MERAUKE,ARAFURA,-Kepala Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Merauke, Mayor Laut (K) dr.Nursito mengemukakan bahwa pasien yang dioperasi bibir sumbing secara gratis dalam rangka pembentukan KBN lebih dominan dari wilayah distrik dan kampung-kampung serta berasal dari keluarga yang tidak mampu. Dari 16 yang discreening hanya 15 yang lolos, terdiri dari tujuh pasien anak-anak mulai usia 8 bulan hingga 11 tahun dan sisanya usia dewasa.
Jumlah keseluruhan untuk wanita ada 4 orang begitupun untuk yang laki-laki sebanyak 4 orang. Operasi dilakukan serentak yang dimulai sejak pukul 08.00 WIT dan pasien akan dirawat inap selama 1 X 24 jam sambil mengobservasi keluhan-keluhan pasca operasi. “Dalam proses screening pasien benar-benar diperhatikan apakah memiliki riwayat alergi, terutama jika ada riwayat kelainan serta tetap menerapkan protokol kesehatan terutama screening Covid 19.
Sehari sebelum dioperasi, seluruh pasien telah mengikuti swab dan semua dinyatakan negatif. Rata-rata pasien yang dioperasi berasal dari kalangan tidak mampu, baik dari kawasan kota maupun tingkat distrik dan kampung-kampung,”jelasnya kepada wartawan di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut kemarin. Dalam melakukan pendataan pihaknya bekerja sama dengan pemerintah setempat termasuk jajaran TNI dan POLRI.
Lantamal XI benar-benar fokus mendata pasien mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk operasi tersebut sangat mahal. Oleh sebab itu karena TNI AL memiliki program khusus dalam melakukan operasi gratis sehingga betul-betul dimaksimalkan. Guna mendukung kelancaran operasi telah disiapkan satu tenaga dokter khusus spesial bedah plastik, satu dokter spesialis bedah mulut dan dua dokter anastesi. Sedangkan tim pendukung untuk perawat anastesi dan perawat bedah disiapkan 6 orang. Di dalam ruangan operasi pihaknya menyediakan dua meja operasi sekaligus sehingga dapat menangani dua pasien dalam waktu yang sama. **