MERAUKE,ARAFURA,- Kapolres Merauke, AKBP Ir.Untung Sangaji, M.Hum menegaskan bahwa pihaknya saat ini tengah konsen menangani kasus dugaan makar yang dilakukan oleh 13 orang beberapa waktu lalu dan sementara ini fokus melengkapi berkas menyangkut kasus tersebut. Yang jelas tindakan yang bersifat makar dan sudah bertahun-tahun berlangsung, sekarang ditindak dengan tegas. Sebagai Kapolres pihaknya memandang perlu untuk mengambil tindakan tegas karena sudah banyak warga yang mengeluhkan aktifitas sekelompok orang tersebut, termasuk keluhan yang diutarakan oleh pejabat daerah dan beberapa pengusaha yang harus mundur untuk berinvestasi di Merauke karena merasa terganggu dengan tingkah polah mereka.
“Sebab prilaku mereka tidak hanya mengganggu masyarakat tetapi juga mengganggu pemerintah dan masyarakat asli di sini. Kondisi ini dikuatirkan akan mengganggu atau mempengaruhi wilayah Papua yang lain. Setelah saya melihat kondisi tersebut maka agenda saya yang pertama adalah langsung melakukan penertiban serta mengambil tindakan hukum,”jelas Kapolres kepada wartawan di ruang kerjanya kemarin. Lebih lanjut ia menjelaskan, saat melakukan penertiban beberapa waktu lalu telah ditemukan sejumlah bukti seperti buku kuning, struktur organisasi, ajakan untuk merdeka bahkan sudah ada presiden, bendera dan lain sebagainya. “Kalau saya tidak lakukan tindakan tegas maka untuk apa saya datang ke sini. Mereka sudah kita beri peluang untuk berubah namun kembali berulah dan akhirnya kita tangkap dan tidak akan dilepas lagi. Nanti Kajari yang akan menentukan kapan mereka akan disidang agar ada efek jera,”jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa secara psikologi apa yang kelompok tersebut lakukan sangat mengganggu bangsa ini. Buktinya dengan propaganda kecil saja dampaknya terlihat di beberapa tempat sehingga harus diawasi dengan ketat. Upaya yang ia tempuh juga sudah dilaporkan kepada Kapolda dan mendapat respon positif bahkan dukungan untuk melanjutkan penanganan. Hal seperti ini pernah ia lakukan di Aceh saat menjabat sebagai Kapolres dan berhasil karena setiap ulang tahun GAM tidak ada yang berani mengibarkan bendera lagi.