Jayapura – Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura yang juga Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Jayapura, dr.Nyoman Sri Antari mengatakan, telah menyampaikan kepada Menteri Kesehatan terkait kebutuhan vaksin Covid-19 di Kota Jayapura.
“Sewaktu beliau berkunjung ke Kantor Kelurahan VIM beberapa waktu lalu, bahwa kami mau Kota Jayapura diprioritaskan untuk stok vaksin Covid-19 karena akan menerima 20 ribu-an tamu dari luar Papua pada pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX Oktober mendatang,” ucap dokter Nyoman, Sabtu (17/4/2021).
“Kami tidak ingin menularkan atau tertular Covid-19, jadi kami melindungi masyarakat Kota Jayapura melalui vaksinasi, oleh karenanya kami butuh 230.413 orang divaksin atau sekitar 470 ribu dosis. Sementara, vaksin yang digunakan baru sekitar 42 ribu dosis, jadi sekitar 32.000 an penduduk Kota Jayapura sudah divaksin Covid-19,” lanjut dia.
Menurutnya, Menteri Kesehatan telah berjanji akan menambah stok vaksin dari daerah lain yang masih memiliki stok yang memadai.
Sementara itu, per 13 April 2021, sebanyak 32 ribu orang telah disuntik vaksin Covid-19. Dari 32 ribu orang yang telah disuntik vaksin, 1.250 diantaranya lanjut usia (lansia) dari target 30.000 lansia. Pihaknya belum dapat memastikan vaksinasi bagi lansia kapan berakhir lantaran beberapa kendala seperti masih ada yang takut disuntik, lalu penyakit penyerta yang kebanyakan diderita lansia.
“Jadi vaksinasi berjalan bersama baik untuk lansia, pelayan publik, dan masyarakat. Akan kita gerakkan karena semakin cepat, semakin baik, sebab Kota Jayapura sebagai salah tempat penyelenggaraan PON XX,” ujar dokter Nyoman.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr Aaron Rumainum mengatakan, telah meminta penambahan stok vaksin Covid-19 merek Sinovac ke pemerintah pusat untuk Papua.
“Kami minta 50 ribu dosis, kalau tidak bisa ya 20 ribu dosis saja, tapi kita dikirimkan pertama 3.000, kemudian 7.000, dan 5.000 dosis. Jumlah ini tidak cukup untuk Papua, terutama di daerah klister PON, karena kota besar seperti Kota Jayapura idealnya 2.000 dosis, sementara kita baru kasih 1.000 dosis yang harus dihabiskan dalam waktu 15 hari,” kata dokter Aaron.
Dia mengungkapkan bahwa Papua termasuk daerah yang menerima dosis vaksin terbanyak, namun stok vaksin merek Sinovac terbatas.
‘Kenapa Sinovac ?, karena vaksin ini kita kenal sudah lama yang terbuat dari virus yang sudah dimatikan. Waktu kita kecil kita disuntik anti tetanus, sementara vaksin yang baru berasal dari bagian virus seperti RNA (asam ribonukleat/ribonukleat acid), ilmunya baru muncul ketika ada wabah pandemic Covid-19,” jelas dokter Aaron. (Zul)