Jayapura – Penembakan kembali terjadi terhadap seorang Katekis (Pewarta) Katolik Stase Jalae, Paroki Sugapa, Keuskupan Timika-Papua atas nama Rupinus Tigau, yang ditembak mati oleh oknum TNI, pada Senin 26 Oktober 2020 di Kampung Jalae, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya
Selain itu, seorang pemuda kampung Jalae juga dikabarkan tertembak dan telah dievakuasi ke RSUD Sugapa. Dimana keduanya ditembak oleh anggota TNI saat melakukan penyisiran pada pagi hari di kampung Jalae.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi I DPR Papua yang membidangi Pemerintahan, Politik, Hukum dan HAM, Laurenzus Kadepa mendesak pemerintah pusat agar pendekatan keamanan untuk Papua harus dihentikan, sebab semu ini demi kemanusiaan.
“Kami sangat khawatir tentang target baru terhadap hamba-hamba Tuhan dan para medis. Kami minta lembaga kemanusiaan nasional dan internasional harus terus memantau situasi dan terus mendesak kepada negara (pemerintah pusat) agar pendekatan keamanan untuk Papua dihentikan,”tegas Laurenzus Kadepa dalam pesa. Singkatnya kepada Pasific Pos, Senin (26/10), malam.
Bahkan tandas Kadepa, pihaknya juga minta Keuskupan Timika harus sampaikan sikap. Dan harus diangkat oleh semua Uskup di Tanah Papua.
“Saya secara pribadi agama Katolik berasal dari Paroki yang jauh dari kota, dan saya tahu betul dan pahami betul, tugas dan tanggungjawab para Katekis atau pewarta dalam mempertahankan gereja bersama umat dalam suka duka,”ujar Kadepa.
Menurut Politisi Partai NasDem ini, Katekis (Pewarta) adalah orang yang jatuh bangun dengan persoalan iman umat. Khususnya di Tanah Papua. Jika Pastor tidak ada di tempat, mereka yang harus tetap di tempat.
“Tapi ketika Katekis ditembak dan dibunuh, kenapa para Pastor diam seribu bahasa. Jangan diam untuk bicara tentang hal ini. Katekis itu, tenaga gereja dan rekan serta teman kerja dalam membangun Kerajaan Allah seperti yang kalian sampaikan dalam perayaan ekaristi dan khotba setiap hari Minggu,” cetusnya.
Apalagi ungkap legsilator Papua itu, di Intan Jaya sudah dua orang yang tertembak. Untuk itu Pastor Keuskupan Mimika jangan bungkam. Ini nilai kemanusiaan, keadilan dan kedamaian yang terus Pastor katakan saat di Gereja itu.
“Saya minta Keuskupan Timika harus sampaikan sikap dan diangkat oleh semua Uskup di Tanah Papua. Dan ini harus menjadi masalah Konfrensi Wali Gereja Indonesia (KWI),” pintanya.