Jayapura – Pemerintah Provinsi Papua melalui Panitia Besar Pekan Paralimpiade Nasional (PB Peparnas) XVI, akan segera melaunching logo/maskot dan jingle Peparnas 2021.
Sekretaris Umum PB Peparnas XVI Papua, Rivo Manangsang menjelaskan, launching logo/maskot dan jingle Peparnas 2021 akan berlansgung pada hari Jumat, 27 November di halaman Kantor Gubernur Dok II Jayapura.
“Launching logo/maskot dan jingle Peparnas bertempat di halaman kantor Gubernur Dok II Jayapura,” kata Rivo kepada pers di Jayapura, Selasa, 24 November 2020.
Rivo menjelaskan, ijin keramaian kegiatan sedang dikoordinasikan dengan Polda Papua, dan panitia akan tetap menerapkan protokol kesehatan kepada semua peserta yang hadir.
“Izin kegiatan sedang dikoordinasikan dengan Polda Papua, harapannya kegiatan ini dapat berlangsung, sehingga semua provinsi tahu jika Papua sudah siap menyelenggarakan event olahraga disabilitas itu,” jelasnya.
Rivo menjelaskan, pada pelaksanaan launching, panitia akan mengumumkan pemenang jingle Peparnas 2021.
“PB Peparnas akan umumkan pemenang jingle Peparnas 2021, kalau logo/mascot, kita pakai pihak ketiga atau swakelola,” jelasnya.
Kolaborasi Honai dan Tifa menjadi logo Pepaparnas XVI Papua 2021. Sementara untuk maskot, menggunakan bentuk burung Kasuari. Untuk tagline sehati mencapai tujuan ciptakan prestasi.
“Untuk warna tifa, coklat putih melambangkan jati diri pemerintah, merah putih melambangkan perjuangan masyarakat yang berani dan suci serta hitam putih melambangkan ketegasan adat dan budaya,” kata Rivo.
Rivo menjelaskan, makna logo Honai melambangkan tempat berlindung keluarga, tempat berkumpul masyarakat untuk merencanakan segala kegiatan serta tempat menyelesaikan masalah masyarakat.
Untuk warna yang melekat pada logo honai Rivo mencertiatakan, warna biru sebagai kuatan mental spiritual, hijah kesuburan tanah Papua serta kuning emas kemakmuran dan kekayaan.
Sementara untuk tiga buah tifa yang melekat di logo, kata Rivo 3 tifa tersebut melambangkan 3 (tiga) tungku kekuatan, yakni pemerintah, masyarakat dan adat.
“Untuk warna tifa, coklat putih melambangkan jati diri pemerintah, merah putih melambangkan perjuangan masyarakat yang berani dan suci serta hitam putih melambangkan ketegasan adat dan budaya,” paparnya.
Sementara untuk Maskot Peparnas XVI dengan sepasang burung Kasuari (Hara dan Wara) penetapan burung Kasuari (Casuarius) sebagai maskot didasari pada keunikan satwa pegunungan di pulau Papua, termasuk yang terdapat di hutan tropis dan salah satu dari dua jenis burung di dalam suku Casuariidae.
Kasuari sebagai maskot yang mengenakan noken tradisional chiri khas budaya orang Papua memiliki nilai ekonomi dan social kemasyarakatan. Tali noken yang menjuntai dileher kasuari dengan lambang International Paralympic Committee (IPC), terlihat menarik dan menawan, sebab Kasuari jantan menggunakan baju warna hitam, abu-abu kecokelatan.
Hal utama Kasuari dipilih dan ditetapkan sebagai maskot, didasarkan pada kepedulian terhadap satwa langka tersebut. Kasuari yang saat ini kurang diperhatikan dan terancam punah, akibat terjadi penurunan populasi sebab perburuan secara masif.
Sementara untuk tagline “Sehati Mencapai Tujuan Ciptakan Prestasi” kata Rivo, diambil dari filosofi Honai yang merupakan rumah adat Papua yang berbentuk melingkar atau bulat mempunyai pengertian menjaga kesatuan dan persatuan yang merupakan kekuatan paling tinggi sesama suku serta mempertahankan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur untuk keberlangsungan hidup.
“Menciptakan karakter manusia yang sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Serta simbol dari kepribadian dan merupakan martabat dan harga diri dari orang atau suku pribumi yang harus dijaga oleh keturunan atau anak cucu mereka di kemudian hari,” ujarnya.
“Kalau urusan logo, maskot dan tagline, SK gubernur sudah dikeluarkan dan sudah ditetapkan dan kami sudah sah menggunakan logo maskot dan tagline untuk pelaksaan Peparnas,” sambungnya.
Rivo juga menambahkan, bahwa bila ada yang ingin menggunakan logo, maskot sebisanya melakukan koordinasi dengan pihak PB Peparnas Papua.