MERAUKE,ARAFURA,-Bupati Merauke, Frederikus Gebze mengemukakan bahwa sejak dahulu makanan lokal sudah digunakan, hanya saja ketika sudah memasuki zaman dan situasi yang berbeda sehingga dilakukanlah berbagai inovasi dimana 4 sehat 5 sempurna saat ini diganti dengan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) . Namun bupati mengemukakan bahwa selain B2SA seharusnya harus ditambahkan dengan satu item lagi, yakni halal atau higienis sehingga menjadi B2SAH dan dapat dikonsumsi oleh semua orang. Ini yang perlu dipikirkan untuk selanjutnya mendapatkan pengakuan dari MUI karena akan banyak orang yang akan menikmati aneka pangan lokal nantinya.
“Dengan demikian ketika label halal sudah diperoleh maka orang dari manapun akan lebih leluasa untuk mengkonsumsinya,”ujarnya pada lomba cipta menu pangan lokal B2SA dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia ke-40 di halaman kantor Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke kemarin. Bupati mengungkapkan, pangan lokal jika diornamentasikan memang sangat bagus sehingga dibutuhkan tangan-tangan yang memiliki jiwa seni tinggi agar dapat membuat tampilannya dapat lebih menarik lagi. Dari sejumlah menu yang ditampilkan diakui sudah memiliki kreatifitas dan seni yang cukup baik. Apalagi jika olahan pangan tersebut berasal dari bahan dasar sagu maka hal itu akan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Contoh lain adalah menu papeda yang biasanya dinikmati dalam kondisi panas sehingga harus dipikirkan caranya agar saat diantarkan kepada orang lain tetap sampai dalam kondisi yang masih hangat atau panas.
Lebih lanjut bupati mengungkapkan, Hari Pangan Sedunia merupakan bentuk kepedulian dari FAO yang berada di bawah naungan PBB. Berawal pada zaman perang dunia kedua dimana dunia mengalami krisis akibat peran yang berkepanjangan dan akhirnya berdampak pada krisis pangan di dunia. Indonesia memiliki karateristik dan wilayah yang cukup luas, baik lautan,daratan, pegunungan serta memiliki keanekaragaman hayati yang tidak dimiliki belahan dunia lain. Papua bahkan memiliki hingga lima dimensi karena memiliki semuanya, mulai dari danau, pantai, gunung, laut dan daratan. Inilah yang menyebabkan Papua sering disebut sebagai surga dunia sehingga banyak orang yang ingin melihat.
Sementara itu Tersisius A.K. Rimbayana selaku ketua panitia menyampaikan bahwa tujuan lomba yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan yang B2SA untuk meningkatkan kualitas hidup, mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat pada umumnya dan ibu rumah tangga khususnya dalam memilih, menentukan, menyusun, menu B2SA berbasis sumber daya lokal (khususnya sagu), terciptanya menu varian baru yang berbahan dasar pangan lokal Merauke (dari tepung aagu Dwitrap), terciptanya menu varian yang diharapkan dapat menjadi pangan untuk menyukseskan kegiatan kedaerahan termasuk PON 2021. Para peserta terdiri dari masyarakat umum, organisasi wanita, kelompok wanita tani dan pelaku usaha kuliner.