MERAUKE,ARAFURA,-Program pelatihan home industri gagasan seorang polisi di tanah Anim Ha, AKBP Ir.Untung Sangaji, M.Hum yang merambah hingga ke berbagai kalangan masyarakat khususnya warga asli Papua, ternyata juga merangkul beberapa anak muda yang notabene masih berstatus mahasiswa bahkan ada yang masih duduk di bangku SMP. Hal ini menunjukkan bahwa keseriusan mereka untuk dapat meraih hidup yang lebih baik benar-benar ditunjukkan, terlebih sosok polisi yang juga menjabat sebagai Kapolres Merauke itu dikenal sangat disiplin selama memberikan pelatihan.
Sikapnya yang penyayang akhirnya secara perlahan mampu membangkitkan semangat ketiga anak muda dari Suku Aywu tersebut untuk bangkit dan mampu menghasilkan karya yang berkualitas. Secara bertahap mereka mampu menghasilkan produk kancing baju dari batok atau tempurung kelapa bahkan sudah siap dipasarkan. Larisnya produk tersebut di pasaran dalam dan luar negeri membuat ketiganya semakin termotivasi untuk berkarya di bawah asuhan dan bimbingan sang Kapolres yang memang dikenal sangat memperhatikan masyarakat lokal.
Menurut Kapolres, kedua mahasiswa yang saat ini tengah kuliah di Unmus tersebut sudah memasuki semester akhir dan sedang menyusun skripsi. Mereka merupakan peserta pelatihan gelombang atau kelompok pertama yang masih aktif hingga saat ini. Bahkan satu mahasiswi dalam kondisi hamil namun tetap bersemangat untuk mengikuti pelatihan. Tidak hanya membuat kancing baju namun mahasiswi ini juga mempunyai keahlian dalam membuat minyak goreng. “Untuk mahasiswa yang kita latih atas nama Otoy sedangkan pelajar SMP yang ikut pelatihan atas nama Sarah.
Mereka berdua trampil dalam membuat kancing baju dan hasilnya sangat bagus untuk ukuran pemula seperti mereka. Salah satu hasil karya mereka adalah kancing yang terdapat pada baju seragam wartawan dengan hasil yang sudah sangat bagus,”jelas Untung Sangaji kepada ARAFURA News kemarin. Lebih lanjut ia menyampaikan, dirinya sangat terbuka jika masih ada asli Papua yang memiliki keterbatasan dalam hidup namun ingin maju dengan home industri yang ia bina.
Yang penting mereka harus komit untuk selalu tekun, rajin dan bisa membagi waktu dengan jadwal kuliah sehingga semuanya dapat berjalan seimbang. “Mereka harus tekun dan sayang dengan kuliahnya. Mereka juga harus memahami apa yang menjadi tupoksi dan menghargai keahlian yang dihasilkan dari tangan mereka sehingga pelatihan tidak dilakukan secara sembarang namun serius,”tukas Untung Sangaji.
Rata-rata warga yang dilatih belum memiliki rumah sendiri termasuk dengan ketiga anak muda ini sehingga uang hasil karya mereka akan ditabung untuk membeli material sebagai persiapan pembangunan rumah yang berlokasi di salah satu distrik di Kabupaten Merauke. Lokasi tersebut nantinya akan menjadi kawasan pemukiman yang didiami oleh anggota Polsek, anggota Polres, wartawan dan perajin home industri yang selama ini dilatih di Polres Merauke.
Selain Suku Awyu, ada pula warga asal Suku Marind dan Asmat yang dilatih sedangkan untuk warga asal Muyu masih menunggu giliran karena pihaknya harus mengatur waktu pelatihan dengan baik di masa pandemi Covid 19 seperti sekarang. Untung Sangaji menambahkan, permintaan kancing baju batok kelapa semakin tinggi dimana saat ini ada empat group yang menginginkan baju dengan kancing batok kelapa produksinya. Tidak tanggung-tanggung, jumlah permintaan mencapai angka 2.000 meliputi Pulau Jawa, Fak-Fak, Jakarta, Sumatera dan Sulawesi. Adapun desain baju yang dibuat dengan logo khusus berupa bordiran tengkorak di bagian belakang memiliki filosofi tersendiri yakni ‘berbuat baiklah sebelum mati’ dan tentang keberanian seseorang dalam hidup sebelum mati.
