Jayapura – Mewakili Gubernur, Sekda Papua Dance Yulian Flassy, SE., M.Si., membuka kegiatan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) XXVI Tingkat Provinsi Papua di Arena Utama STQ di Aula LPTQ Kotaraja, Jayapura, Sabtu (05/06/2021). Melalui Sekda, Gubernur menyatakan bahwa peningkatan kualitas kehidupan beragama di Tanah Papua sangat penting.
“Dengan kualitas kehidupan beragama yang baik, kita dapat mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab. Kita juga dapat memperkuat jati diri dan karakter masyarakat Papua melalui nilai-nilai keagamaan, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan antarumat beragama, serta menerapkan nilai-nilai budaya yang sesuai dengan nilai-nilai universal ajaran agama,” ucap Sekda.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, Pdt. Amsal Yowei, SE., M.Pd.K., pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa nilai-nilai kedamaian yang terkandung dalam Al-Qur’an menjadikan spirit untuk senantiasa hidup rukun dan damai dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Semua agama, imbuhnya, mengajarkan untuk saling mengasihi dan menghormati sesama umat manusia.
“Saya selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, mengajak, mari jaga keharmonisan kehidupan beragama, kita jaga kerukunan umat beragama di Tanah Papua. Mari kita jaga Papua sebagai Tanah Damai.”
Ketua LPTQ Provinsi Papua Dr. H. Muhammad Musa’ad, M.Si., menjelaskan bahwa tema STQ kali ini adalah “STQ XXVI Tingkat Provinsi Papua Tahun 1442 H/2021 M, Momentum Peningkatan Kualitas Hidup Generasi Qur’ani, Wujudkan Moderasi Islam di Tanah Papua. ”Kualitas hidup generasi Qur’ani, jelasnya, ditentukan oleh empat kualitas; kualitas iman dan takwa, kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi, kualitas kerja, dan kualitas karya atau hasil kerja.
Adapun moderasi Islam, terang Musa’ad, merupakan konsep lama wasathah, artinya berada di tengah-tengah, tidak ekstrim kiri atau kanan. Ia menegaskan umat muslim harus menjadi rahmatan lil ‘alamin sebagaimana misi yang diemban Rasulullah Muhammad SAW, dan tidak bersikap sektarian.
“Bilamana ada umat atau individu muslim yang menakutkan bagi sekitarnya maka tidak menampilkan ciri-ciri rahmatan lil ‘alamain.” Adalah tidak dibenarkan, tegasnya lagi, melakukan kekerasan atas nama agama. Ia juga mengatakan bahwa STQ dan MTQ senantiasa menampilkan pluralisme dan ikatan kekeluargaan dan kebersamaan. Tim paduan suara dicontohkannya berasal dari unsur muslim dan non muslim.
Ketua Panitia Dr. Karsudi, S.P., M.Si., menyampaikan dalam laporannya, bahwa jumlah orang yang hadir pada acara Pembukaan dan Penutupan dibatasi sesuai arahan Satgas Covid-19 Kota Jayapura dan Polresta Jayapura. Saat perlombaan hanya diikuti oleh peserta sesuai jadwal tampil dan didampingi oleh pelatih dan official, sementara peserta yang lainnya tetap tinggal di penginapan. Mengantongi ijin Satgas COVID-19, seluruh panitia dan peserta juga wajib SWAB antigen dengan hasil negatif.
Pembukaan dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, unsur FORKOPIMDA Provinsi Papua, tokoh agama dan pimpinan perguruan tinggi keagamaan, perwakilan dari 19 kafilah, termasuk Kepala Daerah atau yang mewakili, Kepala Kantor Kementerian Agama dan pejabat Pengawas terkait. (zul)