JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua memperketat jalur non formal yang menjadi akses masuk ke wilayah Kota Jayapura di daerah Perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) guna mengantisipasi penyebaran varian baru COVID-19 .
Kepala Badan Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri (BPKLN) Provinsi Papua Suzana Wanggai mengatakan, tingginya kasus COVID-19 di PNG, maka jalur non formal akan diperketat.
“Kami akan duduk bersama untuk membahas terkait jalur non formal ini, harus diwaspadai dan dikoordinasikan dengan baik agar petugas di lapangan dapat lebih ketat pengawasannya,” katanya kepada pers di Jayapura, kemarin.
Ia mengakui, hingga kini memang belum ada pagar pembatas ataupun pos lintas batas pada jalur-jalur non formal tersebut.
Oleh sebab itu, ke depan pihaknya berencana akan membangun pagar dan pos lintas batas agar warga yang keluar masuk dapat lebih terpantau dengan baik.
Dijelaskan, selama ini masih banyak warga PNG yang memiliki lahan (kebun-red) di wilayah Papua, demikian juga sebaliknya sehingga masyarakat inilah yang biasanya menggunakan jalur non formal tersebut.
“Terkait surat pelintas batas atau administrasi kependudukan bagi yang hendak melintas atau masuk ke Papua maupun sebaliknya, sudah dimiliki oleh warga tersebut, namun karena ada pandemi jalur formal ditutup sehingga kebanyakan menggunakan jalur non formal,” katanya lagi.
Dia menambahkan ke depan pihaknya akan mencoba mengatasi tantangan tersebut dengan baik sehingga tidak ada warga yang dirugikan, khususnya di masa pandemi COVID-19 ini di mana semua perizinan untuk keluar dan masuk menjadi lebih ketat.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada beberapa bukti yang memperkuat dugaan bahwa varian Covid-19 baru yang pertama kali diidentifikasi di Brasil dan Afrika Selatan bisa lebih mematikan daripada jenis aslinya dari Wuhan China.
Untuk itu, Menkes Budi meminta Pemerintah Papua, untuk bersama-sana menjaga agar tidak masuk, sebab ciri-ciri varian baru penularannya lebih cepat.
“Jadi sampai saat ini kami masih waspada terhadap daerah-daerah yang kasusnya tinggi seperti, India, Afrika, Filipin dan Papua Nugini. Jadi teman-teman jangan sering-sering nyebrang ke perbatasan, karena virus ini ganas,” ungkap Menkes kepada pers disela-sela kunjungan sehari di Jayapura, Selasa, 14 Maret 2021.
Meskipun demikian ia akui, ada sedikit penurunan untuk virus varian baru yang asalnya dari Afrika Selatan dan Brasil, tapi tetap masih efektif.
“Syukurnya varian baru itu belum teridentivikasi di Indonesia. Yang baru masuk varian baru dari Inggris,” jelasnya.