adat ini juga terlibat atau berperan aktif untuk mewujudkan implementasi Otsus Jilid II (dua),”
“Khususnya sesuai dengan tugas-tugas dan kewajiban mereka sebagai perempuan, kami berharap dalam implementasi Otsus jilid dua ini, yang sementara dalam penyusunan peraturan pemerintah itu organisasi atau forum perempuan ini bisa memberikan pikiran-pikiran konstruktif dalam implementasi Otsus bisa diterapkan,” tandas Ondofolo Kampung Sereh yang juga Ketua P5 Provinsi Papua